c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Februari 2023

20:30 WIB

Renyah Cuan Dari Olahan Tulang Ikan

Bermodalkan hanya Rp500.000, Rofiq dibantu keluarga mencoba mengolah tulang ikan tenggiri menjadi penganan kerupuk bermerek Tuiri

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Renyah Cuan Dari Olahan Tulang Ikan
Renyah Cuan Dari Olahan Tulang Ikan
Model memegang Kerupuk Turi yang berinovasi dengan bahan dasar tulang ikan tenggiri. Sumber: Instagram/krupuktuiri.official

JAKARTA – Indonesia kaya akan ragam pangan. Bahkan, Nusantara menempati urutan kedua di dunia sebagai negara dengan tingkat keragaman pangan terkaya. 

Kementerian Pertanian mencatat setidaknya Indonesia memiliki 77 jenis sumber karbohidrat, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran dan 110 jenis rempah dan bumbu-bumbuan. Indonesia hanya kalah dari Brazil soal kekayaan ini.

Kekayaan ini pun melahirkan beragam peluang bisnis bagi yang bisa menangkapnya. Mulai dari usaha tempat makan, usaha roti dan kue basah, usaha aneka katering, hingga usaha camilan. 

Dari segi ukuran juga beragam, tergantung kemampuan modal. Ada yang bisnis kecil-kecilan dan cukup untuk membuat dapur tetap berasap, hingga skala raksasa dengan pegawai ratusan bahkan ribuan. 

Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan dasar, makanan juga jadi sarana rekreasi. Tak heran bisnis makanan juga erat kaitannya dengan wisata. 

Karena itu, tak salah jika Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Salahudin Uno mengatakan bahwa kuliner merupakan subsektor penyumbang terbesar dari produk domestik bruto (PDB) ekonomi kreatif.

Berdasarkan data yang dimiliki Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, subsektor kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sekitar 41% dari total PDB ekonomi kreatif sebesar 1.134,9 triliun pada tahun 2020. Serapan tenaga kerja juga besar, mencapai 9,5 juta tenaga kerja.

Di tengah kekayaan ragam pangan ini, Muhammad Rofiq Akbar (25) memilih mengolah limbah jadi camilan lezat. Tulang ikan tenggiri sebagai sisa produksi pempek, dia proses menjadi kerupuk yang renyah dan gurih. 

Melihat Peluang
Rofiq, panggilan akrabnya, semula ingin ikut mencicip fulus yang mengalir di sektor pariwisata di kampung halamannya, Bengkulu. Dia melihat selain memiliki banyak destinasi wisata, Bengkulu juga terkenal dengan berbagai macam oleh-oleh khas yang bisa dijadikan buah tangan. Mulai dari jajanan, minuman hingga kerajinan tangan.

Maklum, saat bertandang ke tempat tempat yang jarang dikunjungi, seseorang biasanya berusaha mendapatkan oleh-oleh untuk sanak keluarga sebagai buah tangan. 

Bisa tanda kenang-kenangan perjalanan mereka, bisa juga berupa makanan khas daerah agar sanak keluarga bisa ikut mencicip.

Pada saat yang sama, Rofiq tengah resah melihat timbunan tulang ikan tenggiri yang dibuang begitu saja. Seperti Sumatra Selatan yang menjadi tetangga, Bengkulu juga memiliki cukup banyak industri pempek yang menggunakan bahan baku tenggiri. 

Dari penggilingan ikan untuk memproduksi pempek itu lah ribuan kilogram tulang ikan terbuang setiap tahunnya.

"Saya mencari ide untuk mengolah limbah tersebut. Dalam 1 bulan, kurang lebih 1 ton tulang ikan tenggiri dibuang dan tidak dimanfaatkan di kota Bengkulu," katanya kepada Validnews, Senin (30/01).

Dia berpikir keras bagaimana memanfaatkannya. Idenya menyasar pemanfaatan tulang ikan. Bermodalkan hanya Rp500.000, Rofiq dibantu keluarga mencoba mengolah tulang ikan tenggiri. 

Namun, mengubah limbah jadi penganan renyah dan enak melewati proses tak mudah. Berpuluh kali uji coba dilakukannya. 

Sampai akhirnya, di percobaan yang sudah tak diingat ke berapa kali, voila, terciptalah olahan kerupuk yang pas. Dia namakan ini Krupuk Tuiri alias kerupuk tulang ikan tenggiri.

Sesuai alasan semula, yakni mengolah limbah, bahan baku Krupuk Tuiri dia ambil dari tempat penggilingan ikan. Meski formula kerupuk sudah diperoleh Rofiq, namun tak langsung tancap gas. 

Pasalnya, saat itu dia belum bisa mempekerjakan orang untuk memproduksi dalam jumlah besar. Penjualan masih dari orang-orang di lingkungan tempat tinggalnya. 

