c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

15 November 2023

15:59 WIB

Tanpa Intervensi, Emisi Ketenagalistrikan 1 Miliar Ton CO2 per Tahun

PLN bersama Kementerian ESDM telah menjalankan sejumlah strategi untuk menekan emisi dari sektor ketenagalistrikan.

Penulis: Yoseph Krishna

Tanpa Intervensi, Emisi Ketenagalistrikan 1 Miliar Ton CO2 per Tahun
Tanpa Intervensi, Emisi Ketenagalistrikan 1 Miliar Ton CO2 per Tahun
Ilustrasi dekarbonisasi. Dekarbonisasi untuk menurunkan emisi CO2 untuk membatasi pemanasan global d an perubahan iklim. Dok Shutterstock.com

JAKARTA - Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan bahwa saat ini sektor ketenagalistrikan menyumbang emisi gas rumah kaca sekitar 290 juta ton CO2 per tahun.

Jika tidak ada intervensi business as usual, sektor ketenagalistrikan pada tahun 2060 ia sebut bisa menyumbang emisi GRK sebesar 1 miliar ton per tahun. Angka itu, tegas Darmawan, bukan merupakan akumulasi melainkan jumlah emisi GRK setiap tahunnya.

"Tapi tentu pemerintah dalam hal ini Presiden RI dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah me-launching net zero emission (NZE) termasuk untuk ketenagalistrikan tahun 2060," ujar Darmawan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR, Rabu (15/11).

Baca Juga: ESDM Terbitkan Aturan Acuan Nilai Ekonomi Karbon Subsektor Listrik

Dia menyebutkan PLN bersama Kementerian ESDM pun telah melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor ketenagalistrikan. Misalnya, pada tiga tahun lalu, ada penghapusan perencanaan PLTU berkapasitas 13,3 GW.

"Di sini ada avoiding CO2 emission karena yang tadinya rencana dibangun, menjadi tidak dibangun. Tentu saja avoid jumlahnya sekitar 1,8 miliar ton karena per 1 GW itu 5-6,5 juta ton CO2 per tahun, dikalikan 25 tahun hampir 2 miliar ton," jabarnya.

Tak sampai situ, PLN dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2021 lalu telah mengganti 1,1 GW PLTU menjadi pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan sebagai baseload.

Kemudian, ada penggantian 800 MW PLTU dengan pembangkit gas, cofiring biomassa, dan dediselisasi pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).

"Kami juga berterima kasih pada Pak Menteri ESDM karena tiga tahun lalu kami berhasil merilis RUPTL terhijau dalam sejarah PLN, yaitu 51,6% penambahan kapasitas berbasis EBT atau 21 GW," sebut dia.

Baca Juga: Ini Strategi Menekan Emisi GRK Sektor Ketenagalistrikan

Darmawan sebelumnya menegaskan perseroan tengah mengusung strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) untuk mendongkrak bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 75% atau setara 61 GW pada tahun 2040 mendatang.

Strategi ARED itu, diimplementasikan lewat pembangunan green enabling transmission line yang dilengkapi dengan smart grid dan flexible generation. Tujuannya, supaya listrik yang bersumber dari EBT di lokasi isolated bisa disalurkan ke pusat demand secara andal dan berkelanjutan.

"Dengan cara ini, kita dapat meningkatkan hydropower sebesar 25,3 GW, dan juga 6,7 GW dari geothermal. Kami juga merancang dan mengembangkan smartgrid yang canggih, sehingga kita mampu menambah 28 GW dari tenaga surya dan angin," tandas Darmawan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar