15 Januari 2024
20:43 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menyampaikan pihaknya telah bekerja sama menggandeng Food Agriculture Organization (FAO) dalam melakukan program Technical Corporation Program (TCP) untuk regenerasi petani.
Kerja sama ini juga diungkapkan Moeldoko melibatkan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Pertanian (Kementan), Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Moeldoko menjelaskan, kerja sama ini dilatarbelakangi ketertarikann FAO yang ingin turut membangun pertanian Indonesia. Kerja sama ini berawal dari kunjungan kerja yang dilakukan Moeldoko pada 21 Oktober 2023 lalu di Roma dalam agenda World Food Forum. Pada kesempatan tersebut ia menyampaikan jika Indonesia memerlukan regenerasi petani.
Baca Juga: RI Perlu Regenerasi Petani dan Benahi Pemasaran Produk Pertanian
“Regenerasi petani menjadi permasalahan dunia. Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat, kondisi lahan dan produksi yang terus menurun, pelaku-pelakunya juga teridentifikasi petani tua dengan alat-alat sederhana. Atas hal ini, FAO tertarik dan ingin memberikan bantuan,” ujar Moeldoko dalam konferensi pers yang digelar di Komplek Istana Negara, Senin (15/1).
Bantuan TCP ini diberikan senilai US$466 ribu atau setara Rp72.435.040.000 (kurs Rp15.544). Program ini rencananya akan mengajak anak muda Indonesia untuk mempelajari sektor pertanian agar terjadi regenerasi.
Moeldoko juga menyampaikan, untuk good governance program TCP ini masih dalam pembahasan, berikutnya HKTI dan Pramuka yang akan membahas rencana aksi. Jika keseluruhan sudah terpenuhi dan sesuai, barulah FAO Indonesia yang akan melakukan kegiatan.
Ia juga mengungkapkan jika nantinya, program ini akan memanfaatkan teknologi. Salah satunya pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam pemberian air, pupuk, cahaya, dan anti hama. Selain itu juga menjalankan konsep smart farming.
“Semuanya nanti dikendalikan dalam satu ruangan secara otomatis dan terdigitalisasi. Sehingga tanaman yang dihasilkan bersih, organik, sehat, dan punya value yang tinggi,” jelas Moeldoko.
Pada kesempatan yang sama, Assistant FAO Representative (Programme), Ageng S Herianto menyampaikan, program TCP ini sebagai suatu proses sistem pertanian inovatif, sehingga langkah pertama yang akan dilakukan adalah menampung aspirasi pemuda tentang sektor pertanian di sisi produksi hingga pemasaran.
Baca Juga: CIPS: Urbanisasi Ancam Regenerasi Petani dan Sektor Pertanian
Langkah selanjutnya adalah pilot project ini akan dilakukan di Bumi Perkemahan Cibubur dengan melibatkan 100 pemuda pramuka. Mereka akan diberikan pembinaan dan pelatihan terkait pertanian berteknologi inovatif.
“Yang kita sasar pertama adalah 100 orang kelompok inti. Dan itu nanti setelah kurikulum terbentuk, maka akan disebarkan dan kita menargetkan 150 ribu pemuda untuk mengikuti proses pelatihan ini,” jelas Ageng.
Pembinaan ini juga ditargetkan akan dilakukan berikutnya di Lampung jika pilot project di Cibubur berjalan lancar dan sukses.