"Waktu itu, hanya hari hari besar saja bikinnya. Ketika hari raya, baru kami terima pesanan. Tapi, akhirnya saya berpikir bagaimana jika makanan khas Bengkulu ini bisa dimakan tidak hanya di hari raya saja," katanya.

Bahan baku, awalnya juga tak tetap diperoleh. Namun, kini Rofiq telah bekerja sama dengan beberapa tempat penggilingan untuk memperoleh bahan baku utamanya, sehingga tulang yang biasanya dibuang kini bisa ia manfaatkan.

"Jadi mereka ambil dagingnya, sedangkan tulangnya saya produksi," ungkapnya.

Berbisnis sebenarnya bukan cita cita dan jalan hidup yang ingin ditempuh Rofiq di awal. Sejak tahun 2016 hingga tahun 2018 dirinya terus berusaha untuk lolos ujian Seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). Sayangnya,  berkali upaya dilakukan, tak juga dia bisa melewati tes. 

"Dari kegagalan itu akhirnya saya coba coba bikin usaha," katanya.

Krupuk Tuiri baru aktif ia pasarkan di tahun 2019 meski sebetulnya sudah ia produksi sejak tahun 2018. Hal itu ia lakukan untuk mematangkan konsep serta riset lebih dalam soal pasar. Apalagi, ia juga masih membagi perhatian dengan bisnis lain yaitu telur gulung dan cilok. 

"Tapi, sekarang saya hanya ingin fokus pada satu bisnis saja," imbuhnya.

Kembangkan Bisnis
Setelah yakin dengan rasa, Rofiq mulai memikirkan kemasan yang lebih pas untuk produknya.  

Sebelumnya, Krupuk Tuiri hanya menggunakan plastik yang ditempel stiker. Kemudian, dia berpikir untuk mengemas kerupuk ini lebih representatif. 

Kebingungan juga terjadi dalam hal pemasaran. Terbiasa berjualan lewat sanak saudara, teman dan tetangga membuat penjualan Krupuk Tuiri masih terbatas. Rofiq akhirnya menjajal promosi lewat media sosial. Langkah inilah yang membuat Krupuk Tuiri dikenal dan bisa bertahan hingga sekarang.

Sebagai informasi, jumlah pengikutnya di media sosial mencapai lebih dari 46.000, dengan jumlah views yang rata-rata di atas satu juta.

Malu-malu mengatakan, Rofiq mengakui hingga saat ini bisa menghasilkan omzet hingga puluhan juta dalam satu bulan. 

Jumlah pegawai pun perlahan bertambah. Dari meminjam tenaga keluarga, kini Rofiq bisa menciptakan lapangan kerja. Terhitung hingga saat ini, dia sudah mempekerjakan sepuluh orang karyawan.

Proses Produksi Krupuk Tuiri
Mengolah tulang ikan tenggiri menjadi olahan camilan rupanya punya tantangan sendiri. Rofiq mengungkapkan, dalam prosesnya harus melewati beberapa tahap. Pertama. tulang akan dicuci bersih dengan air mengalir. Lalu, tulang ikan akan dipotong-potong menjadi beberapa bagian.

Setelah itu, tulang akan dimasukkan ke mesin penggilingan untuk dihaluskan. Jika sudah halus, hasil gilingan akan masuk ke proses pengadonan hingga adonan tulang dan bahan bahan lainnya tercampur merata.

Proses selanjutnya adalah adonan jadi akan dimatangkan dahulu dan dibentuk pipa-pipa kecil, sebelum akhirnya dipotong menjadi lebih kecil dan akhirnya masuk ke proses penggorengan.

Setelah digoreng, kerupuk tulang ikan tenggiri ini akan melewati proses pembumbuan. Krupuk Tuiri sendiri memiliki beragam jenis rasa, di antaranya jagung bakar pedas manis, cheese corn, original dan balado jeruk. Dalam satu kemasannya, Krupuk Tuiri dibandrol dengan harga Rp12.500 saja.

Saat ini, Krupuk Tuiri telah terjual sampai 100.000 pcs lebih. Mereka juga sudah memiliki berbagai macam varian rasa dengan sistem penjualan reseller dan distributor dan sudah tersebar di puluhan kota di Indonesia. 

Lewat keunikan dan keuletannya, Krupuk Tuiri bisa membawa Rofiq ke beberapa prestasi, misalnya pada 2017, bisa bertemu dengan Wakil Presiden Yusuf kala dalam kompetisi bisnis dengan meraih juara ketiga. 

Kemudian pada 2021 mendapatkan penghargaan sebagai UMKM terbaik dari program Kementerian Perindustrian. Terkini, pada 2022 kemarin Rofiq menjadi perwakilan pemuda bidang pangan nasional dan meraih juara dua.

"Untuk tahun ini saya mau fokus pada pengembangan produk, memaksimalkan pemasaran agar tulang ikan tenggiri bisa dimanfaatkan dengan maksimal dan juga saya akan fokus pada pengembangan produk oleh-oleh khas Bengkulu," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar