c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

20 September 2023

08:39 WIB

Xendit Ungkap Pentingnya Digital Trust Pada Ekonomi Digital

Penting mengedepankan digital trust atau kepercayaan pada digital di industri terkait.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Xendit Ungkap Pentingnya Digital Trust Pada Ekonomi Digital
Xendit Ungkap Pentingnya Digital Trust Pada Ekonomi Digital
Pendiri Xendit (dari kiri) Juan Gonzales, Moses Lo, Tessa Wijaya, dan Bo Chen. Dok. Xendit

JAKARTA - Xendit Group, startup teknologi keuangan melihat tingginya tren ancaman kejahatan siber terutama di sektor keuangan. Untuk itu pihaknya menyampaikan pentingnya mengedepankan digital trust atau kepercayaan pada digital di industri terkait.

Transformasi digital juga sering disebut membawa berbagai peluang bagi pelaku usaha untuk mengembangkan bisnis. Namun perlu diketahui, ada juga risiko cyber crime yang mungkin memberikan dampak negatif bagi perusahaan.

Direktur Government Relations Xendit Rifai Taberi mengatakan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan digital menjadi salah satu kunci dalam mendorong tumbuhnya ekonomi digital terutama pada industri seperti P2P Lending.

"Kita melihat digital trust ini sebagai ekosistem. Jadi ini measuring indeksnya dilihat dari pengguna. Tapi digital trust ini tidak bisa akan tumbuh apabila ekosistemnya tidak berjalan dan terutama untuk perusahaan seperti kami yang memang berfokus pada P2P," katanya, Selasa (19/9).

Berdasarkan survei dari AFTECH, lebih dari 85% perusahaan fintech percaya bahwa kepatuhan terhadap standar dan regulasi internasional itu penting.

Untuk itu Verifikasi identitas seperti know your customer (KYC) serta consumer due diligence (CDD) menjadi fungsi yang krusial dalam operasional bisnis maupun onboarding nasabah di era digital khususnya pada layanan keuangan.

Dia menuturkan, dalam sebuah ekosistem yang berbasis teknologi, tentu dibutuhkan digital trust baik dari sisi merchant yaitu platform atau dari sisi pengguna.

"Mereka juga memerlukan digital trust karena apabila terjadi sesuatu terhadap sistem mereka baik itu kebocoran data maupun penyalahgunaan itu juga mereka harus memastikan bahwa layanannya tetap aman," sebutnya.

Di samping itu ia juga menegaskan pentingnya literasi terhadap pengguna. Ini lantaran banyak kejadian dimana kebocoran data pribadi terjadi karena keteledoran pengguna yang tanpa sadar memberikan akses terhadap data pribadi.

"Literasi itu yang paling penting. Jadi kami coba tutup dari pintu utamanya yaitu end user-nya. Jangan sampai end user secara tidak sadar yang membuka itu kepada orang lain," tegasnya.

Sebagai informasi, Xendit telah memproses lebih dari 200 juta transaksi pembayaran digital di Indonesia sepanjang 2022 lalu. Nilai total volume transaksi itu mencapai lebih dari $20 miliar atau sekitar Rp300 triliun, naik 30% dibandingkan tahun lalu.

Saat ini, jumlah merchant aktif yang dilayani Xendit Group mencapai 3.500 pelaku usaha. Mereka terdiri dari 70% merchant UKM dan 30% perusahaan.

Selain itu, Xendit tengah menargetkan pengembangan usaha ke Thailand dan Vietnam yang akan berlangsung pada akhir tahun ini. 

Sebelumnya, startup fintech ini telah berekspansi di Malaysia pada awal tahun 2023 dan beroperasi resmi di Indonesia dan Filiphina.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar