17 September 2025
20:20 WIB
Transformasi Industri 4.0 Belum Berhasil, Daya Saing Digital RI Lemah
Kemenperin mengajak pelaku usaha industri RI terus memperkuat peran membangun ekosistem industri 4.0 secara solid-berkelanjutan. Daya saing digital industri Indonesia masih belum memuaskan.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Editor: Khairul Kahfi
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita (tengah) saat membuka agenda 'Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025', Jakarta, Rabu (17/9). ValidNewsID/Ahmad Farhan Faris
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengajak seluruh pelaku usaha industri RI untuk terus memperkuat peran membangun ekosistem industri 4.0 secara solid-berkelanjutan.
“Kita harus bisa menciptakan ekosistem, ekosistem inovasi di Indonesia agar semakin kokoh dan dapat semakin menegaskan komitmen kita untuk mempercepat adopsi teknologi sebagai fondasi penguatan industri manufaktur,” kata Agus saat agenda 'Indonesia 4.0 Conference & Expo 2025', Jakarta, Rabu (17/9).
Baca Juga: Menperin: RI Harus Kejar Ketertinggalan Penerapan 4.0 Di Industri Manufaktur
Dia menginformasikan, mengacu laporan dari 29 perusahaan nasional Lighthouse Industry 4.0, digitalisasi telah berdampak signifikan terhadap berbagai aspek kinerja industri pengolahan. Hal ini membuktikan bahwa transformasi digital mampu menghasilkan peningkatan kinerja yang signifikan bagi perusahaan.
Selain itu, lanjut dia, pencapaian berbagai perusahaan manufaktur sebagai Lighthouse juga mampu menstimulasi transformasi sektor lainnya seperti sektor logistik, sektor energi, termasuk jasa industri untuk memperluas jejaring global dan pada gilirannya memperkuat daya saing produk Indonesia.
“Berkali-kali juga saya sampaikan, harapan kami di Kementerian Perindustrian bahwa akan semakin banyak perusahaan nasional yang mendapatkan pengakuan dari World Economic Forum atau WEF sebagai Global Lighthouse Network,” ujarnya.
Agus menyebut, keunggulan perusahaan RI soal inovasi, khususnya dalam riset ilmiah dan teknologi, harus sejalan dengan berbagai inisiatif atau isu riil di dunia usaha. Agar makin banyak inovasi industri yang diusulkan ke Kemenperin dalam rangka penghargaan rintisan teknologi (rintek) industri.
Sejauh ini, Agus mengakui laju inovasi masih jauh dari kata memuaskan. Dia mengungkap, RI hanya ketambahan 15 judul inovasi baru dari 15 perusahaan industri, sehingga masih memerlukan banyak rintisan teknologi industri.
Baca Juga: Menperin Targetkan 10 Perusahaan National Lighthouse Industri 4.0 Di 2025
Di sisi lain, data IMD World Digital Competitiveness ranking 2024 mencatat, posisi Indonesia hanya naik dua peringkat ke posisi 43 dari 67 negara.
"Walaupun Indonesia dari tahun sebelumnya bisa naik dua tingkat, ini menunjukkan bahwa digital competitiveness kita masih jauh dari memuaskan. Sekali lagi, (ranking) 43 dari 67 menurut pandangan saya sangat tidak memuaskan,” tegasnya.
Dari survei itu juga, lanjutnya, RI cukup menonjol di bagian kesiapan suatu negara dalam memanfaatkan peluang digital (future readiness). Aspek ini menjadi stimulus besar bagi dunia usaha untuk meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, dan memperkuat daya saing produk di pasar global.
Baca Juga: Menperin Minta Anak Buah Agresif Cari Pendanaan Transformasi Digital Industri
Karena itu melalui Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI), Agus menegaskan, Kemenperin akan mencari terobosan transformasi 4.0 di industri manufaktur. Dia tidak menampik, anggapan perusahaan terhadap upaya ini sebagai biaya tambahan dan belum menganggap investasi potensial.
Untuk itu, Kemenperin akan memperkenalkan perusahaan jasa industri hijau (green industry service company/Gisco) yang akan menjembatani perusahaan, penyedia teknologi, dan pembiayaan hijau. Dengan begitu, perusahaan di tanah air bisa lebih cepat bertransformasi ke industri 4.0, dengan investasi terjangkau.
"Nanti kita coba cari terobosan seperti terobosan yang Insya Allah sudah kita bisa dapatkan dalam mentransformasikan industri menuju industri hijau,” pungkasnya.