c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

18 Oktober 2025

10:00 WIB

Terjun Bebas! Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp16,61 T Minggu Ini

Penjualan pekan ini didominasi instrumen SBN, berbanding terbalik dibanding pekan sebelumnya yang menyumbang pembelian instrumen investasi paling besar.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Terjun Bebas! Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp16,61 T Minggu Ini</p>
<p id="isPasted">Terjun Bebas! Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp16,61 T Minggu Ini</p>

Petugas melayani penukaran uang pecahan dolar Amerika Serikat (AS) di gerai penukaran mata uang asing Dolarasia Money Changer, Jalan Alternatif Cibubur, Bekasi, Jumat (24/11/2023). ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso melaporkan, investor asing terpantau menjual kepemilikan instrumen investasi di Indonesia sebesar Rp16,61 triliun pada perdagangan di pekan ketiga Oktober 2025.

Modal keluar ini berbanding terbalik cukup signifikan dibanding pekan sebelumnya, di mana asing terpantau masih membeli instrumen investasi RI mencapai Rp6,43 triliun.

Adapun aliran modal asing keluar pekan ini serentak disebabkan oleh penjualan baik di pasar saham, SBN dan SRBI.

Baca Juga: Investasi 80% Untuk Lokal, Danantara Siap Masuk Pasar Modal RI

"Berdasarkan data transaksi 13-16 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp16,61 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp1,09 triliun di pasar saham, Rp11,90 triliun di pasar SBN, dan Rp3,62 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," ungkap Ramdan dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (18/10).

Selain itu, BI mencatat, berdasarkan data setelmen sampai 16 Oktober 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp51,24 triliun di pasar saham dan Rp132,75 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp17,28 triliun di pasar SBN.

"Premi CDS Indonesia 5 tahun per 16 Oktober 2025 sebesar 80,85 bps, naik dibanding dengan 10 Oktober 2025 sebesar 80,27 bps," tambah Ramdan.

Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di level 5,92% pada Jumat (17/20) pagi, turun dibanding Kamis (16/10) yang naik di level 5,94%.

Per akhir Kamis (16/10), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah ke level 98,34 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.

Di tengah pelemahan dolar, nilai tukar rupiah juga terpantau melemah terhadap dolar AS jelang akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.565 per dolar AS pada akhir Kamis (16/10), dan dibuka pada level bid Rp16.570 per dolar AS pada Jumat (17/10).

Baca Juga: Borong Saham-SBN, BI: Modal Asing Balik Rp6,43 T Pekan Ini

Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau turun per Kamis (16/10).

“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 3,975%,” ungkapnya.

Dia menuturkan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia ke depan.

"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkas Ramdan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar