19 Februari 2021
17:55 WIB
JAKARTA – Ilmuwan selama bertahun-tahun telah menemukan cara mencegah asteroid jatuh ke Bumi. Dengan menembak misil balistik ke arah asteroid, benda langit itu akan hancur sebelum mendarat di Bumi. Benda antariksa yang jatuh ke Bumi biasanya, berupa meteor, komet, atau asteroid.
Sayangnya, Indonesia belum memiliki teknologi misil balistik semacam itu. Peneliti Pusat Sains Antariksa dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pussainsa LAPAN), Rhorom mengatakan Indonesia hingga kini masih bergantung pada dunia internasional.
"Kita bisa bantu dukungan moral dan material. Teknologi kita belum punya proteksi untuk bencana semacam ini," kata Rhorom dikutip dari laman LAPAN.
Pemantauan benda langit bahkan masih dilakukan secara internasional. Segala informasi dan perkembangan kemungkinan munculnya potensi bahaya masih bergantung pada negara lain. Jika terjadi bahaya, pemerintah akan meminta tolong dan mendesak negara-negara lain yang sudah memiliki roket misil balistik untuk meluncurkan misil balistik ke asteroid.
Meski begitu, semua benda antariksa yang jatuh ke Bumi tidak selalu mengancam kehidupan. Namun, tidak menutup kemungkinan benda langit yang jatuh menimbulkan bahaya di skala regional, nasional, maupun global.
Rhorom melanjutkan, benda antariksa alami seperti meteor yang jatuh dengan ukuran satu meter tidak memiliki ancaman apapun bagi Bumi. Berbeda dengan benda langit yang berukuran lebih dari 10 meter, baru mampu mengancam bumi.
Sebagian orang bahkan percaya kepunahan dinosaurus disebabkan jatuhnya asteroid berdiameter sangat besar ke Bumi. Akibatnya, ekosistem mengalami kerusakan luar biasa.
Namun, kata Rhorom, masyarakat tidak perlu khawatir karena kejadian jatuhnya asteroid besar sangat jarang terjadi. Siklusnya bisa jadi hanya sekali dalam sekian ratus abad. Semoga Indonesia bisa lekas memberi kontribusi dalam observasi pemantauan luang angkasa secara internasional. (Dwi Herlambang)