21 Oktober 2024
20:56 WIB
Tak Buru-Buru Pensiun, Ini Rencana Teten Usai Tak Menjabat Menteri Lagi
Meski tidak menjadi bagian dari pemerintahan, Teten berkomitmen akan melanjutkan kegiatan-kegiatan berbau perubahan sosial, salah satunya mendukung UMKM.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Menkominfo Budi Arie Setiadi (kiri), Maman Abdurrahman (kanan), dan Menkop UKM Teten Masduki (tengah) foto bersama seusai melakukan pertemuan di Jakarta, Jumat (18/10/2024). Antara/Harianto
JAKARTA - Teten Masduki menyampaikan, dirinya tidak berencana untuk buru-buru pensiun kerja. Hal ini disampaikannya usai melaksanakan serah terima jabatan atau sertijab kepada Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi dan Menteri UMKM Maman Abdurrahman.
Seperti diketahui, Teten Masduki tidak terpilih lagi masuk dalam jajaran eksekutif Kabinet Merah Putih 2024-2029 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang diumumkan pada Minggu malam (20/10).
“Untuk beberapa saat saya akan break dulu saya akan istirahat tapi saya tidak akan pensiun nanti setelah itu saya baru merumuskan rencana rencana saya berikutnya,” kata Teten ketika ditemui wartawan di Jakarta, Senin (21/10).
Penuturannya, ia kini membutuhkan waktu istirahat sejenak setelah 10 tahun bekerja di bawah pemerintahan Jokowi.
Sebagai informasi, pria kelahiran Mei 1963 itu sempat menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan pada 2015-2018, menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan yang kala itu ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Teten juga pernah menjabat sebagai Koordinator Staf Khusus Presiden. Kemudian pada 2019, Jokowi memberikan tugas baru kepada Teten yakni sebagai Menteri Koperasi dan UKM hingga Oktober 2024.
“Saya 10 tahun kan, di istana lima tahun sebagai Kepala Koordinator Staf Khusus, Kepala Staf Presiden, terus jadi Menteri Koperasi (UKM). Ini betul-betul kerjaan yang menantang, melelahkan dan enggak mudah,” ceritanya.
Baca Juga: Bakal Ada Lembaga Penjamin Simpanan Koperasi, LPS: Belum Ada Komunikasi
Meski tidak menjadi bagian dari pemerintahan lagi, ia berkomitmen akan melanjutkan kegiatan-kegiatan yang berbau perubahan sosial, salah satunya dengan mendukung UMKM.
“Ya salah satunya UMKM karena ini pilar ekonomi masyarakat. Koperasi dan UMKM, pasti saya jadi bagian dari gerakan itu,” kata dia.
Ke depan, Teten berharap, pemerintahan berikutnya dapat melanjutkan inovasi yang telah dirintis, serta terus memperkuat peran koperasi sebagai motor penggerak UMKM di Indonesia.
“Tantangan ke depan adalah melengkapi ekosistem inovasi yang telah dibangun dan meningkatkan skala UMKM, agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus terjadi,” jelasnya.
Senada, Menteri Koperasi Periode 2024-2029 Budi Arie Setiadi berterima kasih kepada Teten Masduki atas lima tahun kinerjanya mengawal koperasi dalam negeri. Ia berharap, nantinya akan mendapatkan input dalam merumuskan program Kementerian Koperasi.
Menteri Budi Arie mengungkapkan, ia akan berupaya untuk melakukan digitalisasi koperasi. “Selain digitalisasi juga akan kami lakukan rebranding koperasi, serta memperkuat tata kelola dan sumber daya koperasi,” tutur Menteri Budi Arie.
Capaian MenkopUKM 2019-2024
KemenkopUKM mencatat, Teten Masduki menerima amanat sebagai MenKopUKM untuk periode 2019-2024 dari Presiden Joko Widodo dengan tugas memajukan sektor koperasi dan mendorong UMKM naik kelas.
Dalam upayanya memenuhi amanat tersebut, Teten segera menyusun skema transformasi ekonomi yang bertujuan menciptakan struktur ekonomi yang lebih berkeadilan. Langkah ini selaras dengan visi Presiden Jokowi yang memprioritaskan pengembangan UMKM dan sumber daya manusia dalam masa pemerintahannya.
“Diperlukan transformasi ekonomi agar struktur ekonomi kita lebih adil. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan UMKM, sehingga usaha mikro dapat berkembang menjadi usaha kecil, usaha kecil menjadi usaha menengah, dan usaha menengah dapat berkembang menjadi usaha besar,” ujar Teten dalam Sertijab dan Pisah Sambut Menteri Koperasi.
Selama lima tahun masa jabatannya, Teten secara konsisten mengelola koperasi sebagai badan usaha strategis untuk UMKM, yang saat ini mencakup sekitar 99% dari populasi pelaku usaha di Indonesia.
“UMKM menyumbang 61% dari PDB nasional dan menciptakan 97% lapangan kerja. UMKM juga memiliki keunggulan yang unik, yaitu ketangguhannya menghadapi krisis. Baik pada krisis ekonomi tahun 1997 maupun saat pandemi covid-19, UMKM terbukti lebih tahan banting dibanding perusahaan besar,” jelasnya.
Pada awal kepemimpinannya, Kementerian Koperasi dan UKM turut berperan penting dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), khususnya dalam merespons dampak pandemi covid-19.
“Setelah pandemi berakhir, kami memasuki fase baru yang fokus pada inovasi, termasuk memperkuat koperasi sebagai wadah konsolidasi bagi usaha mikro dan kecil agar dapat meningkatkan skala ekonominya,” ungkapnya.
Baca Juga: Rasio Kewirausahaan Indonesia Turun Ke 3,35%
Teten juga menjelaskan, koperasi dapat mempercepat akselerasi usaha mikro dan kecil dengan memanfaatkan inovasi teknologi. Hal ini akan memungkinkan mereka menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan nilai ekonomi yang lebih besar.
“Koperasi berfungsi sebagai agregator, menggabungkan proses dan hasil dari usaha mikro dan kecil. Dengan demikian, mereka dapat terhubung dengan rantai pasok yang lebih luas. Inilah fondasi yang kami bangun,” tambahnya.
Lebih lanjut, Teten menekankan bahwa salah satu indikator keberhasilan transformasi ekonomi suatu negara adalah rasio kewirausahaannya. Semakin tinggi rasio tersebut, semakin dekat suatu negara menuju status negara maju.
“Ini adalah bagian dari upaya kita mewujudkan Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Di mana untuk menjadi negara maju, pendapatan per kapita Indonesia diproyeksikan bisa mencapai US$30 ribu pada 2045,” jelasnya.