c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

27 Agustus 2022

17:59 WIB

Ratusan Petani Milenial Papua Belajar Kelola Kopi Dan Jagung

Petani dan masyarakat Papua juga diminta kembangkan umbi-umbian dan tak menjadikan beras sebagai pangan dominan.

Editor: Rikando Somba

Ratusan Petani Milenial Papua Belajar Kelola Kopi Dan Jagung
Ratusan Petani Milenial Papua Belajar Kelola Kopi Dan Jagung
Ilustrasi petani memanen tanaman jagung. ANTARAFOTO/Basri Marzuki

MANOKWARI- Sebanyak 399 petani milenial di Papua dan Papua Barat belajar  mengelola jagung dan kopi. Masyarakat di Papua dan Papua Barat juga diminta tidak harus selalu bergantung kepada padi. Daerah Papua sendiri kaya akan sumber karbohidrat lain, termasuk jagung. Pembelajaran para petani muda ini dibimbing oleh Politeknik Pembangunan Pertanian (Poltekbang) Manokwari.

Wakil Direktur II Bidang Administrasi dan Kepegawaian Poltekbang Manokwari Dr Latarus Fanghoi SP MP, di Papua, Sabtu (27/8)  menyatakan para petani milenial yang dibimbing itu tersebar di Kabupaten Merauke, Kabupaten Sentani, Kabupaten Sorong, Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf), dan Kabupaten Manokwari.

 "Kami berharap mereka bisa kembangkan jagung dan kopi. Untuk kopi khusus dikembangkan di Pegaf sedangkan jagung dikembangkan di empat kabupaten lainnya," kata Latarus. 

Latarus menambahkan, pihaknya juga berharap para petani milenial tidak hanya berfokus pada jagung dan kopi melainkan komoditas lain yang populer di Papua dan Papua Barat seperti sagu dan umbi-umbian.

 "Kita jangan selalu terikat untuk makan nasi karena kandungan karbohidrat bisa juga diperoleh dari umbi-umbian. Ini juga yang kita harapkan dikembangkan oleh pemerintah daerah di Papua dan Papua Barat," kata Latarus.

Sementara, Poltekbang Manokwari sendiri telah memiliki laboratorium terpadu dan laboratorium dasar yang masih akan dibenahi. Tujuan pembenahan adalah agar perguruan tinggi ini  bisa menjalankan uji laboratorium seperti uji proksimat (identifikasi nutrisi) yang selama ini masih bergantung pada Universitas Papua (UNIPA).  Di saat sama, Poltekbang Manokwari, dikutip dari Antara,  juga sedang menyiapkan tenaga laboratorium yang nantinya diharapkan bisa mengerjakan analisis pertanian dan peternakan serta ketahanan pangan.



Lahan Replanting
Sedang pengembangan tanaman jagung di Kabupaten Manokwari kini memanfaatkan lahan replanting (lahan peremajaan) kelapa sawit. Bupati Manokwari Hermus Indou, Kamis, menjelaskan pengembangan jagung sedang dilakukan oleh petani dari Papua Muda Inspiratif bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Manokwari serta Koperasi Sawit Arfak Sejahtera dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Papua Barat.

Penanaman jagung juga dilakukan di beberapa distrik di luar lahan replanting di dataran Wapramasi.

"Penanamannya akan memanfaatkan lahan replanting yang ada di dataran Wapramasi (Distrik Warmare, Prafi, Masni dan Sidey). Harapan kita itu terlaksana dengan baik agar ketahanan pangan berjalan lancar," ungkap dia.

Pemkab Manokwari juga mengembangkan tanaman padi juga di dataran Wapramasi namun bukan bekas penanaman sawit.

Dana yang digunakan, diterangkan Kepala DPKP Manokwari Kukuh Saptoyudo,  menggunakan dana Otonomi Khusus (Otsus), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Papua Barat.

Pengembangan tanaman pangan melalui APBN yakni berupa padi kaya gizi pada luasan lahan 750 hektar di Distrik Prafi dan pengembangan padi inbrida di luasan lahan 350 hektar yang terdapat di Distrik Masni dan Sidey serta 230 hektar lahan untuk pengembangan jagung di distrik yang sama.

Untuk anggaran Otsus, penanaman jagung menggunakan 35 hektar lahan di dataran Wapramasi sedangkan 10 hektar ditanami cabai di Distrik Warmare dan Manokwari Timur. Dana dari APBN juga digunakan untuk pengembangan ubi jalar di luasan lahan 100 hektar di Distrik Masni dan Sidey.

Sedangkan pengembangan tanaman pangan yang anggarannya berasal dari APBD Papua Barat digunakan untuk mengembangkan aneka sayuran di 10 hektar lahan yang ada di Distrik Manokwari Selatan dan Manokwari Timur.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar