c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

19 Juli 2025

08:00 WIB

Vale Bidik Pendanaan US$1,2 Miliar Untuk 3 Proyek Tambang

Selain proyek tambang, pendanaan tersebut juga akan digunakan Vale untuk mendukung pembangunan fasilitas pengolahan nikel berteknologi high pressure acid leaching (HPAL).

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Vale Bidik Pendanaan US$1,2 Miliar Untuk 3 Proyek Tambang</p>
<p id="isPasted">Vale Bidik Pendanaan US$1,2 Miliar Untuk 3 Proyek Tambang</p>

Foto udara smelter milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023). Antara Foto/Jojon

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk membidik pendanaan eksternal antara US$1-1,2 miliar secara bertahap hingga 2027, untuk membiayai pengembangan tiga proyek tambang nikel di Bahodopi, Pomalaa, dan Sorowako.

Selain proyek tambang, pendanaan tersebut juga akan digunakan emiten dengan kode saham INCO ini untuk mendukung pembangunan fasilitas pengolahan nikel berteknologi high pressure acid leaching (HPAL) yang dijalankan bersama sejumlah mitra strategis.

“Betul bahwa kami memang memerlukan dana kurang lebih US$1-1,2 miliar dan itu akan terbagi menjadi beberapa fase. Jadi saat ini kita masih lakukan perhitungan, analisa internal, struktur apa yang terbaik untuk perusahaan ke depannya,” kata Head of Corporate Finance and Investor Relation Vale Indonesia Andaru Brahmono Adi saat dijumpai media di Jakarta, Jumat (18/7), dilansir dari Antara.

Baca Juga: Bos Vale Pastikan Dua Proyek Hilirisasi Di Sulawesi Rampung 2026

Total pendanaan yang dibutuhkan tersebut terbagi dalam tahap awal sekitar US$500 juta, yang rencananya diperoleh melalui pinjaman bank pada 2026.

Kemudian sisanya antara US$500-700 juta berpotensi dihimpun melalui penerbitan obligasi pada 2027.

Proyek tambang nikel di Bahodopi, Pomalaa, dan Sorowako yang sepenuhnya dimiliki Vale itu masih dalam proses pembangunan.

Tambang Bahodopi ditargetkan mulai produksi pada 2025. Proyek Pomalaa dijadwalkan beroperasi pada kuartal II/2026, dan proyek Sorowako menyusul setelahnya.

Untuk pengembangan smelter HPAL, Vale bekerja sama dengan sejumlah mitra global. Proyek HPAL di Pomalaa dikembangkan bersama Zhejiang Huayou Cobalt Co., Ltd (Huayou) dan Ford Motor Co (Ford), dan dijadwalkan rampung pada kuartal IV/2026.

Kemudian dalam proyek HPAL di Bahodopi, Vale bermitra dengan GEM Co., Ltd dan masih membuka peluang kerja sama tambahan.

Baca Juga: MIND ID Andalkan Tiga Proyek Vale Untuk Hilirisasi Nikel

Dikutip dari laman Vale, Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan menggunakan teknologi HPAL Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun. Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik (EV).

Sementara proyek HPAL Sorowako juga telah menjalin kemitraan awal dengan Huayou, namun Vale tetap menjajaki potensi mitra baru. Proyek ini akan menghasilkan 60K ton per tahun nikel dalam bentuk MHP untuk diolah lebih lanjut menjadi baterai kendaraan listrik.

“Sejauh ini memang kita sudah ada penjajakan, sudah berbicara dengan beberapa potensial. Tapi, kita belum sampai ke level untuk penandatanganan,” kata Andaru.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar