c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

06 Januari 2022

08:36 WIB

Randugunting, Harapan Ketahanan Pangan Tiga Kabupaten

Sebelum ada Randugunting, produktivitas padi Rembang terendah di Jawa Tengah. Angkanya terpaut jauh dengan rata-rata produktivitas padi di provinsi yang menjadi lumbung padi nasional itu.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Randugunting, Harapan Ketahanan Pangan Tiga Kabupaten
Randugunting, Harapan Ketahanan Pangan Tiga Kabupaten
Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Randugunting di Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu, (5/1/2022). ANTARA/HO-BPMI Setpres/pri.

BLORA – Bendungan Randugunting di Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, yang diresmikan Presiden Joko Widodo bakal memperkuat ketahanan pangan di tiga kabupaten.

"Alhamdulillah, jadi ini tidak hanya untuk Blora, ini ada Bupati Pati dan Rembang yang nanti akan ikut memanfaatkan bendungan itu. Jadi ini kolaborasi tiga kabupaten dan semoga bisa bermanfaat untuk semuanya," kata Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Kabupaten Blora, Rabu (5/1), dikutip dari Antara.

Rembang merupakan kabupaten dengan produktivitas padi terendah di Jawa Tengah. BPS dalam publikasi Jawa Tengah dalam Angka 2021 mencatat produktivitas padi Rembang hanya 40,46 kuintal/hektare. Terpaut jauh dengan produktivitas tertinggi yang dibukukan Sukoharjo 68,44 kuintal/hektare maupun rata-rata produktivitas sawah di Jawa Tengah sebesar 56,9 kuintal/hektare.

Produktivitas padi di Rembang itu juga lebih rendah dibandingkan 2019 sebesar 44,04 kuintal/hektare.

Sementara, produktivitas padi di Blora pada 2020 sebesar 50,81 kuintal/hektare, turun dibandingkan tahun sebelumnya 53,09 kuintal/hektare. Untuk Pati, BPS menyebutkan produktivitas padi mencapai 59,05 kuintal/hektare. Angka ini turun tipis dibandingkan 2019 sebesar 59,54 kuintal/hektare.

Markum, salah seorang anggota Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Sambungrejo, Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang, mengatakan sebelum ada Bendungan Randugunting, para petani memanfaatkan Saluran Irigasi Kedungsapen. Namun, karena kondisi saluran irigasi itu sudah dangkal dan tidak bagus, maka debit air terus berkurang.

"Terima kasih Bendungan Randugunting sudah diresmikan. Setelah ada bendungan ini airnya bisa dialirkan ke Kedungsapen untuk mencukupi daerah persawahan di Kecamatan Sumber dan Kaliori, Kabupaten Rembang sekitar 1.520 hektare," katanya.

Hal yang sama disampaikan Matroji, warga Desa Kalinanas, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Menurutnya, Bendungan Randugunting dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat di sekitarnya.

"Sebelum ada bendungan ini, sumber air kurang karena daerahnya di tengah hutan dan pegunungan, kekurangan air akibat hutan gundul. Ke depan bisa dimanfaatkan untuk memakmurkan masyarakat," ujarnya.

Bendungan Randugunting dibangun senilai Rp880 miliar yang terletak di Desa Kalinanas itu memiliki luas genangan 187,19 hektare dengan total kapasitas tampung sebanyak 14,43 juta meter kubik. Nantinya bendungan ini bisa memberikan suplai air baku 200 liter per detik dan irigasi 670 hektare.

Presiden Joko Widodo saat meresmikan Randugunting menyebutkan harapan keberadaan bendungan akan mewujudkan ketahanan pangan dan kemandirian pangan, mengingat kunci dari kesuksesan dan atau kemandirian pangan adalah ketersediaan air untuk irigasi.

"Saya harap kemandirian pangan akan semakin baik karena ketahanan pangan kuncinya ada di air dan air akan ada kalau kita punya waduk yang sebanyak-banyaknya," ujar Presiden Jokowi dalam siaran pers, Rabu (5/1).

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menambahkan bahwa rencana pembangunan Bendungan Randugunting sudah ada sejak era 1990-an dalam upaya menambah suplai air bagi daerah kering, terlebih di Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

"Kita tahu bahwa Blora dan Rembang ini termasuk rawan atau langka air. Dengan konversi dari sawah tadah hujan menjadi sistem irigasi teknis dengan air yang bersumber dari bendungan, kita berharap intensitas tanam meningkat," kata Basuki.

Bendungan Randugunting itu menjadi bendungan ke-14 yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo dari total 15 bendungan yang rampung pada 2021. Jokowi pun berharap selain pengairan irigasi, Bendungan Randugunting bisa dimanfaatkan sebagai objek wisata.

"Kita juga harapkan Waduk Randugunting bisa menjadi tempat pariwisata sangat baik bagi masyarakat Kabupaten Blora dan sekitarnya," tambah Jokowi.

Embung Kedung Sambi
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko pada kesempatan itu mengatakan potensi wisata Bendungan Randugunting juga tercermin dari proses peresmian yang dilakukan dengan menaiki perahu di waduk tersebut.

Jarot menjelaskan bahwa fungsi lain dari Bendungan Randugunting ialah reduksi banjir sebesar 75% atau 81 m3/detik dengan pengurangan luas areal terdampak banjir dari 4.604 hektare menjadi 2.285 hektare di tiga kabupaten sekitar bendungan.

"Luas genangannya 187,19 hektare dan punya fungsi sebagai retensi banjir, pengairan irigasi, hingga potensi wisata yang tadi dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi," ujarnya.

Pembangunan Bendungan Randugunting sendiri digarap oleh PT Wijaya Karya-PT Andesmont Sakti (KSO) dengan biaya APBN 2018-2022 senilai Rp880 miliar. Pekerjaannya selesai lebih cepat dari kontrak mengingat tak ada hambatan secara teknis untuk konstruksi dan sosial dalam hal pembebasan lahan.

Selain meresmikan Bendungan Randugunting, Presiden Jokowi juga menandatangani prasasti sebagai tanda rampungnya proyek Embung Kedung Sambi di Desa Klopoduwur, Kabupaten Blora, Jawa Tengah yang dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Kementerian PUPR.

Tak tanggung-tanggung, proyek Embung Kedung Sambi di Desa Klopoduwur yang dimulai sejak 2019 itu memakan biaya hingga Rp18,7 miliar. Embung tersebut punya luas genangan 4,92 hektare.

Nantinya, Embung Kedung Sambi akan menyalurkan air irigasi seluas 30 hektare, penyediaan air baku 7,79 liter/detik, serta berpotensi menjadi kawasan konservasi air dan destinasi agrowisata untuk varietas melon golden aroma.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar