c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

11 Oktober 2025

13:30 WIB

RI-AS Moncer! Surplus Dagang US$14 M, Luhut Kejar Kesepakatan Tarif

Ketua DEN Luhut melakukan pertemuan bilateral dengan Mendag AS Howard Lutnick. RI-AS berkomitmen untuk memperkuat kerja sama ekonomi secara berkelanjutan.

Penulis: Ahmad Farhan Faris

<p>RI-AS Moncer! Surplus Dagang US$14 M, Luhut Kejar Kesepakatan Tarif</p>
<p>RI-AS Moncer! Surplus Dagang US$14 M, Luhut Kejar Kesepakatan Tarif</p>

Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan berjabat tangan dengan Mendag AS Howard Lutnick di Washington, DC, Amerika Serikat, Jumat waktu setempat (10/10). Dok DEN

WASHINGTON - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan bersama Wakil Ketua DEN Mari Elka Pangestu serta Chatib Basri, Septian Hario Seto dan Firman Hidayat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick di Washington, DC, Amerika Serikat.

Luhut mengatakan, kedua negara berkomitmen untuk memperkuat kerja sama ekonomi secara berkelanjutan. Menurutnya, kemitraan ekonomi yang kokoh tidak lahir dari kesamaan kepentingan semata, tetapi dari kesediaan untuk mencari keseimbangan.

“Dengan begitu akan tercipta stabilitas jangka panjang dalam hubungan perdagangan dan ekonomi bilateral antara Indonesia dan Amerika Serikat,” kata Luhut melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (11/10).

Baca Juga: AS Pangkas Tarif RI Jadi 19%, Ini 12 Poin Kesepakatan Dagang

Luhut mengungkapkan berbagai peluang kolaborasi ekonomi strategis jadi pembahasan produktif dengan Menteri Perdagangan AS. Di antaranya sektor energi, manufaktur, dan teknologi yang dinilai berpotensi besar menciptakan lapangan kerja serta memperkuat rantai pasok global.

Selain itu, Luhut juga menindaklanjuti negosiasi reciprocal tariff agreement antara Indonesia dengan AS. Dia menyampaikan, sedidaknya masih terdapat sejumlah aspek teknis yang perlu difinalisasi, arah pembicaraan tetap konstruktif dan didasarkan pada prinsip saling menguntungkan.

Kemudian, Luhut menekankan pertemuan bilateral ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.

“Pertemuan ini juga menjadi wujud nyata dari diplomasi ekonomi Indonesia yang menekankan pentingnya membangun hubungan internasional berbasis kepercayaan, keterbukaan, dan visi jangka panjang, sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah global,” jelasnya.

Kinerja Dagang RI-AS Masih Moncer
BPS mencatat, selama delapan bulan pertama di 2025, total nilai perdagangan nonmigas Indonesia dengan Amerika Serikat mencatatkan angka yang signifikan.

Baca Juga: Tarif 19% Bakal Diikuti Perundingan Teknis AS-Indonesia

Secara kumulatif, ekspor Indonesia ke AS mencapai US$20,60 miliar menunjukkan tingginya permintaan pasar AS terhadap produk-produk Indonesia. Sementara di waktu yang sama, impor Indonesia dari AS sebesar US$ 6,51 miliar.

Dengan demikian, Indonesia masih mencatatkan surplus nonmigas sebesar US$14,09 miliar. Angka surplus ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan negara-negara penyumbang surplus lain, seperti India US$9,47 miliar dan Filipina US$5,81 miliar.

Kinerja surplus tersebut didukung sejumlah komoditas utama ekspor Indonesia ke AS, dengan tiga komoditas penyumbang surplus terbesar.

Pertama, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) menyumbang surplus sebesar US$3,07 miliar. Kedua, pakaian dan aksesorinya atau rajutan (HS 61) menyumbang surplus sebesar US$1,86 miliar. Ketiga, alas kaki (HS 64) menyumbang surplus sebesar US$1,82 miliar. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar