c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

23 Juli 2025

18:08 WIB

Tarif Impor Ke AS 19%, Saham CPO Diproyeksi Bakal Untung

Emiten CPO menjadi salah satu sektor yang paling diuntungkan saat ini, dengan kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump dan tren penguatan harga sawit global.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">Tarif Impor Ke AS 19%, Saham CPO Diproyeksi Bakal Untung</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Tarif Impor Ke AS 19%, Saham CPO Diproyeksi Bakal Untung</p>

Sejumlah truk pengangkut TBS kelapa sawit mengantre untuk pembongkaran di salah satu pabrik minyak kelapa sawit milik PT Karya Tanah Subur (KTS) Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Selasa (17/5/2022). Antara Foto/Syifa Yulinnas/rwa

JAKARTA - Analis saham menilai emiten minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) menjadi salah satu sektor yang paling diuntungkan saat ini, dengan kebijakan tarif impor Presiden AS Donald Trump dan tren penguatan harga sawit global.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, dinamika tarif impor AS buat Indonesia sebesar 19% belum menjadi ancaman serius bagi industri CPO nasional. 

Pasalnya ketimbang Negeri Paman Sam, Nafan melanjutkan, tujuan utama ekspor CPO asal Indonesia justru banyak terserap oleh negara-negara BRICS, seperti China dan India.

Adapun sebagai negara anggota dalam aliansi BRICS, Indonesia berpeluang makin memperkuat posisi tawarnya dalam perdagangan komoditas. 

“Saya pikir pasar utama CPO itu bukan Amerika Serikat, tapi justru negara-negara BRICS. Jadi, dampak langsungnya ke  (usaha) emiten sawit tidak terlalu besar," paparnya kepada media usai acara Grand Opening Office Education (OE) Pluit, Jakarta, Rabu (23/7).

Baca Juga: RI Masih Nego Tarif 0% untuk Komoditas Tertentu ke AS

Di sisi lain, analis pun mendukung penuh pemerintah yang masih melakukan upaya lanjutan untuk lanjut menegosiasi tarif produk khas Indonesia seperti CPO, kakao, dan nikel bisa mendapatkan tarif yang lebih rendah lagi ketika dikapalkan ke AS. Bahkan, jika memungkinkan, bisa ditekan hingga 0%.

"Saya (juga) apresiasi, pemerintah aktif melakukan diplomasi agar tarif-tarif seperti ini bisa ditekan atau dinegosiasikan ulang,” jelas dia.

Dia pun menyarankan semua pihak untuk tidak berspekulasi terlalu jauh mengenai kesepakatan tarif resiprokal AS yang masih dinamis. 

“Karena sebelumnya Trump kan masih diumumkan tapi melalui Truth social, jadi untuk resminya nanti mungkin akan kita tunggu, melalui pengumuman hasil perundingan,” ucapnya.

Pekerja mengangkut kelapa sawit hasil panen di Desa Pucok Lueng, Samatiga, Aceh Barat, Aceh, Sabtu (4/2/2023). Antara Foto/Syifa YulinnasLebih lanjut, dia menyampaikan, kinerja positif emiten minyak sawit juga bakal diguyur dengan sentimen harga CPO global yang saat ini tengah berada dalam tren naik (uptrend). Hal ini seiring dengan menguatnya permintaan dunia terhadap komoditas ini.

"Kalau saya melihat demand-nya itu memang cukup kuat ya untuk CPO, berarti otomatis dengan ada kenaikan tren CPO dunia, otomatis emiten-emiten CPO juga terdampak positif dari kenaikan ini," sebutnya. 

Baca Juga: Tarif Resiprokal 19%, Prabowo: Puas Kalau 0%

Jika menilik lebih jauh, sejumlah emiten CPO tengah menunjukkan penguatan harga saham dalam beberapa pekan terakhir. 

Mulai dari saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang menguat sebesar 10,48%. Kemudian, saham PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP) 7,44%, PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) 14,89%, dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) 36,98%. 

Secara teknikal, Nafan menilai penguatan ini juga tercermin dari pergerakan moving average (MA-20 dan MA-60) yang menunjukkan pola menguat.

BPS mendata, sementara ini volume ekspor CPO Indonesia ke dunia selama lima bulan pertama 2025 sebanyak 8,30 juta ton dan nilai US$8,90 miliar. 

Negara tujuan utama ekspor CPO Indonesia pada Januari-Mei 2025 adalah Pakistan, India dan Tiongkok. Khusus untuk Mei 2025, ekspor CPO senilai US$1,85 miliar atau naik fantastis 61,50% (month-to-month/mtm).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar