c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

13 Juli 2023

19:18 WIB

Selandia Baru Kucurkan RI Rp147 Miliar Untuk Pengembangan Panas Bumi

Bantuan dari Selandia Baru akan dituangkan dalam bentuk bantuan teknis dan peningkatan kapasitas SDM.

Penulis: Yoseph Krishna

Selandia Baru Kucurkan RI Rp147 Miliar Untuk Pengembangan Panas Bumi
Selandia Baru Kucurkan RI Rp147 Miliar Untuk Pengembangan Panas Bumi
Konferensi Pers program kerja sama Indonesia-Aotearoa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ). ValidNewsID/Yoseph Krishna

JAKARTA - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral resmi memperpanjang kerja sama dengan Selandia Baru lewat Ministry of Foreign Affairs and Trade (MFAT) untuk mengembangan panas bumi periode 2023-2028.

Tak tanggung-tanggung, MFAT New Zealand berencana menyalurkan hibah sebesar NZ$15,64 juta atau setara dengan Rp147,8 miliar dalam program Indonesia-Aotearoa New Zealand Geothermal Energy Programme (PINZ).

Menteri ESDM Arifin Tasrif melayangkan sambutan hangat atas rencana hibah yang akan disalurkan oleh Selandia Baru untuk memperpanjang kerja sama pengembangan panas bumi antarkedua negara.

"Saya berharap usaha bersama yang telah terbangun dapat mengakselerasi pengembangan panas bumi di Indonesia dan menyediakan solusi berkelanjutan," ungkap Arifin dalam sesi konferensi pers di Jakarta, Kamis (13/7).

Arifin meyakini bahwa Selandia Baru punya banyak sumber daya dan tenaga ahli yang kompeten dalam pengembangan proyek geothermal, utamanya soal pemanfaatan langsung dan inovasi operasi panas bumi.

"Misalnya produksi hidrogen hijau dan Carbon Capture Storage (CCS)," sambungnya.

Baca Juga: Kembangkan Panas Bumi, ESDM Gandeng New Zealand

Pada kesempatan itu, Minister of Foreign Affairs and Trade Selandia Baru Nanaia Mahuta mengungkapkan komitmen PINS didasari oleh pencapaian saat ini dan di kemudian hari dalam rangka memperluas akses Indonesia ke energi yang terjangkau, andal, dan bersih.

Tujuan dari komitmen PINZ, tambahnya, ialah peningkatan kontribusi energi panas bumi dalam perwujudan target bauran energi terbarukan di Indonesia. Nantinya, komitmen itu akan tertuang dalam bentuk bantuan teknis dan peningkatan kapasitas.

"Khususnya pada tiga bidang utama, yaitu kerangka peraturan, eksplorasi panas bumi, dan peningkatan keterampilan serta kapasitas teknis tenaga kerja," kata Nanaia.

Nanaia juga meyakini perkembangan Indonesia sudah relatif baik untuk bertransisi ke produk energi bersih rendah emisi sekalipun Nusantara merupakan penyumbang emisi iklim yang signifikan di lingkup Indo-Pasifik.

Baca Juga: Indonesia-Australia Teken MoU Bisnis US$3,6 Juta

Meski sudah berkembang baik, pemanfaatan sumber daya panas bumi ia katakan masih kurang optimal. Bahkan, perlu peningkatan investasi maupun kapasitas SDM hingga tiga kali lipat untuk mendukung target kapasitas panas bumi Indonesia yang ambisius.

"Untuk itu komitmen NZ$15,6 juta ini akan membantu Indonesia mencapai target energi terbarukan," pungkasnya.

Lebih lanjut, Menteri Arifin menjabarkan Indonesia punya proyeksi kebutuhan listrik hingga 1.942 TWh pada 2060 mendatang dengan tantangan penyediaan yang berasal dari sumber energi terbarukan yang terjangkau, andal, dan berkelanjutan.

"Indonesia akan membangun sekitar 700 GW pembangkit energi terbarukan karena ada sumber yang melimpah, mencapai lebih dari 3.600 GW," ucap Arifin Tasrif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar