13 Februari 2025
14:47 WIB
Saham BBCA Merah Di Tengah Isu Pergantian Dirut, Kapan Beli?
Harga saham BBCA pada perdagangan sesi I Kamis (13/2), ditutup melemah sebesar 125 poin atau 1,37% menjadi ke level Rp9.025 per saham.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Menara Bank BCA yang berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Senin (3/6/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni
JAKARTA - Harga saham PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (BBCA) melemah di tengah isu pergantian Dirut BCA Jahja Setiaatmadja menjadi Gregory Hendra Lembong.
Berdasarkan pantauan Validnews, mengutip IDXMobile, harga saham BBCA pada perdagangan sesi I, Kamis (13/2), ditutup melemah sebesar 125 poin atau 1,37% menjadi ke level Rp9.025 per saham.
Kendati demikian, jika dibandingkan selama lima tahun belakang, saham BBCA masih menguat sebesar 75 poin atau 0,84%. Sedangkan sepanjang tahun ini (year-to-date/ytd) telah anjlok sebesar 875 poin atau 8,84%.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Nafan mengatakan, secara teknikal, saham BBCA mencoba untuk pulih (rebound) setelah retesting batas bawah dari two down channels. Selain itu, volumenya mulai meningkat.
"Dalam hal ini, saham BBCA bisa dibeli dalam kondisi melemah (buy on weakness)," kata Nafan kepada Validnews, Jakarta, Kamis (13/2).
Baca Juga: Mengenal Gregory Hendra Lembong, Calon Dirut BCA Baru
Nafan menyampaikan, investor dapat melakukan aksi ambil untung pada sejumlah level, yakni (take profit/TP) 1 di 9.200 poin, TP 2 di 9.525 poin, dan TP 3 di 10.725 poin. Investor juga bisa memantau batas support di level 8.850 poin dan 8.475 poin.
Terpisah, Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi menuturkan, perubahan jajaran direksi dapat membawa perspektif baru dan strategi yang lebih inovatif. Dirinya berharap, keberadaan Dirut BCA yang baru akan membawa emiten BBCA berkinerja lebih baik.
"Gregory Hendra Lembong dikenal memiliki kemampuan dalam inovasi digital dan transformasi perbankan. Dia telah memimpin berbagai proyek inovasi digital di BCA dan CIMB Niaga, yang menunjukkan kemampuan dan visinya dalam mengembangkan perbankan digital," kata Lanjar Nafi kepada Validnews, Kamis (13/2).
Sebelumnya, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, sehubungan dengan mata acara ketiga Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BCA untuk Tahun Buku 2024 terkait perubahan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan, merupakan bagian dari rencana suksesi ke depan, dan tindak lanjut dari rencana pengunduran diri DE Setijoso dari jabatan Presiden Komisaris.
"BCA telah melakukan proses regenerasi dan suksesi guna memastikan transisi berjalan baik dengan calon-calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris yang andal," ungkap Hera dalam keterangan resmi, Kamis (13/2).
Dia menegaskan, BCA telah memilih calon-calon terbaik untuk menduduki jabatan Presiden Direktur dan jajarannya, ditambah supervisi yang baik dari sisi bisnis maupun risiko oleh Dewan Komisaris BCA.
Baca Juga: BCA (BBCA) Bakal Ganti Dirut, Siapa Calonnya?
Sehubungan dengan hal tersebut, Komite Remunerasi dan Nominasi BCA juga telah melakukan evaluasi dan mengusulkan nama calon Presiden Komisaris, calon Presiden Direktur, calon Wakil Presiden Direktur, dan calon Direktur Perseroan dengan mempertimbangkan rekam jejak, pengalaman, dan kompetensi masing-masing calon.
BCA senantiasa akan memastikan bahwa proses perubahan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan dilakukan sesuai dengan prosedur dan regulasi yang berlaku, dan dengan memperhatikan visi dan misi serta kebutuhan strategis perusahaan di masa mendatang.
"Ke depannya, BCA senantiasa fokus pada keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan demi memberikan layanan terbaik kepada nasabah dan pemangku kepentingan," pungkas Hera.