c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

16 Oktober 2025

20:29 WIB

Utang KCIC Tuntas Tanpa APBN, Luhut: Presiden Terbitkan Keppres

Luhut menyampaikan Presiden bakal menerbitkan Keppres terkait penyelesaian utang proyek KCIC atau Whoosh. Penyelesaian utang menggunakan skema restrukturisasi, tidak membutuhkan APBN.

<p>Utang KCIC Tuntas Tanpa APBN, Luhut: Presiden Terbitkan Keppres</p>
<p>Utang KCIC Tuntas Tanpa APBN, Luhut: Presiden Terbitkan Keppres</p>
Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menjawab pertanyaan wartawan saat wawancara cegat usai agenda '1 tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth' di Jakarta, Kamis (16/10/2025). Antara/Imamatul Silfia

JAKARTA - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, Presiden Prabowo Subianto bakal menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) terkait penyelesaian utang proyek PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh.

“Kita tinggal tunggu Keppres saja,” kata Luhut usai kegiatan '1 tahun Prabowo-Gibran: Optimism 8% Economic Growth' di Jakarta, Kamis (16/10), melansir Antara.

Baca Juga: Menkeu: Danantara Sanggup Bayar Bunga Utang Whoosh Rp2 T per Tahun

Menurutnya, Prabowo juga bakal membentuk tim yang membahas strategi pembayaran utang KCIC. Ketua DEN juga berkoordinasi dengan Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Rosan Roeslani dan sepakat bahwa penyelesaian utang proyek KCIC perlu ditangani bersama.

Terkait skema pembayaran, Luhut mengatakan, penyelesaian utang KCIC akan menggunakan skema restrukturisasi, meski dia juga belum bisa memastikan sumber dana untuk membayar utang. Dia pun terbuka dengan opsi membayar utang dengan dividen BUMN.

Namun, Luhut memastikan, pelunasan utang KCIC tidak membutuhkan bantuan tambalan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Tidak ada yang pernah meminta APBN. Restrukturisasi. Saya sudah bicara dengan China karena saya dari awal mengerjakan itu,” ujar Luhut.

Baca Juga: Kemenkeu-Danantara Saling Lempar Utang Jumbo KCIC Rp140 T

Dia pun mengingatkan bahwa transportasi publik tidak didesain untuk mencari keuntungan. Transportasi umum, kata dia, selalu membutuhkan subsidi pemerintah.

“Tidak ada transportasi publik di dunia ini yang menguntungkan, selalu banyak subsidi pemerintah. Tapi tentu, harus subsidi yang betul-betul terukur,” tuturnya.

Skema Pembayaran Utang Masih Dievaluasi
Sebelumnya, CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan, proses penyelesaian utang KCIC masih dalam tahap evaluasi internal dan belum dilakukan komunikasi formal dengan pihak manapun, termasuk Kemenkeu.

Rosan menjelaskan, proses pengambilan keputusan di Danantara dilakukan secara terstruktur dan terukur. Pihaknya akan duduk bersama dengan kementerian terkait untuk menentukan opsi terbaik sebelum menyampaikan hasilnya kepada publik.

Baca Juga: Soal Restrukturisasi Utang KCIC, Rosan: Negosiasi Sedang Berjalan

Sementara itu, Chief Operating Officer (COO) Danantara Dony Oskaria sebelumnya telah mengungkapkan dua skema yang sedang dikaji terkait pelunasan utang KCIC. 

Pertama, melalui penambahan ekuitas atau suntikan dana tambahan. Kedua, dengan mengambil alih infrastruktur proyek dan menjadikannya aset negara, sebagaimana model kepemilikan pada industri perkeretaapian lainnya.

Sebagai catatan, total investasi proyek KCIC mencapai sekitar US$7,27 miliar atau setara Rp120,38 triliun. Sekitar 75% dari nilai proyek tersebut dibiayai melalui pinjaman dari CDB dengan bunga 2% per tahun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar