23 Maret 2023
20:30 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA – Anggota Komisi VI DPR RI Intan Fauzi mendorong PT Sarinah sebagai BUMN yang bergerak di bidang ritel, untuk dapat berperan memberikan ruang semaksimal mungkin bagi seluruh pengrajin yang ada di Indonesia. Hal tersebut penting, sebagai fungsi sosial dengan membantu perekonomian para pengrajin Indonesia.
Sebagai bagian dari InJourney BUMN, sudah sepatutnya Sarinah perlu mencari keuntungan. Meski begitu, Sarinah juga harus mampu menampilkan karya-karya pengrajin Indonesia di bidang kuliner melalui masakan, kemudian kerajinan dari bahan kain seperti batik, tenun, dan sebagainya.
“Kerajinan lainnya sudah sangat baik (secara display), tapi jangan dilupakan tetap harus bermitra dengan pengrajinnya langsung. Sehingga mempunyai dampak ekonomi bagi pengrajinnya,” ujar Intan dalam keterangan pers, Jakarta, Kamis (23/3).
Intan berharap, mal pertama di Indonesia yang hadir sebagai wadah industri kreatif Tanah Air ini tidak hanya bekerja sebagai pengumpul para pedagang, namun betul-betul bisa mengkurasi langsung hasil-hasil dari pengrajin Indonesia.
Baca Juga: Sarinah Berencana Buka Cabang Tahun Ini
Dengan begitu, nilainya, barang-barang yang ada di mal Sarinah dapat lebih terjangkau karena diperoleh langsung dari pengrajin.
"Karena positifnya, tentu harga akan lebih terjangkau karena langsung dari pengrajin, yang kedua juga membantu pengrajin secara ekonomi dan kalau bisa tentunya kita harapkan Sarinah menjadi bapak angkat bagi para pengrajin untuk bisa meningkatkan kualitas,” tuturnya.
Intan berharap, dengan adanya hubungan mitra antara Sarinah dan para pengrajin dapat memunculkan banyak manfaat positif. Seperti melestarikan budaya Indonesia, meningkatkan kualitas karya yang dihasilkan, dan dapat menyerap lapangan pekerjaan.
Dirinya menyebut, jangan sampai kerajinan Indonesia yang sudah turun-temurun dan tersebar di berbagai daerah kehilangan penerusnya. Karena anak muda yang tidak mau menghasilkan karya, karena merasa tidak ada mata pencaharian di sektor ini.
“Jadi, ini bagian juga dari menyerap lapangan pekerjaan, yang mereka bisa menjadi pengusaha langsung dari para pengrajin-pengrajin tersebut,” imbuhnya.
Momentum Naikkan Kelas UMKM
Lebih lanjut, Legislator Dapil Jawa Barat VI ini yang menyambut penampilan Sarinah sekarang yang terlihat eksklusif, sebagai hal positif. Hal ini dapat menunjukkan, bahwa hasil kerajinan Indonesia telah dihargai dan ditempatkan di tempat yang berkelas premium.
Meski begitu, Intan juga mengingatkan, bahwa kesempatan ini harus dimanfaatkan untuk menyerap pasar yang tinggi. Sembari menjadi momentum untuk menaikkan kelas UMKM di Indonesia.
“Jadi kalau bicara UMKM hasil kerajinan Indonesia yang memang dia sudah siap, pangsa pasar premium tadi disebutkan konsumennya SES (Socio-Economic Status) A dan B itu daya belinya kuat, sehingga itu bisa dijadikan momentum untuk UMKM naik kelas,” tambah Intan.
Pada kesempatan yang sama, dirinya juga menyampaikan masukan untuk PT Sarinah, agar bisa mengakomodir lahan parkir yang sekarang masih sangat terbatas. Menurutnya, area parkir menjadi salah satu fungsi pendukung Sarinah yang harus dipikirkan.
“Jangan sampai orang mau datang ke sana, tentu ada LRT, MRT, dan sebagainya, tapi mobil-mobil pribadi banyak keluhan memang di sana lahan parkirnya terbatas dan harus pakai valet gitu kan tidak efisien,” sarannya.
Baca Juga: UMKM Harus Manfaatkan 'Musim Semi' Industri Hiburan
Mengacu Statistik Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020, top 5 usaha industri pariwisata dan ekonomi kreatif berasal dari kuliner (43,6%); kriya (18,68%); fesyen (18,08%); penerbitan (4,04%); serta penyelenggaraan hiburan dan rekreasi (3,02%).
Jenis konsumen usaha industri pariwisata dan ekonomi kreatif sangat beragam. Paling besar berasal dari konsumen perseorangan sebanyak 84,15%, diikuti konsumen dari usaha atau perusahaan (17%), dan konsumen dari pemerintah (9,85%).
Selain itu, konsumen produk parekraf juga datang dari lembaga non profit/sosial (4,62%), serta konsumen asing atau wisatawan mancanegara (1,32%).