c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

20 Oktober 2023

18:28 WIB

Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp266 T Hingga September 2023

Bidang investasi hilirisasi mencakup mineral, pertanian, kehutanan, migas, dan kendaraan listrik.

Penulis: Aurora K M Simanjuntak

Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp266 T Hingga September 2023
Realisasi Investasi Hilirisasi Capai Rp266 T Hingga September 2023
Pekerja dengan alat berat mengeruk dan mengangkut material timah di PIT 3 Tambang Timah Primer Batu Besi milik PT. Timah Tbk di Belitung Timur, Bangka Belitung, Rabu (21/8/2019). Antara Foto/Muhammad

JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melaporkan nilai realisasi investasi di bidang hilirisasi periode Januari-September 2023 mencapai Rp266 triliun.

Bahlil menyebutkan nilai investasi hilirisasi itu mencapai 25,3% dari total investasi. Adapun keseluruhan investasi sepanjang Januari-September 2023 sebesar Rp1.053,1 triliun.

"Investasi hilirisasi totalnya Rp266 triliun dari total nilai investasi Rp1.053,1 triliun. Itu hilirisasi meng-cover seperempatnya," ujarnya dalam Konpers di Gedung BKPM, Jakarta, Jumat (20/10).

Bahlil menjelaskan investasi hilirisasi mencakup 5 sektor usaha. Pertama, realisasi investasi hilirisasi yang paling tinggi ada pada sektor mineral berupa smelter senilai Rp151,7 triliun.

Dia merinci investasi untuk smelter nikel terealisasi senilai Rp97 triliun. Kemudian smelter bauksit, investasinya mencapai Rp7,1 triliun, dan smelter tembaga senilai Rp47,6 triliun.

Baca Juga: RI Himpun Realisasi Investasi Rp374,4 Triliun Di Kuartal III/2023

Kedua, sektor pertanian nilai investasi hilirisasi untuk produk minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) dan oleochemical senilai Rp39,5 triliun.

Ketiga, sektor kehutanan untuk produk pulp and paper nilai investasinya sejumlah Rp34,8 triliun.

Keempat, sektor minyak dan gas bumi dengan produk petrochemical investasinya senilai Rp31,6 triliun. 

Sementara pada kuartal III/2023 nilainya Rp14,9 triliun. Bahlil pun menilai realisasi pada sektor migas masih minim.

"Menurut saya ini masih kurang, karena kita harus dorong metanol, etanol, elpiji. Karena kita itu kita masih impor, (bisa) 7 juta ton per tahun," tutur Bahlil.

Kelima, sektor ekosistem kendaraan listrik  untuk produk baterai kendaraan listrik, realisasi investasinya mencapai senilai Rp8,4 triliun.

BKPM juga mencatat nilai realisasi investasi hilirisasi pada Q3/2023, yakni sejumlah Rp114,6 triliun. Angka itu porsinya mencapai 30,6% dari total investasi pada Q3/2023 yang senilai Rp374,4 triliun.

Baca Juga: Maluku Utara Masuk Top 5 Lokasi Incaran Investor Asing dan Domestik

Pertama, realisasi investasi hilirisasi di sektor mineral berupa smelter senilai Rp64,7 triliun. Itu terdiri dari smelter nikel Rp41,3 triliun, bauksit Rp3,6 triliun, dan tembaga Rp19,8 triliun.

Kedua, sektor pertanian dengan produk berupa CPO atau oleochemical nilai investasinya Rp13,7 triliun. Ketiga, sektor kehutanan, yakni pulp and paper senilai Rp17,5 triliun.

Keempat, sektor migas dengan produk petrochemical Rp14,9 triliun. Kelima, ekosistem kendaraan listrik berupa baterai kendaraan listrik investasinya senilai Rp3,8 triliun.

Targetkan Investasi Hilirisasi 25%-30% dari Total Realisasi
Bahlil mengungkapkan pihaknya menargetkan realisasi investasi hilirisasi berada di rentang 25%-30% dari total nilai realisasi investasi. Adapun target realisasi tahun ini dipatok senilai Rp1.400 triliun.

"Saya ingin sebenarnya untuk target realisasi investasi di sektor hilirisasi itu sekitar 25%-30%, saya targetkan di situ," ujarnya kepada awak media.

Pada Januari-September 2023, capaian investasi hilirisasi senilai Rp266 triliun. Bahlil menuturkan angka tersebut sudah mencapai 25,3% dari total investasi yang dihimpun senilai  Rp1.053,1 triliun.

Namun dia tidak langsung berbangga, karena menurutnya capaian tersebut perlu dikawal hingga akhir tahun. Dia pun menambahkan realisasi investasi di bidang hilirisasi sudah cukup meningkat.

"Ini target minimal banget, 25%-30%. Kalau bisa 30% jauh lebih baik, tapi rasanya tidak tercapai. Mungkin bakal di 26%-27% dari target (di akhir 2023). Karena kita ini focusing tahun kedua, (lebih baik) dibandingkan dulu," ucap Bahlil.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar