c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

03 Juni 2022

08:00 WIB

Total Investasi Lulusan SMA di Pasar Modal Capai Rp198 Triliun

Sektor finansial masih menjadi pilihan favorit bagi investor gen Z dan milenial berinvestasi di pasar modal

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Total Investasi Lulusan SMA di Pasar Modal Capai Rp198 Triliun
Total Investasi Lulusan SMA di Pasar Modal Capai Rp198 Triliun
Karyawan mengamati layar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta beberapa waktu lalu. ANTARAFOTO/Reno Esnir

JAKARTA – Jumlah investor Pasar Modal Indonesia yang tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terus meningkat dan bahkan telah menembus 8,62 juta per akhir April 2022. Jumlah ini tercatat naik 15,11% dari posisi akhir tahun 2021 lalu, yakni sebesar 7,48 juta. 

Menariknya, sesuai data di KSEI per akhir April 2022, investor dengan latar pendidikan terakhir sekolah menengah atas (SMA) semakin banyak yang tertarik untuk berinvestasi di pasar modal. 

Direktur Utama KSEI, Uriep Budhi Prasetyo menyebutkan, secara demografi dilihat dari tingkat pendidikan, per akhir April 2022, jumlah investor pasar modal didominasi oleh investor dengan pendidikan terakhir SMA yang mencapai persentase sebesar 60,57% dengan nilai aset saham Rp160,69 triliun serta nilai aset reksa dana Rp38,08 triliun. 

Selanjutnya, baru disusul dengan tingkat pendidikan S1 sebesar 29,42%, D3 sebesar 7,32%, dan S2 sebesar 2,69%. 

Namun dilihat dari sisi jumlah aset, investor dengan tingkat pendidikan S1 memiliki jumlah aset terbesar dengan nilai aset saham mencapai Rp427,51 triliun dan nilai aset reksa dana mencapai Rp106,43 triliun. 

“Data tersebut membuktikan bahwa investor dengan tingkat pendidikan terakhir SMA sudah banyak yang melirik pasar modal sebagai alternatif investasi. Sinyal ini menunjukkan pasar modal bukan lagi menjadi investasi bagi kalangan tertentu saja, tetapi merupakan pilihan masyarakat Indonesia," ujar Uriep dalam keterangan di Jakarta, Kamis (2/6). 

Adapun, sektor yang paling banyak diminati oleh investor dengan tingkat pendidikan terakhir SMA adalah sektor finansial, infrastruktur, consumer cyclicals, consumer non-cyclicals, energy, basic materials, properties & real estate, industrials, healthcare, transportation & logistic, serta technology

"Sektor finansial masih menjadi pilihan favorit bagi investor gen Z dan milenial untuk berinvestasi, disusul dengan saham dari sektor infrastruktur," imbuhnya. 

Lebih lanjut, Uriep juga mengungkapkan faktor pendukung jumlah investor semakin meningkat, antara lain investasi di Pasar Modal yang semakin mudah diakses oleh masyarakat. Salah satunya dengan adanya pembukaan rekening online yang diinisiasi KSEI sejak tahun 2019. 

Data transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menunjukkan kondisi yang sangat positif. Tercatat, hingga April 2022, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencapai Rp15,4 triliun dan rata-rata frekuensi transaksi harian mencapai 1,4 juta kali transaksi. 

Dari data tersebut, RNTH investor dengan pendidikan terakhir SMA tercatat mencapai Rp1,4 triliun atau 9,1% dari total RNTH dengan rata-rata frekuensi transaksi lebih dari 271 ribu kali atau 18,9% dari total rata-rata frekuensi transaksi. 

Tips Investasi Ala OJK
Dalam kesempatan yang berbeda, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa investor Pasar Modal masih didominasi oleh generasi milenial atau yang berusia kurang dari 30 tahun, dengan jumlah mencapai 60,29% dari total investor. 

"Meski mendominasi, nilai aset investor milenial masih tergolong cukup rendah diantara kelompok usia lainnya dengan total nilai Rp52,18 triliun," ungkap OJK dalam keterangan resminya, Kamis (2/6). 

Sementara itu, nilai aset tertinggi berada pada kelompok dengan jumlah investor paling sedikit, yaitu usia 60 tahun ke atas dengan nilai aset mencapai Rp566,04 triliun. 

OJK juga memberikan beberapa tips jika tertarik berinvestasi di Pasar Modal. Pertama, pelajari dan pahami instrumen produk, dan teknik berinvestasi di Pasar Modal. Kedua, jangan mudah terbujuk rayuan atau janji-janji fix returned

Ketiga, pastikan legalitas produk dan izin usaha penyedia jasa keuangannya. Keempat, gunakan dana lebih di luar kebutuhan pokok maupun dana cadangan darurat. 

Kelima, jangan berinvestasi menggunakan pinjaman apalagi pinjaman online ilegal. Ingat investasi bisa untung dan rugi, sementara cicilan itu pasti.

Keenam, lakukan diversifikasi. Jangan berinvestasi hanya di satu produk atau tempat. 

"Cek legalitas produk dan lembaga jasa keuangan yang berizin OJK ke Kontak OJK 157, WhatsApp 081157157157, atau melalui email konsumen@ojk.go.id," tutupnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar