07 Desember 2021
15:58 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Dian Kusumo Hapsari
KARANGANYAR – Menteri Koperasi dan UKM terus mendorong terbentuknya korporatisasi peternak kambing dan domba, termasuk di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah melalui kelembagaan koperasi untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka.
Melalui keterangan resminya, Teten mengatakan bahwa domba dan kambing di Indonesia sudah memiliki market atau pasar yang tetap terkait dengan kegiatan keagamaan, yaitu akikah. Untuk itu ia mengajak para peternak yang tergabung dalam Himpunan Peternak Domba-Kambing Indonesia (HPDKI) Jawa Tengah agar mau masuk ke dalam entitas koperasi.
"Angka penjualan kambing untuk akikah itu mencapai Rp6,1 triliun, itu besar sekali. Dan angka itu masih kurang apalagi kalau mau masuk ke pasar Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, terlebih Timur Tengah," ungkapnya di Karanganyar, Selasa (7/12).
MenkopUKM memastikan bahwa koperasi harus bisa menjadi offtaker dari produk para anggota sehingga harga produk peternak bisa dikontrol satu pintu. Dengan begitu, harga domba dan kambing yang dikembangbiakkan peternak tidak dimainkan oleh pasar.
Ia pun melayangkan apresiasi terhadap salah satu peternakan di Karanganyar, Jawa Tengah, yakni Jangkar Hijau Farm. Berdasarkan pantauannya, Teten menganggap ekosistem pengelolaan di peternakan itu sudah sangat benar, yakni memiliki pembiakan breeding, serta memiliki koperasi.
"Ini punya potensi untuk dibesarkan, sehingga jika ini dibesarkan maka serapan tenaga kerja juga akan semakin besar. Oleh karena itu, koperasinya mesti ditingkatkan," kata Teten Masduki.
Dengan begitu, MenkopUKM optimis harapan dari para peternak untuk menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai sentra domba dan kambing akan segera terwujud. Menurutnya, koperasi merupakan sistem ekonomi yang pas dan cocok untuk merealisasikan harapan tersebut.
"Tentu juga untuk membangun korporasi peternakan berbasis peternakan rakyat, koperasi sangat cocok untuk itu," ucap MenkopUKM.
Senada, Sekretaris Jenderal DPP Pusat HPDKI Parmin Sastro meyakini Kabupaten Karanganyar ke depan bisa menjadi sentra domba dan kambing terbesar, setidaknya di Provinsi Jawa Tengah. Pasalnya, di peternakan domba dan kambing di sana sudah didukung oleh sumber pakan yang melimpah dan banyaknya SDM dari kalangan milenial yang notabene lebih mumpuni.
"Jadi, kalau peternaknya milenial ada harapan besar tiga atau empat tahun mendatang akan scale up," jelas Parmin.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Karanganyar Rober Christanto menegaskan Pemkab Karanganyar melalui dinas terkait telah memfasilitasi terbentuknya koperasi bagi para peternak domba dan kambing. Koperasi yang sudah berjalan salah satunya ialah terkait penyediaan pakan ternak.
Meski begitu, Rober tak menampik anggapan bahwa faktor permodalan tetap menjadi belenggu bagi para peternak domba dan kambing di Karanganyar meskipun sudah ada sejumlah koperasi yang mewadahi mereka.
"Oleh karena itu, dengan hadirnya MenKopUKM diharapkan dapat membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi para peternak," imbuh Rober.
Di sisi lain, Rober mengatakan bahwa potensi yang ada di wilayahnya sangatlah besar. Berdasarkan catatan Dinas Peternakan Karanganyar, Rober menyebut populasi domba dan kambing di Kabupaten Karanganyar mencapai 125 ribu ekor.
"Potensi tersebut cukup besar dan ditambah minat milenial untuk mengembangkan peternakan domba dan kambing juga sangat besar," sebutnya.