20 Juni 2023
17:59 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kajian terbaru dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menemukan bahwa platform teknologi telah menjadi pilihan masyarakat untuk konsumsi pasca pandemi. Tercermin dari pendapatan mitra usaha Gojek dan GoTo Financial yang mengalami peningkatan rata-rata 5%, dan mitra penjual Tokopedia yang membukukan pendapatan konsisten.
Tercatat, mitra usaha Gojek dan GoTo Financial lama mengalami peningkatan pendapatan di tahun 2022 sebesar Rp5.121.716 dan terdapat pendapatan sebesar Rp4.700.765 dari mitra usaha baru. Sedangkan untuk mitra penjual di Tokopedia juga tercatat alami konsistensi pendapatan yakni Rp10.147.217, lalu untuk penjual Tokopedia lama mengalami peningkatan pendapatan pada tahun yang sama sebesar Rp7.865.628.
"Tahun 2022, masyarakat secara umum masih menahan konsumsi, ini terlihat dari indeks pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang masih lebih rendah dari periode sebelum pandemi," kata Kepala LPEM FEB UI, Chaikal Nuryakin dalam konferensi pers, Selasa (20/6).
Baca Juga: Gojek Luncurkan GoSend Car Instant dan GoBox Van
Sebelum merger pada tahun 2021, riset tersebut juga menemukan mitra pengemudi GoSend Sameday memiliki pendapatan per bulan sebesar Rp5.096.250. Namun setelah merger pada tahun 2022, para mitra mengalami peningkatan pendapatan menjadi Rp5.162.381 per bulan.
Sebagai perbandingan, Mitra Pengemudi GoSend Sameday lama mengalami peningkatan pendapatan per bulan di tahun 2022 sebesar Rp5.189.286. Sedangkan mitra pengemudi baru terdapat potensi pendapatan per bulan sebesar Rp4.947.143 pada tahun yang sama.
Selanjutnya, penggunaan layanan keuangan oleh mitra, antara lain dompet digital, mobile banking, dan tabungan semakin meningkat di 2022, dari 88% di tahun 2021 menjadi 91% di tahun 2022. Angka ini lebih tinggi daripada 85% rata-rata nasional jumlah masyarakat Indonesia yang menggunakan layanan keuangan formal menurut Otoritas Jasa Keuangan.
Produk Keuangan
Secara umum, riset ini menemukan terdapat tiga produk keuangan yang digunakan oleh sebagian besar mitra pengemudi GoTo antara lain mobile banking, dompet digital, dan tabungan di bank. Selain itu, terdapat peningkatan penggunaan produk keuangan oleh mitra pengemudi GoTo dari tahun 2021 ke tahun 2022.
Persentase pengguna tabungan dan mobile banking tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan data BPS (dari Susenas 2022) yang menunjukkan bahwa sebanyak 37,76% penduduk di Indonesia mempunyai tabungan dan hanya 11,73% pengguna internet di Indonesia yang menggunakan layanan fasilitas finansial (e-banking).
Baca Juga: Rumah BUMN Diluncurkan di Tokopedia
Chaikal menuturkan, kajian terbaru ini bertujuan untuk memahami dampak integrasi platform dan bagaimana pemanfaatan teknologi bisa mempengaruhi kehidupan pengguna di dalamnya sehingga bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
"Kasus GoTo menarik untuk dipelajari karena GoTo merupakan ekosistem teknologi besar, serta melibatkan banyak elemen masyarakat mulai dari mitra pengemudi hingga para pedagang UMKM," imbuhnya.
Sebagai informasi, berdasarkan riset sebelumnya, GoTo diestimasi memberikan nilai tambah Rp349-428 triliun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 1,8-2,2% PDB Indonesia di tahun 2022. Ia melanjutkan, kajian LPEM juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan layanan keuangan mitra usaha GoTo berada di atas rata-rata nasional.