c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

15 November 2025

09:25 WIB

SMF Bebenah 37 Rumah Layak Huni Rp2,96 M Di Kawasan Kumuh Sangkrah

SMF berhasil membangun 37 rumah layak huni selama 2025 senilai Rp2,96 miliar di Kawasan Kumuh Sangkrah, Surakarta. Renovasi diharapkan bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Khairul Kahfi

<p>SMF Bebenah 37 Rumah Layak Huni Rp2,96 M Di Kawasan Kumuh Sangkrah</p>
<p>SMF Bebenah 37 Rumah Layak Huni Rp2,96 M Di Kawasan Kumuh Sangkrah</p>

Kepala Divisi Riset Ekonomi SMF Martin Daniel, Direktur Bisnis SMF Heliantopo, Dirut SMF Ananta Wiyogo, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF Bonai Subiakto, dan Sekretaris Perusahaan Primasari Setyaningrum, Solo, Jumat (14/11).Validnews/Erlinda

SURAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF melaporkan berhasil membangun 37 rumah layak huni selama 2025 senilai Rp2,96 miliar di Kawasan Permukiman Kumuh Sangkrah, Surakarta. Pembangunan rumah layak huni ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PT SMF.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko SMF Bonai Subiakto menyebut, program ini bertujuan untuk membangun dan merenovasi rumah tak layak huni di daerah kumuh, sehingga bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat berpenghasilan rendah.

“Rumah sebagai kebutuhan primer memiliki multiplier effect terhadap kualitas hidup penghuninya. Dengan rumah layak huni ini, kami tentu berharap dapat membuka jalan menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan berkelanjutan bagi mereka," ungkap Bonai dalam kunjungan di Kawasan Permukiman Kumuh Sangkrah, Surakarta, Jumat (14/11).

Baca Juga: PT SMF Salurkan Rp1,75 Triliun Untuk KPR FLPP Pada Semester I/2025

Dia membeberkan alasan pembangunan rumah layak huni di Surakarta, data Susenas 2024 yang diolah SMF Research Institute (SRI) menunjukkan, sebanyak 27% atau sekitar 1 dari 4 rumah tangga di Kota Surakarta menempati Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Penampakan atau Kondisi salah satu unit Rumah Layak Huni (RLH) yang telah dibangun melalui pembiayaa n PT SMF dengan Program TJSL SMV Kemenkeu, di Kawasan Permukiman Kumuh Sangkrah, Surakarta, Jumat (14/11). Validnews/Erlinda PWBonai mengungkapkan, pembangunan rumah layak huni di Kawasan Sangkrah terlaksana berdasarkan hasil kerja sama dengan Special Mission Vehicle (SMV) Kemenkeu lainnya, seperti PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero), PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), PT Geo Dipa Energi (Persero), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, PT Indonesia Infrastructure Finance dan PT Karabha Digdaya.

Melalui joint program TJSL SMV Kemenkeu 2025 itu SMV Kemenkeu ikut andil dalam mendukung percepatan penanganan backlog permukiman layak huni, penghapusan kemiskinan ekstrem dan penuntasan kekumuhan di wilayah Sangkrah, Surakarta.

"Sebanyak 1.120 m² dari 2,1 ha total luas kawasan kumuh Sangkrah, kini telah dibangun rumah layak huni untuk masyarakat. Sehingga 2 ha sisa kawasan kumuh akan terselesaikan, jika program penanganan skala kawasan yang sedang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota (Surakarta) sudah diselesaikan," imbuh dia.

Adapun penanganan yang tengah dilakukan Pemkot Surakarta yaitu, aspek kekumuhan seperti kondisi jalan dan lingkungan, kondisi penyediaan air minum, kondisi drainase lingkungan, kondisi pengelolaan air limbah, kondisi pengelolaan sampah, dan kondisi proteksi kebakaran.

Setiap rumah yang dibangun di Kawasan Kumuh Sangkrah itu menerapkan konsep dua lantai di atas lahan seluas 20 m², dengan luas bangunan 40 m² yang fungsional dan ramah lingkungan.

Sasar Kelompok Desil Terbawah
Lebih lanjut, Bonai menjelaskan, program terkait menyasar masyarakat pada kelompok desil bawah (desil 2 ke bawah) yang umumnya memiliki penghasilan tidak tetap dan belum memiliki kemampuan untuk mencicil rumah.

“Melalui bantuan ini, kami ingin memastikan bahwa setiap masyarakat dapat hidup lebih bermartabat dengan tempat tinggal yang aman dan sehat,” tambah Bonai.

Baca Juga: Pemerintah Perluas Sewa Beli Hunian Bagi Warga Berpendapatan Tak Tetap

Dalam kesempatan sama, Walikota Solo Respati Ardi menambahkan, pembangunan rumah layak huni di Sangkrah, Surakarta, memberikan banyak manfaat. Selain perbaikan fisik rumah dan infrastruktur dasar, progam ini juga membuka ruang bagi partisipasi warga, pendampingan sosial, dan skema pembiayaan yang lebih inklusif.

“Dukungan SMF dan SMV lainnya memungkinkan kami untuk menjalankan program secara lebih sistematis, terukur, dan berorientasi pada keberlanjutan,” ucap Respati.

Info saja, di 2022, SMF melalui inisiatif Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh telah mengalirkan bantuan hibah sebesar Rp3,2 miliar untuk membangun 47 Rumah Layak Huni (RLH) bagi 47 kepala keluarga di Kelurahan Mojo, Kawasan Kumuh Semanggi, Surakarta.

Sebagai bentuk keberlanjutan serta komitmen SMF dalam mendukung program pemerintah dalam menekan backlog kelayakan dan kepemilikan rumah dan penghapusan kemiskinan ekstrem, SMF menggandeng SMV Kemenkeu lainnya melalui Joint Program TJSL SMV Kemenkeu.

Program terkait juga telah mengalirkan bantuan lanjutan dengan total senilai Rp4,48 miliar untuk membangun 56 unit RLH bagi 56 kepala keluarga yang tersebar di Daerah Kumuh Kawasan Semanggi, Losari Demangan, Sangkrah, Surakarta. Program ini sekaligus mendukung penuntasan kawasan kumuh terakhir di Kota Surakarta.

Sedangkan sepanjang 2025, SMF telah menyalurkan total bantuan sebesar Rp9,37 miliar untuk membangun dan merenovasi 154 rumah yang tersebar di 6 provinsi/kabupaten/kota di Indonesia.

"Program pembangunan rumah layak huni ini juga menjadi bagian dari dukungan SMF terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1 Pengentasan Kemiskinan, SDG 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera, SDG 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak, serta SDG 11 Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan," tutup Bonai.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar