18 April 2023
19:25 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA - Sebuah riset bertajuk “Digitizing Traditional Market in Indonesia” oleh titipku menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi perekonomian yang besar dari transaksi yang terjadi di pasar tradisional dengan nilai US$108 miliar per tahun.
"Jadi bisa bayangkan seberapa besar perputaran ekonomi Indonesia di pasar tradisional," kata Tim Riset Titipku, Angre Edvra dalam konferensi pers, Selasa (18/4).
Berdasarkan data dari Direktori Pasar dan Pusat Perdagangan 2020, total ada 16.235 pasar tradisional Indonesia. Jumlah ini meningkat dari total pasar di tahun 2019, mencapai 15.657 unit.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 juga menunjukkan bahwa pasar tradisional menjadi paling signifikan sebagai pusat perdagangan di Indonesia (89%) dibandingkan dengan jumlah pusat perbelanjaan (3,7%) dan supermarket (7,3%).
Titipku mengungkapkan fakta bahwa jumlah pasar tradisional di Indonesia yang terus meningkat menunjukkan bahwa pasar tradisional masih ada permintaan oleh publik.
"Hal ini sejalan dengan penelitian dan temuan yang menyatakan bahwa pasar tradisional masih diminati oleh masyarakat. Salah satunya karena harga produk yang terjangkau," katanya.
Dia menyebutkan banyaknya pasar tradisional di Indonesia menunjukkan besarnya potensi pasar tradisional. Beberapa potensi yang dapat diperoleh dari pasar tradisional antara lain:
1. Sebuah survei dari Nielsen pada Juni 2020 mencatat bahwa 58% dari masyarakat masih memilih pasar tradisional untuk berbelanja berbelanja, bahkan selama pandemi.
2. Pada tahun 2021, penjualan grosir eceran di Indonesia sebesar US$71,64 miliar. 53,59% dari total penjualan dihasilkan dari transaksi grosir eceran di pasar tradisional.
3. Biasanya, transaksi di pasar tradisional hanya sebatas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan di tingkat kabupaten/kota. Namun, itu perkembangan dari kemasan dan teknologi komunikasi telah memungkinkan untuk produk pasar tradisional yang akan dibeli untuk memenuhi kebutuhan lintas kabupaten/kota atau lintas provinsi.
Meski begitu, banyaknya pasar tradisional dan tingginya jumlah transaksi di pasar tidak berarti tidak ada masalah di pasar tradisional.
Angre mengatakan, beberapa permasalahan yang harus dihadapi oleh pasar tradisional, meliputi rantai pasok, kondisi pasar dan pendanaan/modal.
"Dengan adanya ekosistem digital, permasalahan pasar pasar tradisional ini dapat diatasi. Digitalisasi pasar ini menjadi penting karena salah satunya dapat mengatasi harga produk yang tidak stabil, menawarkan experience belanja yang baru," kata dia.
Dia menjelaskan lewat Titipku, pasar tradisional bisa mendapatkan beberapa kemudahan lewat digitalisasi seperti mengatasi volatilitas harga produk, menawarkan pengalaman pelanggan baru.
Lalu Titipku juga membantu pedagang pasar mendapatkan bantuan modal usaha, memfasilitasi proses transaksi dan menghemat biaya belanja serta membantu perluasan pasar pedagang pasar.