c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

24 April 2025

15:12 WIB

Unilever Indonesia Catat Laba Bersih Rp1,2 Triliun Pada Kuartal I-2025

Laba bersih PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) terkoreksi secara year to year, namun naik secara kuartalan.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Unilever Indonesia Catat Laba Bersih Rp1,2 Triliun Pada Kuartal I-2025</p>
<p id="isPasted">Unilever Indonesia Catat Laba Bersih Rp1,2 Triliun Pada Kuartal I-2025</p>

Suasana Festival Jajanan Bango. Festival ini menjadi salah satu strategi PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) meningkatkan penjualan produk. ValidNewsID/Gemma Fitri Purbaya

JAKARTA - PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,2 triliun pada kuartal I-2025, terkoreksi 14,6% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Meski demikian, laba bersih perseroan meningkat signifikan sebesar 244,7% (qtq) dibandingkan kuartal IV-2024.

Presiden Direktur Unilever Benjie Yap dalam paparan laporan kinerja keuangan Unilever Indonesia di Jakarta, Kamis (24/4), dilansir dari Antara, mengatakan meski hasil Kuartal I-2025 masih terkoreksi dibandingkan tahun sebelumnya, namun perseroan berhasil mencatatkan peningkatan kuartal ke kuartal (qtq) dalam hal pertumbuhan dan profitabilitas.

“Kinerja ini mencerminkan hasil dari inisiatif tegas dan tepat sasaran yang dilakukan perseroan untuk mengatasi tantangan operasional," katanya.

Dalam paparannya, Unilever Indonesia membukukan penjualan bersih Rp9,5 triliun, dengan penjualan domestik tumbuh 21,6% dibandingkan kuartal IV-2024, meski masih terkoreksi 6,6% secara tahunan.

Marjin laba sebelum pajak juga menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 1.054 basis poin dibandingkan kuartal sebelumnya, mencapai 16,8%. Marjin kotor naik menjadi 48,2%.

Benjie menambahkan, porsi belanja iklan dan promosi meningkat menjadi 9,2% dari total penjualan bersih. Hal ini menunjukkan Perseroan fokus pada penguatan merek dan keterlibatan konsumen.

"Kami telah membuat kemajuan dalam mengurangi stok pelanggan, menstabilkan harga pada kanal penjualan kami dan meningkatkan profitabilitas mitra distributor kami, serta memberikan tingkat layanan pelanggan yang lebih baik. Kemajuan ini memberikan fondasi yang kokoh untuk mendorong pertumbuhan di masa depan," jelas Benjie Yap.

Ia menjelaskan, salah satu pendorong kinerja kuartalan adalah keberhasilan strategi transformasi go-to-market dan penguatan portofolio produk.

Pendekatan 6P
Pada kuartal I-2025 ini, Unilever meluncurkan kembali sejumlah merek utama dengan pendekatan 6P. Yakni, Perseroan berfokus pada produk (product), dengan menyediakan manfaat yang unggul; harga (price) dengan menerapkan harga yang kompetitif.

Lalu, tempat (place), yang memastikan ketersediaan produk secara luas; promosi (promotion) dengan melaksanakan kampanye yang berdampak besar; preposisi (preposition) dengan mempertajam posisi merek, dan pengemasan (pack) melalui peningkatan presentasi produk.

Untuk menjangkau lebih banyak konsumen, lanjutnya, perusahaan juga meluncurkan produk inovatif di berbagai segmen. Perseroan juga memanfaatkan momen hari raya untuk meningkatkan konsumsi produk makanan.

"Merek makanan ikonik kami yaitu Bango mengedepankan hidangan utama hari raya 'Semur' dan mempromosikannya melalui eksekusi offline yang kuat, termasuk visibilitas di toko, menggandeng komunitas, dan mengadakan roadshow Food Truck Jajanan Bango," sebut Benjie.

Lebih lanjut, ke depannya Unilever Indonesia akan terus melanjutkan strategi pengaturan ulang (reset), dengan fokus pada penguatan merek utama, distribusi yang lebih luas, efisiensi biaya, dan disiplin dalam eksekusi pasar.

"Didukung oleh investasi yang berkelanjutan, peningkatan belanja digital, distribusi yang lebih luas; perluasan dan perbaikan cakupan toko, serta eksekusi pasar yang lebih disiplin. Kami juga akan terus berfokus pada program pengaturan ulang biaya untuk melindungi marjin laba kotor," paparnya.

Hadapi Pelemahan Rupiah
Unilever juga menerapkan beberapa strategi bisnis menghadapi tekanan nilai tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Perseroan mengandalkan strategi lindung nilai (hedging), pemanfaatan ekspor sebagai bentuk lindung nilai alami (natural hedge), serta kerja sama kontraktual dengan pemasok, agar mendapatkan kepastian dalam aspek biaya. Selain itu, perusahaan juga menjalankan program efisiensi biaya serta penyesuaian harga produk pada tingkat merek dan kategori tertentu.

"Dampak dari fluktuasi nilai tukar tidak pernah bisa dihilangkan sepenuhnya, dan kuncinya adalah mengelola waktu serta biaya dengan cara yang bijak. Beberapa strategi yang kami terapkan baik itu hedging, kerja sama kontraktual, ekspor, maupun natural hedge merupakan langkah-langkah yang kami jalankan untuk menghadapi tantangan tersebut." ujar Direktur Keuangan Unilever Indonesia Neeraj Lal dalam kesempatan yang sama.

Neeraj mengungkapkan perusahaan menghadapi dua bentuk dampak dari pelemahan nilai tukar, yakni eksposur langsung dari impor bahan baku, serta eksposur tidak langsung dari harga komoditas dan bahan kemasan.

"Dampak langsung yang kami alami relatif kecil, sementara dampak yang lebih besar justru berasal dari eksposur tidak langsung dalam bisnis kami," ujarnya pula.

Sebagaimana diketahui, rupiah tercatat melemah mencapai Rp16.882 per dolar AS pada Kamis (24/4), seiring pernyataan Presiden AS Donald Trump yang menenangkan pasar terkait kepemimpinan The Fed dan peluang pelonggaran tarif terhadap China.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar