25 Januari 2024
18:07 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Direktur Utama Smesco Indonesia Leonard Theosabrata mengungkapkan belum banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang mengisi integrated kitchen hasil kerja sama Smesco Indonesia dengan SkyEats.
"Memang ada rencana untuk memperbesar kapasitas karena sekarang ini sudah penuh ya walaupun penuhnya bukan sama UMKM," ujar dia dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koperasi dan UKM, Kamis (25/1).
Meski ada segelintir UMKM yang mengisi dapur bersama tersebut, Leonard mengatakan dapur SkyEats saat ini masih dipenuhi oleh pelaku-pelaku usaha dengan skala yang lebih besar.
Padahal, fasilitas itu sangat terbuka bagi para pelaku UMKM asalkan mereka punya perencanaan yang pasti. Ia mengklaim Smesco Indonesia dalam hal ini telah memberikan harga sewa yang cukup affordable bagi UMKM.
"Mereka (UMKM) harus punya inisiatif dan planning yang pasti. Kita sudah berikan harga yang affordable bagi UMKM untuk ikut SkyEats," sebut Leonard.
Baca Juga: Ekonom: Target Onboarding 30 Juta UMKM Sulit Tercapai pada 2024
Layanan dapur bersama yang terletak di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta itu merupakan hasil kerja sama antara Smesco Indonesia dan SkyEats. Program tersebut pada dasarnya bertujuan memperpanjang usia produk UMKM, khususnya yang bergerak di bidang kuliner.
"Jadi ini layanan sistem pengawetan untuk makanan-makanan. UKM butuh ini karena produk mereka bisa tahan lebih lama, di suhu ruangan biasa bisa sampai 12 bulan. Ini penting karena nantinya produk-produk UMKM bisa masuk ke distribusi modern market," jabar dia.
Sayangnya, rencana awal pendirian integrated kitchen bersama SkyEats itu tidak berjalan mulus. Leonard menjelaskan tidak efektifnya SkyEats bagi pelaku UMKM bukan terkait biaya sewa, tetapi soal kebiasaan pelaku usaha.
Menurut dia, pelaku UMKM tidak terbiasa untuk melakukan produksi di dapur bersama. Sebagian besar UMKM lebih nyaman untuk membuat produk di tempatnya sendiri.
Baca Juga: Dari 98% UMKM di e-Commerce, Hanya 6% yang Menjual Produk Sendiri
Hal itu berakibat pada minimnya UMKM yang memanfaatkan dapur bersama. Meski tak menyebut angka pasti, Leonard memperkirakan jumlah UMKM yang bergabung dengan integrated kitchen SkyEats di Gedung Smesco Indonesia belum sampai 50 pelaku usaha.
"Setahu saya jumlah UMKM masih puluhan, mungkin di bawah 50 ya, karena mereka juga harus punya produk. Kalau belum punya produk, sulit untuk mereka bisa engage dengan SkyEats," kata dia.
Ke depan, dia berkomitmen untuk tetap menjalankan tugas dan fungsi Smesco Indonesia, yakni pemberdayaan, edukasi, hingga inkubasi kepada para pelaku UMKM. Dalam konteks integrated kitchen, Leonard akan memasifkan lagi sosialisasi manfaat fasilitas tersebut bagi pelaku usaha.
"Range tarif sudah kita set itu sudah cukup friendly. Jadi (masalah) mungkin kepada sosialisasi dan mereka kurang begitu paham terhadap prosedur yang ada. Makanya, kita coba sosialisasikan lebih banyak lagi kepada UMKM," tandas Leonard.