c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

15 Januari 2025

19:02 WIB

Surplus Neraca Dagang 2024 Indonesia Menipis, Tiongkok Unggul Sumbang Defisit

Neraca dagang Indonesia 2024 alami penurunan surplus menjadi US$31,04 miliar, dari US$36,89 miliar di 2023. Penurunan surplus terimbas anjloknya neraca dagang Indonesia dengan Tiongkok yang defisit.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<div dir="auto" id="isPasted">Surplus Neraca Dagang 2024 Indonesia Menipis, Tiongkok Unggul Sumbang Defisit</div>
<div dir="auto" id="isPasted">Surplus Neraca Dagang 2024 Indonesia Menipis, Tiongkok Unggul Sumbang Defisit</div>

Dua Petugas mengawasi proses bongkar muat peti kemas berlangsung di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (13/2/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan.

JAKARTA - Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, sepanjang 2024 neraca perdagangan Indonesia anjlok US$5,84 miliar dibandingkan 2023. Adapun neraca dagang tersebut menurun dari US$36,89 miliar menjadi US$31,04 miliar.

"Sepanjang tahun 2024, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai US$31,04 miliar atau lebih rendah sebesar US$5,84 miliar dibandingkan surplus tahun 2023," kata Amalia dalam konferensi pers rilis Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia Desember 2024, Jakarta, Rabu (15/1). 

Menurunnya surplus tersebut utamanya didorong oleh penurunan surplus neraca dagang nonmigas. Capaian surplus neraca dagang nonmigas 2024 hanya mencapai US$51,44 miliar. Torehan ini lebih rendah US$5,35 miliar dibanding surplus neraca dagang nonmigas tahun sebelumnya di kisaran US$56,80 miliar.

"Defisit neraca perdagangan nonmigas kumulatif terbesar sepanjang tahun 2024 terjadi dengan Tiongkok sebesar US$11,41 miliar. Dan surplus terbesar adalah dengan Amerika Serikat (AS) sepanjang tahun 2024, kedua terbesar adalah dengan India, dan yang ketiga adalah dengan Filipina," imbuh Amalia.

Baca Juga: Desember 2024, Surplus Neraca Perdagangan Indonesia Kian Susut

Lebih detail, defisit Indonesia dengan Tiongkok di 2024 mencapai US$11,41 miliar. Capaian ini turun drastis ketimbang tahun sebelumnya yang masih mengalami surplus tipis US$0,15 miliar.

"Komoditas penyumbang defisit terbesar sepanjang 2024 untuk negara Tiongkok didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84) sebesar US$16,75 miliar; mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) sebesar US$14,10 miliar; serta kendaraan dan bagiannya (HS87) sebesar US$13,17 miliar," ucapnya.

Sementara defisit dagang RI dengan Australia di 2024 cenderung menipis dibanding 2023, dari sebesar US$5,75 miliar menjadi US$4,76 miliar. Defisit ini dipicu komoditas BBM (HS27) senilai US$1,77 miliar; lalu logam mulia dan perhiasan/permata (HS71) senilai US$1,55 miliar; serta bijih logam, terak, dan abu (HS26) senilai US$1,13 miliar.

Senada, defisit dagang RI dengan Thailand juga ikut menipis dalam periode sama, dari sebesar US$4,54 miliar menjadi US$3,84 miliar. Defisit ini berasal dari komoditas plastik dan barang plastik (HS39) senilai US$1,05 miliar; mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84) senilai US$941,6 juta; serta kendaraan dan bagiannya (HS87) senilai US$891,7 juta. 



Torehan Surplus Dagang
Adapun dari sisi surplus, capaian terbesar berhasil Indonesia bukukan dengan AS senilai US$16,84 miliar. Capaian ini naik dari US$14,01 miliar di 2023. 

"Surplus terbesar dari AS ini didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) US$3,68 miliar; pakaian dan aksesorisnya (rajutan) (HS61) US$2,48 miliar; dan alas kaki (HS64) US$2,33 miliar," tutur Amalia. 

Kedua, perdagangan internasional Indonesia dengan India juga alami kenaikan surplus di 2024, dari surplus US$14,51 miliar menjadi US$15,39 miliar. Surplus ini didorong oleh komoditas BBM (HS27) senilai US$6,95 miliar; lemak dan minyak hewan/nabati (HS15) senilai US$3,95 miliar; serta besi dan baja (HS72) senilai US$1,64 miliar.

Baca Juga: Ekspor Nonmigas Desember 2024 Turun, Begini Kondisi Ekspor CPO Dan Biji-Besi

Ketiga, Indonesia juga mengalami surplus terbesar dengan Filipina sebesar US$8,85 miliar di 2024. Meski demikian, capaian ini terhitung menurun ketimbang tahun sebelumnya yang berhasil mencetak surplus US$9,6 miliar.

Adapun surplus dengan Filipina ditopang oleh komoditas BBM (HS27) senilai US$2,76 miliar; kendaraan dan bagiannya (HS87) senilai US$2,76 miliar; dan berbagai makanan olahan (HS21) US$542,3 juta.

Turunnya surplus neraca dagang Indonesia 2024 diperparah dengan makin dalamnya defisit neraca dagang migas. Indonesia alami defisit neraca dagang migas senilai US$20,40 miliar di 2024, atau membengkak sebesar US$0,49 miliar dibanding tahun lalu yang senilai US$19,91 miliar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar