11 November 2022
19:02 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA - Industri aset kripto global belakangan ini tengah menghadapi situasi yang kurang menyenangkan. Krisis yang dihadapi oleh salah satu platform crypto exchange global, rupanya rupanya menjadi faktor munculnya sentimen negatif.
Peristiwa tersebut menciptakan trust issue terhadap business plan dan sistem keamanan aset investor yang ada di platform centralized exchange. Kondisi ini menjadi perhatian bersama para pelaku industri aset kripto di Indonesia untuk memastikan kondisi tersebut tidak akan terjadi.
Menanggapi hal ini CEO Tokocrypto Pang Xue Kai mengatakan, Tokocrypto sebagai pedagang fisik aset kripto yang terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) memastikan akan terus meningkatkan keamanan aset investor.
"Kami memahami penurunan nilai di pasar aset kripto menimbulkan kekhawatiran bagi investor dan dirasakan dampaknya di seluruh dunia. Namun, kami memastikan keseluruhan dana nasabah aman dan Tokocrypto akan selalu menaati regulasi yang ditetapkan pemerintah terkait penyimpanan aset kripto nasabah," kata Kai dalam pernyataan resminya, Jumat (11/11).
Kai menegaskan, keamanan dan kenyamanan transaksi nasabah adalah komitmen utama perusahaan. Tokocrypto, sebutnya, akan terus memberikan pelayanan optimal kepada setiap nasabah dalam menjalankan perdagangan aset kripto.
“Diimbau setiap nasabah untuk lebih berhati-hati dan tetap melakukan riset atas setiap keputusan investasi aset kripto yang diambil," ujarnya.
Dalam menjalankan operasional perusahaan, Kai memaparkan Tokocrypto senantiasa mengikuti ketentuan dari Bappebti, Kementerian Perdagangan, selaku lembaga yang mengawasi dan mengatur perdagangan aset kripto.
Bappebti sendiri telah mengamanahkan kepada semua pedagang fisik aset kripto yang terdaftar resmi untuk memisahkan rekening dana yang dimiliki nasabah, dengan rekening dana operasional milik perusahaan untuk menjaga likuiditas.
"Kami selalu menjalankan prinsip utama dari Bappebti agar dapat menjalankan operasional bisnis dengan baik dan tetap memprioritaskan keamanan investor. Tokocrypto pun saat ini sudah memenuhi syarat penyertaan modal lebih dari yang ditentukan oleh Bappebti. Modal yang besar bisa membuat bisnis lebih stabil dan memiliki rencana jangka panjang," jelas Kai.
Masih Ada Peluang
Performa market kripto memang tengah gonjang-ganjing dan secara keseluruhan sedang dalam tekanan. Namun, VP Growth Tokocrypto Cenmi Mulyanto mengatakan, masih ada peluang keuntungan jangka panjang dengan strategi menabung kripto di saat harga anjlok.
"Seperti diketahui salah satu faktor utama yang menyebabkan market tertekan kali ini dipengaruhi oleh drama yang melibatkan platform crypto exchange global yang mengalami krisis likuidasi," sebutnya.
Ia menjelaskan, peristiwa tersebut membuat efek domino yang menyebabkan nilai sejumlah kripto menurun signifikan. Total market cap kripto anjlok ke level US$800 triliun dan terendah dalam dua tahun terakhir.
Di tengah ketidakpastian market kripto, Cenmi menegaskan, strategi menabung kripto bisa dijalankan untuk tetap menciptakan peluang keuntungan di masa depan. Menurutnya dengan konsep menabung kripto di saat market anjlok, justru akan mendapatkan keuntungan membeli aset dengan harga bawah atau diskon.
"Ketika market anjlok, pergerakan aset kripto cenderung sulit diprediksi. Banyak investor setuju bahwa jalan terbaik ke depan adalah dengan mengadopsi strategi Dollar Cost Averaging (DCA) dan Buy The Dip di mana membeli sejumlah aset kripto di saat pasar mengalami koreksi bearish yang signifikan. Konsep ini bisa disebut sebagai nabung kripto," ungkap Cenmi.
Menurut Cenmi, hal yang paling penting untuk dipahami adalah ketika market anjlok bukanlah akhir dari segalanya. Kabar baik, setidaknya secara historis, penurunan kripto akan selalu diikuti oleh kenaikan kuat yang membuat Bitcoin dan berbagai altcoin lain bisa mencapai kenaikan harga.
