21 Juli 2025
18:29 WIB
SKK Migas: Produksi Minyak Semester I/2025 RI Baru 579 Ribu BOPD
SKK Migas mencatat produksi minyak Januari-Juni 2025 sebesar 579,3 BOPD atau sekitar 95,8% dari target. SKK Migas optimis lifting minyak 2025 mampu penuhi mimpi APBN sebesar 605 ribu BOPD.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Khairul Kahfi
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan paparan capaian kinerja SKK Migas di Jakarta, Senin (21/7/2025). Antara/Putu Indah Savitri
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat produksi minyak sepanjang Januari-Juni 2025 sebesar 579,3 ribu barel per hari (BOPD). Realisasi ini sekitar 95,8% dari target yang ditetapkan dalam APBN TA 2025 sebesar 605 ribu BOPD.
Capaian produksi minyak semester I/2025 sedikit lebih baik dari realisasi produksi Januari-Juni 2024 yang sebesar 578 ribu BOPD. Sementara untuk lifting minyak, baru terealisasi sekitar 578 ribu BOPD sampai Juni 2025.
Sekalipun realisasi produksi minyak sudah berada di atas capaian semester pertama 2024, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menerangkan, raihan lifting atau produksi minyak Januari-Juni 2025 masih belum mampu memenuhi target tahunan.
"Realisasinya kalau month-to-month sudah melebihi tahun lalu, tapi untuk target terhadap APBN masih 95,8%," ujar Djoko dalam konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (21/7).
Baca Juga: SKK Migas: Enam Kontraktor Migas Telah Capai Target Lifting
Meski begitu, SKK Migas tetap memperkirakan realisasi lifting maupun produksi minyak sampai akhir tahun 2025 nanti mampu memenuhi target yang dipatok dalam APBN, yakni sebesar 605 ribu BOPD.
Djoko mengungkapkan, produksi minyak harian dari awal Juli 2025 mulai meningkat sedikit demi sedikit. Karena itu, Djoko berharap target lifting minyak dalam APBN bisa tercapai.
"Produksi minyak sejak Juli itu naik terus per harinya, terus naik 100, 100 barel, semoga ini bisa mencapai target APBN," ungkapnya.
Dirinya menerangkan, capaian lifting minyak berbeda dengan produksi. Pasalnya, tak semua KKKS atau perusahaan migas langsung me-lifting minyak yang sudah mereka produksikan.
"Kadang-kadang lifting itu dalam sehari bisa 1 juta barel karena minyak yang diproduksikan itu ditampung dulu di dalam tangki, baik di darat maupun di laut. Kemudian juga, ada beberapa KKKS bahkan untuk itu setahun sekali, jadi ditampung dulu selama setahun," jabar Djoko.
Di samping lifting minyak, SKK Migas mencatat produksi gas bumi berada di angka 6.820 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) sepanjang Januari-Juni 2025 atau melampaui target yang ditetapkan sepanjang tahun ini 5.628 MMSCFD.
Baca Juga: Terlena Kejayaan Di Masa Lampau Jadi Penyebab Lifting Minyak RI Terus Anjlok
Sedangkan salur gas per Juni 2025 mencapai 5.483 MMSCFD, atau sekitar 97,4% dari target tahun 2025 yang ditargetkan 5.628 MMSCFD. Sayangnya, capaian ini lebih rendah dari realisasi Januari-Juni 2024 yang kala itu berada di angka 5.554 MMSCFD.
"Realisasinya ini baru 97,4% atau 5.483 MMSCFD itu dibandingkan produksinya, memang salur gas ini kecil dari produksinya, begitu pula juga minyak," tambahnya.
Dengan demikian, realisasi lifting migas secara kumulatif berada di angka 1,79 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) sepanjang Januari-Juni 2025, sedikit melampaui target lifting migas dalam APBN TA 2025 sebesar 1,61 juta MBOEPD.
Begitupun jika disandingkan dengan realisasi tahun sebelumnya, produksi migas Januari-Juni 2025 masih lebih besar mengingat realisasi semester I 2024 hanya di angka 1,76 MBOEPD.