29 Desember 2023
13:12 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan, perlu percepatan proses untuk optimalisasi temuan dua sumber gas besar (giant discovery) tahun ini, di laut Kalimantan Timur dan sebelah utara Sumatera.
Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menilai, kedua temuan sumber gas tersebut membawa harapan besar komoditas gas sebagai energi andalan masa depan Indonesia.
“Mayoritas investor migas yang hendak melakukan ekplorasi akan memilih wilayah kerja yang sudah memiliki infrastruktur dan lebih dekat dengan pasar, sehingga hal ini perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan ini bisa segera dioptimalkan,” katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (29/12).
Seperti diketahui, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan asal Uni Emirat Arab, mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di Wilayah Kerja (WK) South Andaman dengan potensi lebih dari 6 trillion cubic feet/TCF.
Baca Juga: Pertamina Temukan Cadangan Migas Baru di Lapangan Blok Rokan
Temuan gas jumbo ini berasal dari sumur Eksplorasi Layaran-1. Lokasi tersebut sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara.
Wilayah Kerja South Andaman sendiri merupakan WK migas yang dilelang pada 2018, dan baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM dan Mubadala Energy pada Februari 2019, dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.
Sebelumnya ENI, perusahaan migas asal Italia, juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di WK North Ganal sebesar 5 TCF, dengan kandungan kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. Wilayah Kerja migas ini berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.
Dengan temuan ini, Benny berharap, investor asing kembali melirik dan memasukkan Indonesia sebagai portofolio investasi ke depan. Untuk itu, perlu adanya perbaikan dari sisi fiscal term maupun non fiscal term (ease of doing business/EoDB).
“Kita perlu melakukan perbaikan yang benar-benar baik, artinya, perbaikan tersebut bisa meningkatkan daya pikat investasi Indonesia. Mengingat, saat ini kita tengah dalam kondisi bersaing dengan negara-negara lain,” ujar dia.
Lebih lanjut setelah penemuan ini, ia mengatakan, ada percepatan proses menuju onstream. Estimasinya, jika sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman sudah mulai onstream.
“Tahun 2024 akan dimulai appraisal-nya (penilaian); 2025-2026 sudah Plan Of Development (POD); dan di 2028-2029 sudah onstream,” urainya.
Sementara itu, Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali mengatakan, penemuan ini merupakan bagian dari program Mubadala Energy ke depan. Utamanya, dalam mendukung target produksi Indonesia di 2030, yaitu 1 juta barel minyak bumi per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari.
“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa terkait cadangan migas. Penemuan ini patut disyukuri dan diharapkan dapat mendukung target produksi tahun 2030,” sebut Abdulla.
Baca Juga: SKK Migas: Industri Hulu Migas Butuh Investasi US$20 M Per Tahun
Setelah penemuan ini, Mubadala Energy akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di WK yang sama. Untuk itu, pihaknya membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana tersebut dapat terwujud.
“Kami berharap dukungan dari semua pemangku kepentingan agar kami bisa melanjutkan penemuan ini dan dapat membantu untuk mencapai target yang dicanangkan pemerintah,” sambungnya.
Beberapa tahun belakangan, aku Abdulla, banyak perbaikan yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam hal kepastian hukum dan fiskal. Terlebih, saat ini, pemerintah sudah melonggarkan dan memberikan fleksibilitas dalam hal mekanisme kontrak gross split maupun cost recovery.
Pihaknya pun mengarpesiasi penuh pemerintah, khususnya Kementerian ESDM dan SKK Migas dalam mendorong perbaikan-perbaikan regulasi maupun fiskal untuk mendukung operasionalisasi KKKS. Ke depan, tambahnya, Indonesia memiliki potensi gas bumi yang luar biasa.
“Indonesia menjadi salah satu investasi kami, mengingat besarnya potensi yang ada. Terutama dalam hal energi yang bersih seperti gas bumi, sejalan dengan strategi perusahaan dalam mendukung transisi energi,“ urainya.