Walaupun dengan terjadi penurunan harga atau diskon, Cenmi menegaskan agar investor harus selalu melakukan riset dan tidak terbuai dengan iming-iming keuntungan yang cepat. Menurutnya, investor harus mempelajari kembali berbagai jenis aset kripto yang saat ini tersedia di market atau mencari lebih banyak strategi investasi, untuk mengurangi risiko kerugian di masa mendatang.
"Jadi, pastikan investor lakukan analisis mengapa harga turun, dan gali lebih dalam alasannya. Jangan fokus pada jenis-jenis kripto tertentu saja. Strategi nabung kripto bisa jadi peluang keuntungan di market," kata Cenmi.
Pasang surut investasi aset kripto sendiri merupakan sebuah fase yang umum terjadi di industri instrumen keuangan. Apalagi, Cenmi menjelaskan kripto masih terbilang merupakan instrumen investasi baru yang pertumbuhannya dibarengi dengan gejolak yang terjadi industri dan ekosistemnya.
"Prinsipnya untuk berinvestasi perlu kembali ke fundamental. Secara kolektif market kripto kemungkinan besar memiliki potensi untuk bergerak positif dalam jangka panjang. Market bearish saat ini sudah common dalam dunia kripto. Investor kripto harus selalu bersikap tenang dan tidak perlu panik," pungkas Cenmi.
Data Inflasi AS
Sekadar informasi, performa market kripto sepekan ini tampak seperti roller coaster. Investor seakan-akan dibuat tak berdaya dengan gejolak volatilitas yang terjadi di market akhir-akhir ini. Menjelang akhir pekan, investor dibuat sedikit bernafas karena market menunjukan pertumbuhan nilai.
Sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar atau big cap berada zona hijau pada perdagangan Jumat (11/11) pukul 12.00 WIB. Misalnya saja, dari pantauan CoinMarketCap, nilai Bitcoin berada di harga US$17.042, naik 4,10% selama 24 jam terakhir dan turun 16,16% sepekan belakang. Ethereum (ETH) ikut melonjak 6,03% ke US$1.237 sehari terakhir dan turun juga 19,99% seminggu belakang.
Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan, market Kripto dan saham tengah mengalami reli sejak hari Jumat dini hari, setelah laporan Consumer Price Index (CPI) bulan Oktober menunjukkan, inflasi AS akhirnya mungkin mulai mendingin.
Laporan terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menemukan, indeks harga konsumen juga naik 7,7% selama 12 bulan terakhir. Meskipun, jauh di atas target inflasi The Fed sebesar 2%, ini merupakan langkah positif karena turun dari angka 8,2% pada bulan September.
"Kenaikan ini menjadi sedikit angin segar bagi investor dan trader, melihat harga kripto yang terus jatuh dihantam oleh krisis FTX pada pekan ini. Meskipun, beberapa orang menyamakan Bitcoin dan kripto lainnya dengan lindung nilai inflasi, pasar aset digital sangat berkorelasi dengan saham selama dua tahun terakhir," kata Afid.
Menurut Afid, selama beberapa hari ke depan, investor tampaknya masih memanfaatkan momentum lunturnya inflasi AS Oktober untuk melakukan price actions di pasar kripto. Maklum, menurutnya inflasi yang melandai bisa membuat The Fed untuk mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneternya. Hal itu tentu bisa menjadi sentimen positif bagi pergerakan aset berisiko, salah satunya aset kripto.
"Tingkat inflasi yang menurun dapat menyebabkan orang berinvestasi lebih banyak dalam aset digital, karena dolar AS atau Euro yang mereka tempatkan di rekening tabungan sebenarnya kehilangan nilai dari waktu ke waktu. Nilai indeks dolar AS (DXY) pun masih terpantau menurun," terangnya.
Total market cap kripto juga naik sebesar 11,63%, ditutup pada level US$841,574 Miliar, dengan level tertinggi berada pada US$870,101 Miliar. Namun, meskipun angin segar berhembus pada 24 jam terakhir, Fear and Greed Index Bitcoin masih berada pada kategori Extreme Fear, ditutup pada level 25.
Dari analisis teknikal, Bitcoin masih terus mencoba untuk bergerak naik untuk mencapai level resistance terdekatnya di level US$17.601. Jika BTC berhasil breakout, maka level US$18.510 menjadi target naik selanjutya.
"Namun, perlu diperhatikan penurunan tajam (dump) yang berlangsung selama dua hari beruntun membuat titik support baru BTC kini berada di level US$16.019. Diharapkan nantinya harga Bitcoin berhasil pullback setelah penurunan menyentuh titik tersebut," tegasnya.