c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

02 Desember 2022

13:12 WIB

Zero-Covid China Akan Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan zero-covid di China akan mengganggu kinerja ekspor Indonesia.

Editor: Fin Harini

Zero-Covid China Akan Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia
Zero-Covid China Akan Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Pelindo II, Tanjung Priok, Jakarta, S elasa (15/11/2022). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kebijakan zero-covid di China akan berpengaruh pada kinerja ekspor Indonesia. Sebab, China merupakan salah satu negara tujuan ekspor Tanah Air.

Dia menuturkan, China saat ini menerapkan penguncian wilayah (lockdown) yang ketat. Bahkan, lockdown dilakukan sampai di pelabuhan yang menyebabkan disrupsi supply chain.

“Negara tujuan ekspor kita, salah satu yang utama adalah China dan ini akan terganggu juga,” kata Airlangga dalam Kompas100 CEO Forum Tahun 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12).

Airlangga menjelaskan, di samping sebagai salah satu negara tujuan ekspor, China merupakan negara yang penting karena memiliki penduduk yang besar. 

Jika sebanyak 5% penduduk China terkena covid-19, akan ada 70 juta penduduk yang terdampak. Hal inilah yang tidak diinginkan pemerintah China.

Meski begitu, dia mengatakan zero-policy yang dilakukan China telah menimbulkan penolakan bahkan kerusuhan dari masyarakat. 

“Tapi tentu zero covid policy itu akan menimbulkan kesulitan bagi masyarakat kita sudah tahu unrest sudah mulai muncul di sana,” ujarnya. 

Dia menguraikan, ekspor Indonesia untuk komoditas besi dan baja sudah mencapai di atas US$20 miliar, bahkan mendekati US$24 miliar dengan porsi ekspor ke China sebesar 40%.

Terkait energi pun, ekspor andalan Indonesia seperti batubara, nikel, dan CPO masih didominasi ke China. 

Ke depan, kata Airlangga, harga batu bara akan tetap tinggi karena China akan melakukan double kapasitas untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Hal ini juga akan terjadi di beberapa negara di kawasan Eropa.

“Batu bara harganya akan bagus karena China akan double kapasitas PLTU mereka, kemudian beberapa negara termasuk negara Eropa menghidupkan kembali batu bara merekan sehingga dalam jangka pendek satu tahun batu bara harga akan stay,” ujar Airlangga.

Lebih lanjut, dia menambahkan, harga CPO juga akan tetap tinggi. “Walaupun CPO sekarang harganya sudah di-press, harga sudah sekitar Rp800-Rp850-an di mana puncaknya mencapai Rp1.000 sampai Rp1.500 per kg,” katanya.

Sekadar informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 30 bulan berturut-turut selama 30 bulan sejak Mei 2020. Surplus perdagangan Indonesia pada Oktober 2020 mencapai US$5,67 miliar.

Berdasarkan mitra dagang, Indonesia berhasil surplus neraca perdagangan dengan China pada Oktober 2022.

Indonesia juga mengalami surplus neraca perdagangan dengan China sebesar US$1,04 miliar dengan komoditas penyumbang surplus yaitu bahan bakar mineral (HS 27) US$1,59 miliar, dan besi dan baja (HS 72) US$1,45 miliar, serta lemak dan minyak hewan nabati (HS 15) US$913,6 juta.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar