c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

04 September 2024

20:10 WIB

SKK Migas Gandeng Sinopec Untuk Garap MNK, EOR, Hingga Proyek CCS/CCUS

SKK Migas meyakini kehadiran Sinopec pada proyek-proyek strategis bisa berdampak positif pada produksi migas Indonesia

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">SKK Migas Gandeng Sinopec Untuk Garap MNK, EOR, Hingga Proyek CCS/CCUS</p>
<p id="isPasted">SKK Migas Gandeng Sinopec Untuk Garap MNK, EOR, Hingga Proyek CCS/CCUS</p>

Ilustrasi. Suasana anjungan lepas pantai Yakin Field Daerah Operasi Bagian Selatan (DOBS) Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kalimantan Timur, Senin (25/3/2024). Antara Foto/Hafidz Mubarak A

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama perusahaan asal China, Sinopec menjalin nota kesepahaman untuk mendongkrak produksi migas di Indonesia.

Kolaborasi dalam MoU itu antara lain mencakup akuisisi blok eksplorasi ataupun produksi, peningkatan produktivitas sumur dan lapangan, program enhanced oil recovery (EOR), pengeboran migas non konvensional, hingga proyek penangkapan dan injeksi karbon (CCS/CCUS).

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan kerja sama dengan perusahaan pelat merah dari Negeri Bambu itu jadi momen penting guna mendongkrak produksi minyak dan gas bumi Indonesia sebagai upaya menjaga ketahanan energi nasional.

Baca Juga: Perusahaan China Tertarik Dengan 5 Sumur Migas Pertamina

"Perjanjian ini menandai momen penting dalam perjalanan kolektif industri hulu migas Indonesia untuk merealisasikan target yang telah ditetapkan Pemerintah yaitu 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) produksi gas," ucapnya lewat keterangan tertulis, Rabu (4/9).

Upaya meningkatkan produksi minyak dan gas Indonesia, sambung Dwi, penting untuk dikerjasamakan dengan Sinopec. Lewat kerja sama itu, kedua pihak bisa memanfaatkan kekuatan satu sama lain dalam rangka optimalisasi sumber daya hingga penerapan teknologi yang mutakhir.

Pada intinya, kolaborasi dengan Sinopec bakal terfokus pada sektor hulu migas, meliputi eksplorasi, pengembangan, serta produksi hidrokarbon konvensional maupun nonkonvensional.

"Termasuk di dalamnya adalah kerjasama dalam peningkatan  perolehan minyak (EOR/CEOR) di mana Sinopec telah berhasil menerapkannya pada skala komersial. Kolaborasi ini merupakan kunci untuk membuka potensi energi Indonesia yang sangat besar, khususnya di bidang-bidang yang membutuhkan teknologi maju dan pendekatan inovatif," kata Dwi.

Diketahui, saat ini Indonesia tengah mengembangkan 12 proyek EOR dengan prakiraan total cadangan sebesar 951 MMTB. Pada tahap I di Lapangan Minas, Sumatra, telah mendapat persetujuan POD dan siap untuk dikembangkan.

Sementara untuk pengembangan CCS/CCUS, Dwi memperkirakan potensi penangkapan karbon bisa mencapai sekitar 12,2 gigaton (GT). Kemajuan nyata pun telah terlihat pada pengembangan CCS/CCUS di Lapangan Tangguh 3 yang telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

"Proyek CCS/CCUS lainnya yang sudah masuk tahapan kajian dan persiapan ada di Masela dan Sakakemang," imbuh dia.

Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Pemenang Lelang WK Migas Tahap I Tahun 2024

Pemerintah ditegaskannya bakal menyalurkan dukungan yang kuat untuk pengembangan CCS/CCUS. Dari sisi regulasi, misalnya, Indonesia telah memiliki peraturan yang komprehensif untuk pengembangan CCS/CCUS baik peraturan umum di tingkat menteri maupun pedoman operasional di tingkat SKK Migas.

Inisiatif tersebut tak sekadar memaksimalkan eksraksi sumber daya, tetapi untuk mengurangi jejak karbon dan berkontribusi terhadap tujuan keberlanjutan baik nasional maupun global.

"Sekaligus mendukung tercapainya program NZE tahun 2060 yang telah dicanangkan pemerintah," pungkas Dwi Soetjipto.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar