21 Desember 2021
14:44 WIB
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengklaim bahwa kinerja pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) hingga November 2021 membaik di tengah pemulihan ekonomi. Hal tersebut terlihat dari kinerja pembiayaan itu terlihat dari berkurangnya penerbitan surat utang negara mencapai Rp263,5 triliun.
“Tahun ini kita mengurangi penerbitan utang kita hingga Rp263,5 triliun. Kita menggunakan sisa anggaran lebih (SAL) tahun lalu yang mencapai Rp216 triliun. SAL tahun lalu yang sangat besar digunakan, sehingga kita mengurangi penerbitan utang, dan SAL tahun ini jauh lebih rendah,” ujarnya dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Jakarta, Selasa (21/12).
Seperti diketahui penerbitan surat berharga negara (SBN) melalui lelang dan SBN ritel tahun anggaran 2021 telah selesai dilakukan pemerintah. Pembiayaan utang tercatat telah mencapai 88% dari target.
Sedangkan, rencana penerbitan SBN skema Surat Keputusan Bersama (SKB) III dengan Bank Indonesia tersisa sebesar Rp157 triliun dan akan diterbitkan pada akhir Desember 2021. Sri Mulyani bilang, berkurangnya target penerbitan SBN terjadi lantaran membaiknya prakiraan pendapatan negara dan pulihnya perekonomian nasional.
Hal tersebut terlihat dari kinerja pendapatan negara pada November 2021 yang mencapai Rp1.699,4 triliun, atau 97,5% dari target Rp1.743,6 triliun. Sedangkan belanja negara tercatat mencapai Rp2.310,4 triliun, atau 84% dari alokasi belanja sebesar Rp2.750 triliun.
Dengan demikian, defisit anggaran negara dapat dikendalikan menjadi 3,63% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau setara Rp611 triliun dari anggaran. “Ini adalah cerita mengenai pemulihan ekonomi dan pemulihan APBN kita yang mulai mengalami penyehatan kembali,” terang Sri Mulyani.
Bendahara Negara menambahkan, kinerja pembiayaan yang membaik sejalan dengan pemulihan akibat pandemi covid-19 akan terus dijaga dan diperkuat. Ia menginginkan pemulihan tak hanya terjadi di satu aspek semata.
Jadi dalam hal ini, lanjutnya, langkah-langkah dan upaya pemerintah untuk melindungi masyarakat dari sisi kesehatan akan terus dilakukan. Untuk membantu masyarakat yang mengalami tekanan sosial juga sudah dilakukan dalam bentuk bantuan sosial.
“Pemulihan ekonomi dijaga dan diperkuat dan di sisi lain APBN juga mulai dilakukan penyehatannya,” imbuhnya.
Sekadar informasi, pendapatan negara hingga akhir November 2021 mencapai Rp1.699,4 triliun atau sudah 97,5% dari target. Jumlah ini tumbuh 19,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Di sisi lain, belanja negara hingga akhir November 2021 mencapai Rp2.310,4 triliun atau 84,0% dari target, naik 0,1% yoy. Dus, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) sampai dengan akhir November 2021 sebesar Rp611,0 triliun atau sebesar 3,63% terhadap PDB.
Defisit anggaran hingga November 2021 dinilai menunjukkan perbaikan yang signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebab, pada periode yang sama tahun lalu defisit anggaran mencapai Rp885, triliun atau 5,73% dari PDB.