04 Juni 2025
20:06 WIB
RI Jajaki Peluasan Ekspor Buah Tropis ke Selandia Baru
Indonesia memperluas ekspor buah tropis ke Selandia Baru. Menyusul nanas, komoditas hortikultura unggulan Indonesia seperti pisang, mangga, dan pepaya ditargetkan masuki negara tersebut.
Penulis: Siti Nur Arifa
Ilustrasi. Kegiatan ekspor buah nanas untuk keperluan ekspor ke Uni Emirat Arab. Antara/HO-Pemkab Kediri
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menjajaki peluang kerja sama, dan penjajakan pasar ekspor baru atas buah tropis asal Indonesia ke Selandia Baru.
Upaya tersebut, dilakukan dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru Todd McClay, di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Dewan OECD di Paris, Prancis.
"Kami harap Selandia Baru dapat membuka akses pasar yang lebih luas untuk buah tropis Indonesia,” ujar Menko Airlangga, dalam keterangan resmi, Rabu (4/6).
Perlu diketahui, pada 2024 nilai perdagangan Indonesia dan Selandia Baru mencapai US$1,92 miliar. Pemerintah Indonesia tengah memperluas akses ekspor buah tropis, seperti nanas yang sudah berhasil menembus pasar Selandia Baru.
Sejauh ini, negara tujuan ekspor nanas terbesar bagi Indonesia adalah Uni Emirat Arab (UEA). Menyusul, komoditas hortikultura unggulan RI lainnya seperti pisang, mangga, dan pepaya yang saat ini sedang dalam proses untuk memasuki pasar Selandia Baru.
Baca Juga: Lagi, Kediri Sukses Ekspor 20 Ton Nanas Ke Uni Emirat Arab
Kerja Sama Berbagai Sektor
Lebih lanjut, Menko Airlangga menyorot investasi Selandia Baru di Indonesia yang menunjukkan tren positif mencapai US$26 juta pada 2024.
Bertujuan meningkatkan kerja sama, Indonesia dan Selandia Baru sepakat meningkatkan nilai perdagangan menjadi NZ$6 miliar, atau setara Rp58,7 triliun (kurs Rp9.799/1.000 dolar NZ) pada 2029, lewat rencana aksi bersama yang menyeluruh.
Kedua negara juga membahas dampak kebijakan tarif universal 10% yang diterapkan Amerika Serikat, yang memengaruhi produk pertanian dan industri Selandia Baru.
"Indonesia merespons dengan membuka dialog intensif dan menawarkan paket investasi, serta kerja sama di sektor energi, pertanian, dan teknologi strategis," kata Menko Airlangga.
Baca Juga: Barantin Dorong Penggunaan Iradiasi Berstandar
Selain itu, kerja sama di bidang energi panas bumi juga mendapat dorongan lewat hibah lebih dari NZ$15 juta (Rp146,9 miliar) untuk memperkuat pengembangan energi bersih di Indonesia.
Tak ketinggalan, pertukaran tenaga kerja menjadi fokus lain yang juga dibahas dalam kesemlatan sama, di mana skema visa kerja untuk tenaga Indonesia di Selandia Baru sudah berjalan dan pemanfaatannya perlu terus ditingkatkan.
"Pemerintah kedua negara juga tengah meninjau kemungkinan program Working Holiday untuk mempererat hubungan sosial dan budaya," pungkas Airlangga.