08 April 2025
16:55 WIB
Pemerintah berencana meningkatkan produksi protein seperti ikan, ayam, telur, daging, hingga susu usai mengklaim telah berhasil meningkatkan produksi karbohidrat padi dan jagung.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Khairul Kahfi
Para siswa mengikuti kegiatan makan telur dan minum susu bersama di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (25/11/2023). Antara Foto/Henry Purba/rwa
JAKARTA - Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, pemerintah akan segera mengejar peningkatan produksi komoditas protein usai mengeklaim berhasil meningkatkan produksi karbohidrat, yakni beras dan jagung.
Peningkatan produksi protein dan karbohidrat tersebut menurutnya sebagai upaya pemerintah menyediakan pangan bergizi bagi masyarakat, sehingga angka stunting bisa diturunkan. Zulhas menegaskan, melalui perbaikan gizi pada pangan masyarakat, maka Indonesia bisa mengejar ketertinggalan dari negara lain.
"Pangan kan bukan hanya itu (beras dan jagung). Kita juga harus meningkatkan gizinya, sehingga kita dapat bersaing dengan negara lain kalau gizinya cukup. Kalau gizinya kurang, stunting, IQ kurang dari 80 tentu kita tidak bisa bersaing dengan negara lain," ujar Zulhas dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (8/4).
Baca Juga: BPS: Produksi Beras Januari-Mei 2025 Capai 16,62 Juta Ton
Gizi yang dia maksud merupakan sumber pangan berasal dari karbohidrat dan dilengkapi protein. Oleh karena itu, pemerintah akan meningkatkan produksi protein melalui produksi ikan, ayam, telur, daging, hingga susu.
"Nah gizi itu ada karbo dan protein. Sekarang kita mau masuk besar-besaran pada protein, ada ikan, ada ayam, telur, daging, susu. Kita akan mencoba memperbesar (produksi) di sana," imbuhnya.
Peningkatan produksi sumber protein tersebut menurutnya akan dilakukan melalui pembangunan ribuan hektare (ha) tambak ikan dan udang, baik di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa. Tambak tersebut merupakan hasil revitalisasi dari 70 ribu tambak lama yang ada dan tidak dipergunakan lagi
"Mudah-mudahan tahun ini akan dibangun (revitalisasi) 20 ribuan hektare tambak di Jawa dan di luar Jawa yang akan dibangun untuk udang dan lainnya, tapi kita pengembangan di ikan tangkap," kata Zulhas.
Sebelumnya, Zulhas mengeklaim, pemerintah melalui instansi yang dipimpinnya bersama sejumlah kementerian/lembaga (K/L) terkait, telah berhasil meningkatkan produksi padi dan jagung. Khusus padi, dia menuturkan, akan ada surplus beras 3,5 juta ton hingga April 2025.
Dari penuturannya, perolehan surplus tersebut berasal dari perhitungan data BPS yang memperkirakan akan ada produksi beras sekitar 13,9 juta ton. Sementara per bulan, rata-rata konsumsi beras nasional mencapai 2,6 juta ton.
"Berarti kalau empat bulan (Januari-April 2025), diperkirakan (konsumsi) 10,4 juta ton. Berarti kita ada kelebihan 3,5 juta ton," ucap Zulhas.
Baca Juga: Zulhas Optimistis RI Tak Impor Beras Lagi Sampai Tahun Depan
Pencapaian tersebut menurutnya merupakan hasil kerja sama seluruh K/L terkait, mulai dari Kementerian Pertanian (Kementan), Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Bulog, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kab/Kota, serta lainnya.
Surplus produksi padi dan jagung juga menurut Zulhas baru tercapai berkat intensifikasi atau optimalisasi lahan yang ada, dan perbaikan irigasi.
"Ini belum selesai mengenai irigasi. Kalau irigasi rapi, pasti lebih banyak lagi. Ini baru optimalisasi dan intensifikasi. Belum masuk yang pengembangan sawah baru," tandasnya.