c

Selamat

Kamis, 28 Maret 2024

EKONOMI

26 Juli 2021

15:01 WIB

Serapan KUR Pertanian Mendekati Periode Pra Pandemi

Untuk 2021, pemerintah menargetkan alokasi KUR pertanian sebanyak Rp70,04 triliun

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Faisal Rachman

Serapan KUR Pertanian Mendekati Periode Pra Pandemi
Serapan KUR Pertanian Mendekati Periode Pra Pandemi
Seorang petani merawat tanaman tembakau jenis Kemloko di perladangan lereng gunung Sindoro, Bansari, Temanggung, Jateng, Jumat (28/5/2021). Antara Foto/Anis Efizudin

JAKARTA – Pemerintah menyampaikan realisasi penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sektor pertanian mencapai 56,58% untuk 2021. Penyaluran KUR ini diklaim sudah mendekati periode normal pra covid-19 berlangsung.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, realisasi KUR sepanjang Januari–25 Juni 2021 mencapai Rp143,14 triliun dari target Rp253 triliun pada tahun ini. Jumlah kredit sebanyak itu sudah disalurkan kepada 3,87 juta debitur, dengan outstanding per Agustus 2021 sebanyak Rp283 triliun dan NPL 0,88% yang terhitung rendah.

"Penyaluran KUR sudah mendekati periode normal sebelum covid-19. Di mana pre-covid itu sekitar Rp20-an triliun dan saat ini sudah menyalurkan kira-kira Rp21,84 triliun (per bulan)," katanya dalam hasil pemaparan rapat terbatas istana, Jakarta, Senin (26/7).

Secara keseluruhan, Airlangga merinci, pembiayaan itu sudah diserap dominan untuk perkebunan kelapa sawit yang mencapai Rp9,5 triliun. Diikuti oleh pertanian padi (Rp7,8 triliun), tanaman lain (Rp5,5 triliun), dan hortikultura (Rp5,2 triliun).

Kemudian, budidaya sapi (Rp3,9 triliun), domba dan kambing (Rp3,5 triliun), palawija (Rp2,7 triliun), pertanian campuran (Rp2,6 triliun), hingga pembibitan (Rp1,1 triliun).

Untuk 2021, pemerintah menargetkan alokasi KUR pertanian sebanyak Rp70,04 triliun. Terdiri atas klaster KUR pangan sebesar Rp26,8 triliun, KUR hortikultura (Rp7,84 triliun), KUR perkebunan (Rp20,3 triliun), dan KUR peternakan (Rp15,1 triliun).

Dirinya menilai, peningkatan realisasi KUR tersebut telah menggambarkan pemulihan ekonomi nasional. Karena itu, pihaknya pun mencoba mendorong kondisi saat ini dengan pinjaman dengan tingkat suku bunga rendah.

"Peningkatan KUR tersebut karena perekonomian mulai pulih dan tingkat suku bunga yang rendah ataupun 3%, di mana pemerintah memberikan tambahan subsidi," terangnya.

Dirinya menyampaikan, pemerintah juga mendorong keberadaan KUR berbasis klaster pertanian, misalnya KUR klaster padi, lalu jagung dan seterusnya. Presiden pun, lanjut Airlangga, meminta agar KUR ini mampu mengembangkan komoditas pertanian. Tidak terbatas pada perbaikan ekosistem, namun juga dari sisi permintaan sekaligus pembeliannya.

"Presiden meminta ada penugasan dari badan sejenis Bulog, lewat konsep penajaman holding (BUMN) pangan ataupun RNI," ujarnya.

Nantinya, KUR ini juga bakal menyediakan fitur pinjaman kelompok petani dalam berbagai stakeholder. Jadi pembiayaan itu bisa digunakan untuk membeli pupuk, peralatan pertanian, pasca panen, hingga offtaker dari pembeli.

"KUR juga dapat menerima kemitraan berbasis Bumdes dan pengurus kelompok tani. Kemudian, KUR juga dapat bekerja sama dengan aplikasi digital. Jadi mulai dari supply, offtake, teknologi dan kemitraan bisa dibayarkan melalui KUR," paparnya.

 


Seorang operator mengoperasikan mesin panen padi kombinasi atau combine harvester di area persawahan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Senin (26/4/2021). Petani di wilayah itu mulai memanfaatkan teknologi pertanian dalam bidang mesin panen untuk menghemat waktu dan biaya. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

 

Musim Tanam
Pada kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menerangkan, peningkatan KUR tersebut sesuai dengan pola musim tanam yang sudah masuk periode kedua Juli-Desember 2021. Karenanya dia tidak heran sarapan KUR yang ada begitu tinggi dan akan terus didorong.

"Pada dasarnya, kami di lapangan sudah melakukan berbagai langkah. Sampai hari ini, saya kira pertanian merupakan salah satu (sektor) yang terus berkembang cukup baik," jelas Syahrul.

Sementara itu, lanjutnya, koperasi dan korporatisasi pertanian pun juga sudah dipersiapkan dengan saksama. Mulai dari hulu-hilir, pasca panen, industrinya sampai marketplace. Karena itu, Kementan telah berbicara dengan Menkop-UKM Teten Masduki bersama Men-BUMN Erick Thohir.

"Kita akan sama-sama lakukan berbagai konsolidasi yang memungkinkan untuk mengefektifkan KUR itu; mulai dari hulu, pengolahan, pascapanen sampai dengan marketnya," tuturnya.  

Selain itu, dirinya juga menyampaikan pemanfaatan KUR pertanian begitu baik saat ini, dengan perolehan kredit macet kisaran 0,3% saja. 

Dirinya pun meminta Menko Perekonomian dapat memfasilitasi KUR pada komoditas yang tengah naik daun.

"Menko bisa fasilitasi KUR untuk porang yang merupakan komoditi baru yang kita konsentrasi tahun ini dan kemudian sarang burung walet," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER