c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

25 April 2025

16:39 WIB

 Sri Mulyani Bahas Isu Penting Dengan Menkeu AS Di G20-Spring Meeting

Dalam pertemuan tersebut, selain membahas hubungan bilateral Indonesia-AS, kedua belah pihak juga menyoroti arah kebijakan global AS melalui perannya di lembaga multilateral.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p>&nbsp;Sri Mulyani Bahas Isu Penting Dengan Menkeu AS Di G20-Spring Meeting</p>
<p>&nbsp;Sri Mulyani Bahas Isu Penting Dengan Menkeu AS Di G20-Spring Meeting</p>

Spanduk Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington DC. Dok IMF

WASHINGTON DC - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent saat menghadiri Forum G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington DC.

Dalam pertemuan tersebut, selain membahas hubungan bilateral Indonesia-AS, kedua belah pihak juga menyoroti arah kebijakan global AS melalui perannya di lembaga-lembaga multilateral. Menurutnya, Negeri Paman Sam akan tetap menjadi anggota dan sekaligus memimpin lembaga-lembaga internasional, seperti IMF dan World Bank.

“Seperti yang disampaikan oleh US Treasury atau Pak Scott Bessent, bahwa posisi Amerika Serikat tetap akan menjadi anggota dan sekaligus memimpin lembaga-lembaga internasional, seperti IMF dan Bank Dunia, yang akan juga menjadi ajang bagi pelaksanaan berbagai agenda nasionalnya Amerika Serikat melalui lembaga-lembaga tersebut,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (25/4).

Baca Juga: Jadi Pelopor Negosiasi Dengan AS, Menkeu: RI Yakin Dapat Keuntungan

Bendahara Negara menekankan, posisi AS dalam institusi global tersebut menjadi penting untuk dicermati. Lantaran, dapat berdampak pada struktur perdagangan dan kerja sama internasional, termasuk dengan Indonesia.

Untuk memahami sudut pandang AS, Sri Mulyani mengatakan, saat ini AS tengah mendorong tatanan perdagangan baru yang lebih resiprokal atau saling menguntungkan. Tujuannya, untuk menciptakan tatanan perdagangan yang lebih adil bagi Amerika Serikat.

"Kita dalam hal ini tentu perlu untuk terus melihat bagaimana peranan dari Amerika Serikat di dalam lembaga-lembaga internasional termasuk reformasi dari WTO yang sekarang menjadi fokus dari berbagai macam kebijakan yang dilaksanakan oleh Amerika Serikat terhadap partner dagangnya yaitu termasuk melakukan reciprocal tariff," jelasnya.

Dalam konteks itu, Indonesia memperkuat pendekatan diplomasi ekonomi melalui berbagai jalur, termasuk Kantor Perwakilan Dagang AS (United States Trade Representative/USTR), Kementerian Perdagangan AS (Department of Commerce), hingga Departemen Keuangan AS (US Treasury).

Melalui langkah ini, Indonesia bisa mendapatkan gambaran yang lebih lengkap bagaimana ekspektasi AS dan proses pengambilan keputusan dari pemerintahan AS terhadap berbagai mitra dagang mereka, termasuk Indonesia. 

Baca Juga: Airlangga: RI Prioritaskan Kepentingan Nasional Dalam Hubungan Dengan AS

Upaya ini juga menjadi bagian penting dari strategi negosiasi tarif resiprokal yang saat ini tengah dijalankan oleh pemerintah Indonesia.

“Di dalam konteks ini tentu kita juga harus terus mempelajari perkembangan ini (AS), karena di dalam pembahasan kami (negosiasi), Pak Menko (Airlangga) dengan kami tadi dalam pertemuan, Amerika juga menyoroti mengenai hubungan Amerika dengan China yang merupakan salah satu hal, yang tentu akan berpengaruh terhadap Indonesia maupun seluruh kawasan ekonomi di dunia,” ujar Menkeu.

Perbandingan Catatan
Lebih lanjut, Sri Mulyani menyampaikan, dalam pertemuan G20 dan IMF Spring Meeting 2025 di Washington DC, dirinya melakukan perbandingan catatan (compare notes) dengan beberapa Menteri Keuangan negara lain dan mencari tahu cara masing-masing negara melakukan hubungan (engagement) dengan AS.

"Tentu tujuannya adalah supaya pada akhirnya akan ada sebuah solusi yang bisa bersifat menyeluruh, sehingga akan menimbulkan kepastian dunia, karena ketidakpastian dunia akan dan telah menyebabkan proyeksi perekonomian global yang melemah dan itu tentu akan merugikan seluruh negara di dunia," ungkap Menkeu.

Oleh karena itu, dia optimistis, adanya pertemuan IMF Spring Meeting 2025 di Washington DC dapat menjadi kesempatan untuk menurunkan tensi ketegangan sekaligus mencapai berbagai pemahaman bersama. Sehingga pada akhirnya, perekonomian dunia dan kondisi dari perekonomian masing-masing negara bisa terus terjaga.

"Hal ini agar tidak terjadi risiko pelemahan ekonomi atau bahkan resesi yang tentu akan berakibat kepada kesejahteraan rakyat dari semua negara. Itulah spirit yang terus dan akan terus disampaikan. Besok masih akan ada pertemuan, baik IMF maupun Bank Dunia," tutup Sri Mulyani.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar