c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

09 Oktober 2025

16:34 WIB

Tensi Perang Dagang Surut, OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga

Selain tensi perang dagang yang melandai, terdapat beberapa perkembangan baik dalam maupun luar negeri yang mendukung sektor jasa keuangan.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Tensi Perang Dagang Surut, OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga</p>
<p id="isPasted">Tensi Perang Dagang Surut, OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga</p>

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyampaikan hasil rapat berkal a Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) I Tahun 2025 di Jakarta, Jumat (24/1/2025). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan, sektor jasa keuangan pada September 2025 tetap terjaga stabil. Hal itu berdasarkan hasil dari Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) yang dilaksanakan pada 1 Oktober 2025.

"Rapat Dewan Komisioner yang lalu, dilaksanakan 1 Oktober 2025, menilai sektor jasa keuangan terjaga stabil," kata Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam RDK Bulanan (RDKB) September 2025, Kamis (9/10).

Mahendra menjelaskan, terdapat perkembangan di negara-negara ekonomi utama yang membuat minat risiko investor meningkat.

Pertama, OECD merevisi pertumbuhan ekonomi global yang lebih kuat dari prakiraan sebelumnya di awal tahun. Sementara itu, tensi perang dagang dalam tren menurun, meskipun masih terdapat kemungkinan tensi perang dagang dan geopolitik akan bisa bergejolak kembali.

Baca Juga: OJK: Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Didukung Permodalan Kuat

Berikutnya, di Amerika Serikat (AS), kinerja perekonomian relatif stabil dengan pertumbuhan PDB yang relatif tinggi, meskipun pasar tenaga kerja melemah dan inflasi masih terus persisten.

"Siklus penurunan Fed Fund Rate (FFR) juga telah dimulai, dan The Fed pada bulan September ini telah menurunkan FFR sebesar 25 basis poin (bps) dan diperkirakan masih akan berlanjut," imbuhnya.

Kemudian di China, moderasi masih berlanjut dengan rilis beberapa indikator utama, baik di sisi permintaan maupun penawaran, di bawah ekspektasi pasar.

Lalu di Eropa, indikator perekonomian terpantau stagnan, dengan beberapa negara ekonomi utama, seperti Perancis mengalami tekanan.

"Perkembangan-perkembangan itu turut mendukung risk on investor global, sehingga pasar saham global cenderung menguat," ungkap Bos OJK.

Di dalam negeri, Mahendra menyampaikan, kinerja perekonomian domestik terjaga, dengan PMI manufaktur di zona ekspansi dan surplus neraca perdagangan meningkat.

Meskipun begitu, ia mencermati perkembangan permintaan domestik yang masih perlu didorong, seiring dengan moderasi inflasi, indeks kepercayaan konsumen (IKK), serta tingkat penjualan retail, semen, dan kendaraan.

Baca Juga: OJK Setuju Free Float Saham Minimal 30%, Asal bertahap

"OJK berkomitmen senantiasa menjaga stabilitas sektor jasa keuangan melalui penguatan koordinasi, pengawasan dan kebijakan yang adaptif dalam menghadapi dinamika global dan domestik, agar SJK tetap resilient, kontributif, dan berdaya saing," ujarnya.

Sejalan dengan itu, kata Mahendra, energi intermediasi terus dioptimalkan dengan mendorong penyaluran pembiayaan ke sektor-sektor prioritas pemerintah, termasuk kepada sektor UMKM, dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Kebijakan memperdalam pasar keuangan juga akan terus dikembangkan untuk meningkatkan likuiditas dan memperluas basis investor. Dengan begitu, diharapkan industri jasa keuangan akan dapat memiliki peran yang lebih nyata lagi untuk menggerakkan perekonomian nasional," pungkas Mahendra.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar