c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

18 Juni 2025

17:14 WIB

Terus Merosot, Kredit Perbankan Mei 2025 Hanya Tumbuh 8,43%

BI mencatat kredit perbankan pada Mei 2025 tumbuh 8,43% (yoy). Meski masih bertumbuh, capaian ini lebih rendah jika dibandingkan April 2025 yang sebesar 8,88% (yoy).

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p>Terus Merosot, Kredit Perbankan Mei 2025 Hanya Tumbuh 8,43%</p>
<p>Terus Merosot, Kredit Perbankan Mei 2025 Hanya Tumbuh 8,43%</p>

Ilustrasi - Pembiayaan perbankan syariah. Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan, kredit perbankan pada Mei 2025 tumbuh sebesar 8,43% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pertumbuhan kredit bank masih didorong oleh sisi penawaran dan permintaan.

Meski terpantau masih tumbuh, namun capaian kredit Mei 2025 itu lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh lebih tinggi mencapai 8,88%. Capaian ini pun makin menjauhi pertumbuhan di bawah double digit.

"Peran kredit perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi perlu terus ditingkatkan. Kredit pada Mei 2025 tumbuh sebesar 8,43% (yoy), lebih rendah dari 8,88% (yoy) pada April 2025," kata Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG-BI) Juni 2025, Jakarta, Rabu (18/6).

Baca Juga: Meski Tumbuh, Kredit Perbankan Pada April 2025 Turun Dari Maret

Dari sisi penawaran, preferensi perbankan pada penanaman surat-surat berharga masih kuat di tengah standar penyaluran kredit (lending standard) yang mulai meningkat. 

Secara umum, Perry menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan masih memadai, meski pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung melambat dari awal Januari 2025 sebesar 5,51% (yoy) menjadi 4,29% (yoy) pada Mei 2025. 

Dari sisi permintaan, lanjutnya, pertumbuhan kredit terutama didorong oleh sektor jasa sosial, industri, dan lainnya, sementara kredit ke sektor Perdagangan, Pertanian, dan Jasa Dunia Usaha perlu terus ditingkatkan untuk mendukung pembiayaan ekonomi. 

Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumsi, masing-masing tercatat sebesar 13,74% (yoy), 4,94% (yoy), dan 8,82% (yoy) pada Mei 2025. 

Pembiayaan syariah tumbuh sebesar 9,19% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,17% (yoy). 

"Dengan perkembangan kredit hingga Mei 2025 tersebut, dan prospek perekonomian ke depan, Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 akan berada pada kisaran 8-11%," terang dia.

Baca Juga: Lesu, Ekonom Ungkap Cara Genjot Kredit Bank

Bank Indonesia pun terus memperkuat kebijakan makroprudensial yang akomodatif, termasuk melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). 

Total insentif KLM hingga pekan kedua Juni 2025 mencapai sebesar Rp372 triliun, yang disalurkan kepada kelompok bank BUMN sebesar Rp164 triliun, bank Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) sebesar Rp166,4 triliun, Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar Rp36 triliun, dan Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) sebesar Rp5,6 triliun.

"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan yang didukung oleh perluasan sumber pendanaan, serta memperkuat sinergi dengan pemerintah, otoritas keuangan, Kementerian/Lembaga, perbankan, dan pelaku usaha," imbuhnya.

Likuiditas Perbankan Memadai
Masih dalam kesempatan yang sama, Perry menyampaikan, ketahanan perbankan tetap kuat mendukung stabilitas sistem keuangan, di mana kondisi likuiditas perbankan memadai, permodalan terjaga pada level tinggi dan risiko kredit rendah. 

Baca Juga: BI Susun 5 Arah Bauran Kebijakan Guna Jaga Stabilitas Ekonomi

Likuiditas perbankan yang tetap memadai, tecermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 24,98% pada Mei 2025. 

Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada April 2025 tetap tinggi sebesar 25,41%, sehingga masih mampu untuk menyerap risiko. 

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan tercatat rendah, sebesar 2,24% (bruto) dan 0,83% (neto) pada April 2025. 

Perry menyampaikan, hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga. 

"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi global dan domestik yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan," sebutnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar