c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

24 Maret 2025

15:58 WIB

Waspada! Jelang Hari Raya Ada Banyak Penipuan, Berikut Tips Menghindarinya

Salah satu tips yang diberikan AdaKami adalah mewaspada berbagai modus penipuan dan tidak membagikan data pribadi kepada orang tidak dikenal.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Waspada! Jelang Hari Raya Ada Banyak Penipuan, Berikut Tips Menghindarinya</p>
<p id="isPasted">Waspada! Jelang Hari Raya Ada Banyak Penipuan, Berikut Tips Menghindarinya</p>

Ilustrasi foto phishing. Sumber: Shutterstock/Marcos Mesa

JAKARTA - Berbagai kegiatan saat Ramadan diprediksi akan menjadi momentum pendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Namun, perlu diwaspadai adanya oknum tidak bertanggung jawab yang melakukan upaya penipuan demi mencari keuntungan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan akan ada kenaikan upaya penipuan online saat Ramadan, terutama menjelang Idulfitri.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan terdapat 1.512 pengaduan terkait social engineering pada pekan ketiga dan keempat Februari 2025. Hal ini terungkap dari data layanan pengaduan konsumen.

Angka ini meningkat sekitar 46% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu 1.033 pengaduan.

Baca Juga: Manfaatkan Teknologi, Kredit Macet AdaKami Terjaga Di 0,21%

Mengantisipasi hal tersebut, PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), platform fintech lending mengajak masyarakat terus memperkuat pengamanan data pribadi agar tidak menjadi korban kejahatan digital.

Modus penipuan digital terus berkembang. Tidak hanya manipulasi psikologis yang menjadi modus social engineering atau phishing, kini bahkan muncul modus baru seperti SMS penipuan dengan metode fake Base Transceiver Station (BTS) memungkinkan para pelaku mengirim SMS penipuan secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi oleh sistem operator.

“Kami mengimbau masyarakat agar waspada terhadap modus-modus tersebut dengan tidak membagikan data pribadi kepada orang tidak dikenal dan selalu memverifikasi keaslian informasi langsung melalui saluran resmi,” ujar Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss dalam pernyataan tertulis, Senin (24/3).

Jonathan menambahkan berdasarkan data internal AdaKami, pihaknya menemukan sejumlah akun palsu di berbagai platform media sosial yang mencatut nama AdaKami.

Akun palsu ini diduga digunakan untuk melancarkan aksi penipuan. Beberapa kasus bahkan melibatkan klaim palsu bahwa AdaKami telah mengirim dana ganda.

“Situasi ini menunjukkan bahwa pelaku kejahatan digital terus mencoba mencari celah untuk memanfaatkan situasi. Untuk itu, selain mengaplikasikan teknologi terkini, AdaKami juga secara rutin terus melakukan edukasi agar masyarakat semakin waspada terhadap berbagai modus penipuan online,” imbuh Jonathan.

Lantas, apa yang masyarakat bisa lakukan untuk menghindari penipuan digital? Berikut Beberapa langkah yang dapat diikuti:

Hindari Membuka Tautan Mencurigakan
Phishing merupakan salah satu modus paling umum yang sering ditemui. Tautan website untuk phishing akan terlihat mirip dengan website resmi dan menggunakan nama domain yang mirip.

Karena itu, AdaKami menyarankan pengguna selalu menghindari membuka tautan yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal baik melalui pesan singkat, email, atau media sosial, yang mengatasnamakan lembaga keuangan.

Lakukan Verifikasi Informasi
Banyak pelaku yang sering berpura-pura menjadi Customer Service lembaga keuangan. Patut diperhatikan bahwa lembaga keuangan memiliki Customer Service resmi. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk melakukan verifikasi terlebih dahulu. Pengguna AdaKami bisa menghubungi hotline 1500077.

Baca Juga: AdaKami Ramal Nasib Industri Fintech di Tengah Geopolitik Dunia

Gunakan Platform Resmi yang Telah Mendapatkan Izin OJK
Dengan menggunakan platform fintech lending yang telah mendapatkan izin OJK, masyarakat akan terlindungi dari segala bentuk tindakan tidak sesuai peraturan yang ditetapkan termasuk penyalahgunaan data pribadi dan modus penipuan lainnya.

Waspada Penyalahgunaan Data Pribadi
Hal yang sering luput dari perhatian masyarakat terkait penyalahgunaan data pribadi adalah informasi yang dicantumkan saat melakukan transaksi belanja daring atau pesan antar.

Nama, nomor telepon, dan alamat pengantaran yang tercantum pada kemasan paket dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab jika informasi pada kemasan tidak dihapus atau dirobek sebelum kemasan tersebut dibuang.

Oleh karena itu, ada baiknya bersikap hati-hati dengan selalu menghapus atau menyobek bagian label pengiriman dengan data pribadi sebelum membuang kemasan atau mengunggah review terkait produk yang diterima.

“Kami terus meningkatkan perlindungan dan edukasi terhadap ancaman digital. Harapan kami, menjelang Idulfitri ini, masyarakat dapat lebih terlindungi  dari modus penipuan digital dan merayakan momen penuh kebersamaan dengan tenang,” tutup Jonathan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar