c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

EKONOMI

18 November 2021

21:00 WIB

Stop Ikut-ikutan, Ini Tips Investasi Di Pasar Modal Ala OJK

Dengan adanya teknologi, jumlah investor pasar modal di luar Jawa ikut bertumbuh.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

Stop Ikut-ikutan, Ini Tips Investasi Di Pasar Modal Ala OJK
Stop Ikut-ikutan, Ini Tips Investasi Di Pasar Modal Ala OJK
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, S enin (16/8/2021). ANTARAFOTO/Aprillio Akbar

JAKARTA – Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen mengingatkan kepada para investor dan calon investor untuk tidak sekadar ikut-ikutan dalam berinvestasi di pasar modal. Dirinya menegaskan investor harus menentukan dengan jelas tujuan investasinya sejak awal atau mempunyai plan.

"Investor harus membuat rencana, tujuannya apa melakukan investasi. Jangan kemudian ikut-ikutan. Jadi harus pahami dulu tujuannya apa, kalau tujuannya untuk belajar, masukan dana secukupnya hanya untuk mengetahui dan belajar. Karena tahapan itu dari tidak tahu menjadi tahu ya cari tahu, tidak bisa harus menjadi bisa ya dicoba, tidak mahir menjadi mahir ya lakukan terus menerus," ujar Hoesen dalam kegiatan OJK Mengajar secara virtual di Jakarta, Kamis (18/11).

Selain itu, lanjut Hoesen, sebelum melakukan investasi, investor juga harus memahami risiko berinvestasi dan mengenali profil risiko dari setiap produk investasi. Investor sebaiknya tidak hanya memikirkan potensi keuntungan yang dapat diperoleh saja.

"Investasi ini dari perspektif risiko harus menjadi pertimbangan yang seimbang dengan irasional ekspektasi terhadap keuntungan," kata Hoesen.

Kemudian, sumber dana yang digunakan untuk berinvestasi merupakan dana lebih atau excess fund, bukan dari hasil melakukan pinjaman atau "ngutang". Investor juga harus memastikan penjual atau penyedia produk investasi adalah pihak yang berizin.

"Walau sudah berizin, tapi harus tetap perhatikan profile-nya, cara ia menawarkan produk dan sebagainya. Karena bisa diukur secara common sense untuk mengetahui niat baik atau tidak. Karena ini juga yang kita pantau jangan sampai terjadi market conduct violation di mana menjanjikan imbal hasil untung, tidak ada ruginya, tidak ada risikonya," ujar Hoesen.

Baca Juga: Rekor Baru, Penghimpunan Dana Di Pasar Modal Capai Rp274,32 Triliun

Hoesen menyampaikan, investor perlu mencari informasi dan pengetahuan sebanyak mungkin mengenai produk investasi dan jangan tergiur dengan promosi atau endorsement dari publik figur.

Ia menyebutkan, tinggi rendah risiko tergantung pada pengetahuan dan kemampuan informasi yang diperoleh investor. Pengetahuan berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi investor.

“Semakin kita tidak punya pengetahuan atau semakin miskin informasi, makin tinggi risikonya. Semakin banyak pengetahuan dan informasi yang kita punya, pasti semakin rendah risikonya. Makanya teman-teman kalau jadi investor harus punya pengetahuannya," tegas Hoesen.

Ia menambahkan, investor sebaiknya melakukan investasi secara berkala dengan orientasi jangka panjang. Selain itu, tentukan pula batas nilai investasi.

"Limiting liabilities kita, jangan semua ditaruh di dalam investasi, tetapi juga harus dihitung. Investasi itu harus ditentukan batas untung dan batas ruginya," ujar Hoesen.

Terakhir, investor harus melakukan diversifikasi investasi dan menghindari berinvestasi hanya pada satu jenis produk investasi.

Dasar Investasi
Dalam kesempatan tersebut, Hoesen juga membeberkan beberapa manfaat keberadaan pasar modal. Pertama, sebagai salah satu sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya.

"Kedua, sebagai tempat untuk penyebaran kepemilikan perusahaan kepada masyarakat. Ketiga, sebagai tempat investasi bagi investor yang ingin berinvestasi di aset keuangan," jelas Hoesen.

Keempat, lanjut dia, agar menjadi salah satu industri yang sangat terbuka dan menjunjung tinggi profesionalisme sehingga akan mendorong terciptanya iklim usaha yang sehat. Kelima, menciptakan lapangan kerja/profesi bagi masyarakat, baik sebagai pelaku pasar maupun investor.

Lebih lanjut, Hoesen juga menjelaskan alasan mengapa perlu investasi di pasar modal. Diantaranya adalah inflasi (kenaikan harga), tabungan saja dinilai tidak cukup. Selain itu, lebih fleksibel, lebih liquid, lebih secured karena diawasi OJK. Juga, berpartisipasi membangun perekonomian.

Adapun, produk investasi di pasar modal dikelompokkan menjadi beberapa atau biasa disebut efek. Ia menjelaskan, efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Peyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derviatif dari Efek.

"Secara umum ada efek bersifat ekuitas, yaitu saham dan equity crowdfunding (ECF). Kemudian, efek bersifat utang terdiri dari SBN, obligasi/green bond, sukuk/green sukuk, securities crowdfunding (SCF)," terangnya.

Lalu, instrumen derivatif yakni right, warrant, opsi, EBA, dan DIRE. Sedangkan efek lain adalah reksa dana, ETF, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (Indonesian Depository Receipt - IDR).

Baca Juga: BEI: Masih Ada 29 Perusahaan Akan IPO Di 2021

Di sisi lain, Hoesen mencatat terdapat kenaikan jumlah investor pasar modal tiap tahunnya. Pada tahun 2018, investor tercatat sebanyak 1,62 juta. Kemudian, naik sebesar 53,41% menjadi 2,48 juta pada 2019. Lalu, naik lagi sebesar 56,21% menjadi 3,88 juta pada 2020. Teranyar, per 12 November 2021, jumlah investor pasar modal menyentuh 6,93 juta atau naik 78,60%.

 "Lima tahun yang lalu, tahun 2017, investor itu 90% ada di Jawa. Saat ini, ternyata pulau-pulau lain mulai bertumbuh. Jadi dengan adanya teknologi, Sumatera sekarang sudah lebih dari 15%, ini luar biasa. Kalimantan 5%, Sulawesi 3 hampir 4%, Bali dan NTB itu sudah 3,35%. Saya berharap investor ini lebih merata lagi nanti. Untuk Maluku dan Papua memang masih di bawah 1%, tapi ini sudah cukup menggembirakan. Mungkin semua pulau-pulau besar sudah ada investornya," tutup Hoesen. 

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER