c

Selamat

Sabtu, 27 April 2024

EKONOMI

28 Maret 2024

16:18 WIB

Revisi POD I Lapangan Ande-Ande Lumut Rampung

Pengembangan Lapangan Ande-Ande Lumut punya sederet tantangan, terutama karena karakteristik sumber daya minyak yang masuk dalam kategori heavy oil

Editor: Faisal Rachman

Revisi POD I Lapangan Ande-Ande Lumut Rampung
Revisi POD I Lapangan Ande-Ande Lumut Rampung
Ilustrasi. Proyek Belida Extension di Wilayah Kerja Blok B Laut Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu (28/12/20 22). dok.SKK Migas/Cherman

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Prima Energy Northwest Natuna Pte. Ltd. (PENN), merampungkan pembahasan revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (POD) I atas Lapangan Minyak Ande-Ande Lumut, Natuna, Kepulauan Riau.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara lewat keterangan tertulisnya menjelaskan, sejatinya revisi POD I itu telah mendapat persetujuan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif pada 5 Maret 2024 lalu.

Dia merinci dalam revisi POD I itu, tertulis upaya mitigasi risiko pelaksanaan proyek pada blok minyak itu dilakukan dalam dua tahap. Di tahap pertama pengembangan bakal melibatkan pemasangan jaket platform dan pengeboran tujuh sumur produksi horizontal, guna memproduksi minyak dari kedua lapisan.

Adapun skenario fasilitas produksi di Lapangan AAL bakal menggunakan Central Production Platform (CPP) dan Floating, Storage, and Offloading (FSO).

"Konsep ini merupakan perubahan dari konsep sebelumnya yang menggunakan Well Head Platform (WHP) dan Floating, Production, Storage, and Offloading (FPSO)," ujar Benny, Kamis (28/3).

Benny menerangkan, Lapangan AAL jadi salah satu lapangan dengan karakteristik minyak berat. Lapangan itu terletak di perairan Laut Natuna Barat, berjarak 20 km dari perbatasan Malaysia, serta 260 km dari daratan terdekat, yakni Matak, Anambas.

Pengembangan Lapangan AAL, tambahnya, punya sederet tantangan mengingat faktor lokasi yang remote dan berada di wilayah perbatasan. Lapangan AAL sendiri menjadi salah satu asa dalam upaya peningkatan lifting minyak nasional di tengah kebutuhan yang terus meningkat.

Benny mengatakan, Lapangan AAL menjadi tulang punggung dalam mencapai target produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) pada 2030 mendatang. 

"Lapangan AAL menjadi salah satu harapan untuk meningkatkan produksi minyak nasional, mengingat kebutuhan minyak terus meningkat," tuturnya.

Sementara itu, CEO Prima Energy Northwest Natuna Pieters Utomo menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk mengembangkan Lapangan AAL hingga ke tahap produksi yang ditargetkan pada akhir 2026 dengan proyeksi produksi 20.000 BOPD.

Senada dengan Benny, Pieters menerangkan tantangan pengembangan Lapangan AAL ialah reservoir yang unconsolidated sand dan karakteristik minyak yang tergolong heavy oil

Oleh karena itu, butuh pengeboran sumur horizontal yang panjang dan lower competition well guna membatasi produksi air dan pasir.

"Kami yakin dengan menggunakan teknologi baru yang telah terbukti dari lapangan minyak berat lainnya akan berhasil untuk Lapangan AAL," ucapnya.

Selain itu, PENN, dia katakan bakal melakukan studi lebih lanjut mengenai eksplorasi terhadap prospek yang ada untuk menambah cadangan dan sumber daya di WK Northwest Natuna.

"Apresiasi kami sampaikan kepada Kementerian ESDM dan SKK Migas atas kolaborasinya sehingga tercapai persetujuan revisi PoD Lapangan Minyak AAL, kerja sama akan kami lanjutkan agar proyek ini berjalan lancar sesuai dengan rencana," ucap Pieters Utomo.

Powered by Froala Editor


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar