25 Oktober 2025
17:55 WIB
Stasiun Merak, Gerbang Konektivitas Jawa Dan Sumatra Yang Bersejarah
Stasiun Merak, yang diresmikan oleh Staatsspoorwegen Hindia Belanda pada 1 Desember 1914, memiliki nilai sejarah yang tinggi sekaligus fungsi strategis sebagai gerbang konektivitas Jawa dan Sumatra.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Kereta Api (KA) Pangrango Bogor-Sukabumi melintas di wilayah Kelurahan Empang, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (11/4/2022). ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
JAKARTA - Vice President Public Relations PT Kerata Api Indonesia (KAI), Anne Purba mengatakan Stasiun Merak menjadi simbol keterpaduan transportasi di Indonesia. Stasiun Merak terletak di Pesisir Cilegon, Banten, menjadi titik temu penting antara jalur rel dan jalur laut.
Stasiun Merak memiliki nilai sejarah yang tinggi sekaligus fungsi strategis sebagai gerbang konektivitas. Menurut dia, Stasiun Merak telah beroperasi lebih dari 100 tahun ini bukan hanya melayani perjalanan harian, tetapi juga menjadi simpul utama konektivitas antara Pulau Jawa dan Sumatra.
“KAI berkomitmen menjaga nilai historis bangunan ini sambil memastikan layanan yang aman, nyaman, dan tepat waktu bagi seluruh pelanggan,” kata Anne melalui keterangannya pada Sabtu (25/10).
Anne mengungkapkan keunggulan utama Stasiun Merak, yakni lokasinya bersebelahan langsung dengan Pelabuhan Penyeberangan Merak–Bakauheni. Integrasi ini memudahkan penumpang berpindah moda transportasi dengan cepat baik menuju kapal laut, bus antarkota, maupun angkutan lokal.
Baca Juga: KAI Beri Potongan Tarif Kereta Api Untuk Prajurit TNI/Polri, Ini Alasannya
Untuk mendukung kenyamanan pelanggan, lanjut dia, stasiun ini dilengkapi berbagai fasilitas seperti loket tiket, ruang tunggu, fasilitas boarding, musala, toilet, dan pos kesehatan. Sistem keamanan juga ditunjang oleh CCTV 24 jam serta layanan lost and found bagi pelanggan.
“KAI terus memastikan agar setiap layanan memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan yang tinggi. Kami ingin pelanggan merasakan pengalaman perjalanan yang mudah, efisien, dan menyenangkan,” jelas Anne.
Sebagai salah satu dari lebih dari 600 stasiun aktif yang dioperasikan KAI di Jawa dan Sumatra, Anne menyebut Stasiun Merak menjadi contoh nyata bagaimana aset bersejarah dapat terus berperan dalam sistem transportasi modern.
Melalui inovasi digital seperti aplikasi Access by KAI, masyarakat kini dapat memesan tiket, mengecek jadwal perjalanan secara real-time, memilih tempat duduk, hingga mengakses informasi promo dengan lebih mudah.
“KAI ingin terus menghadirkan layanan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat masa kini, tanpa meninggalkan nilai sejarah dan jati diri perkeretaapian nasional,” ungkapnya.
Baca Juga: KAI Catat Angkutan Ritel Naik 15% Sepanjang Januari-Juli 2025
Diketahui, Stasiun Merak diresmikan oleh Staatsspoorwegen Hindia Belanda pada 1 Desember 1914. Sejak awal, stasiun ini dibangun untuk mendukung pergerakan penumpang dan barang, khususnya bagi masyarakat mau menyeberang ke Sumatra melalui jalur laut. Hingga kini, arsitektur bergaya Indische Klasik masih dipertahankan menjadikan Stasiun Merak bagian penting dari sejarah perkeretaapian nasional.
Saat ini, Stasiun Merak melayani perjalanan KA Commuter Line Merak dengan relasi Merak-Rangkasbitung (pulang-pergi) sebanyak 14 perjalanan setiap hari. Volume pelanggan mencapai rata-rata 1.300 orang per hari atau sekitar 40.000 pelanggan per bulan. Sebagian besar pengguna komuter harian, sisanya wisatawan dan penumpang yang akan melanjutkan perjalanan dengan kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak.