01 Oktober 2025
20:16 WIB
Stok Semakin Tipis, Shell Ungkap Hanya 5 SPBU Yang Masih Jual Bensin
Bos Shell terang-terangan sebut stok BBM dalam kondisi darurat, bakal habis dalam waktu dekat.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Petugas mengisi bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan bermotor milik pelanggan di SPBU Shell di Jakarta, Kamis (9/3/2023). Antara Foto/M Risyal Hidayat/aww.
JAKARTA - Shell Indonesia masih berkutat dengan permasalahan kurangnya stok bahan bakar minyak (BBM) yang dapat dijual pada 200 SPBU kelolaan mereka yang tersebar di Pulau Jawa.
President Director & Managing Director Mobility, Shell Indonesia Ingrid Siburian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR terang-terangan menyebut pihaknya sudah mengalami kondisi stock out pasokan gasoline.
"Kalau dilihat sampai saat ini kami hanya menjual diesel, tetapi kalau untuk BBM jenis bensin bisa dikatakan hampir seluruh dari SPBU kami mengalami situasi stock out," ucap Ingrid di Gedung Parlemen, Rabu (1/10).
Di hadapan legislator, Ingrid mengungkapkan saat ini SPBU Shell yang masih bertahan menjual BBM di luar diesel jumlahnya tak mencapai 10 unit. Bahkan dalam waktu dekat, BBM Shell dinyatakan betul-betul habis dan tidak tersedia sampai akhir tahun.
Baca Juga: Harga BBM Shell, Vivo, BP Naik 1 Oktober, Pertamina Hanya Dex Series
"Saat ini yang ada mungkin tidak sampai 10 bapak-ibu, hanya sekitar 5 SPBU yang kalau kami lihat besok malam mungkin juga sudah habis. Jadi, memang kami benar-benar mengalami stock out, kelangkaan untuk BBM jenis bensin," tambahnya.
Sejatinya sejak Juni 2025, Shell Indonesia telah mengajukan permohonan tambahan kuota impor BBM. Kala itu, Ingrid sudah menduga pihaknya bakal mengalami kekurangan stok BBM karena adanya lonjakan penjualan.
Tapi, permohonan yang diajukan pada paruh pertama tahun 2025 itu ditolak mentah-mentah, dalam hal ini oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Wakil Menteri ESDM, sambungnya, melayangkan surat tertanggal 17 Juli 2025 yang menyatakan ada pembatasan impor BBM.
"Jadi terkait adanya pembatasan importasi, mungkin seperti bapak ibu ketahui surat tersebut mengatakan impor saat ini dibatasi hanya 10% di atas penjualan tahun 2024," kata Ingrid.
Setelahnya, Shell Indonesia aktif berkoordinasi dengan pemerintah. Termasuk, menghadiri pertemuan yang digelar Menteri ESDM bersama badan usaha swasta dan PT Pertamina pada 19 September 2025 lalu.
Dari hasil mediasi yang digelar Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) itu, seluruh badan usaha swasta, termasuk Shell, pada akhirnya setuju untuk menyerap BBM dari PT Pertamina. Dengan catatan, BBM yang disediakan merupakan base fuel atau BBM murni yang belum dicampur zat pewarna dan zat aditif.
"Tadi mungkin sudah dijelaskan awalnya Pertamina menyediakan produk as is, tapi akhirnya setelah mendengarkan kekhawatiran kami, akhirnya Pertamina bersedia menyediakan produk dalam bentuk base fuel dan kami sangat mengapresiasi hal tersebut," tutur Ingrid.
Baca Juga: Yah! BBM Mentah Pertamina Ditolak; Vivo-BP Batal Beli, Shell Ogah
Sesuai dengan anjuran Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, Shell Indonesia saat ini masih dalam tahap perbincangan business-to-business dengan Pertamina Patra Niaga terkait pasokan base fuel yang akan diserap SPBU berlogo kerang kuning tersebut.
Ingrid menegaskan, Shell Indonesia punya komitmen yang kuat untuk memberi pelayanan terbaik kepada seluruh konsumen. Sebagai pemegang Izin Usaha Niaga Umum, Shell Indonesia juga bakal memenuhi kewajiban penyediaan BBM.
"Termasuk juga, investasi yang kami keluarkan cukup besar. Bukan hanya dalam bentuk SPBU yang kami bangun di Indonesia, tetapi termasuk juga fasilitas penyimpanan atau terminal yang saat ini kami sedang operasikan di Gresik, Jawa Timur," pungkas Ingrid Siburian.