12 Juli 2024
17:07 WIB
Ramai Isu Mark Up Harga Impor Beras, Perusahaan Vietnam Buka Suara
Perum Bulog pastikan isu mark up harga beras tidak benar. Ini juga sejalan dengan pernyataan perusahaan beras Vietnam Tan Long Group yang sebut tak pernah menang tender sejak 2023.
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
Ilustrasi. Buruh pelabuhan menurunkan beras impor asal Vietnam dari kapal kargo di Pelabuhan Malahayati, Kabupa ten Aceh Besar, Aceh, Kamis (5/1/2023). Antara Foto/Ampelsa
JAKARTA - Perum Bulog kembali menegaskan isu penggelembungan atau mark up harga beras impor adalah tidak benar. Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhammad Suyamto menyatakan perusahaan beras asal Vietnam yakni Tan Long Vietnam tidak pernah memberikan penawaran sejak bidding di tahun 2024.
"Perusahaan Tan Long Vietnam yang diberitakan memberikan penawaran beras, sebenarnya tidak pernah mengajukan penawaran sejak bidding tahun 2024 dibuka. Jadi tidak memiliki kontrak impor dengan kami pada tahun ini," kata Suyamto dalam keterangan resminya, Jumat (12/7).
Menurut Suyamto, pernyataan dirinya juga selaras dengan penjelasan Direktur Utama Tap doan Tan Long (TLG) Truong Sy Ba yang mengungkapkan pihaknya tidak pernah memenangkan tender beras Bulog sejak tahun lalu.
Baca Juga: Dilaporkan ke KPK Karena Mark Up Beras Impor, Bapanas Buka Suara
"Dalam sejarah tender beras Bulog, dari tahun 2023 sampai sekarang, kami tidak pernah memenangkan tender langsung apapun dari Bulog," tutur Truong Sy Ba.
Sebagai informasi, pada 22 Mei 2024 lalu, Bulog mengumumkan Loc Troi dan anak perusahaannya berencana untuk menawarkan 100.000 ton beras. Namun di sisi lain, Truong Sy Ba mengatakan jika TLG menawar dengan harga US$15 per ton lebih tinggi, sehingga tidak memenangkan tender.
"Pada bulan Mei kami pernah menawarkan penjualan 100 ribu ton beras dengan harga US$538 per ton harga FOB. Namun, dibandingkan dengan harga perusahaan Loc Troi, harga dari TLG lebih tinggi, sehingga kami tidak jadi ikut," tutur Truong Sy Ba.
Dia juga menambahkan Indonesia membeli beras melalui tender Bulog dengan harga CNF, bukan FOB. Harga CNF dari perusahaan Loc Troi, Thuan Minh, Quang Phat sekitar US$568 per ton atau dengan harga FOB sekitar US$530 per ton.
“Lebih rendah dari penawaran kami sebesar US$538 per ton. Harga FOB kami lebih tinggi US$5 sampai US$8 per ton," imbuh Truong Sy Ba.
Menurut Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Perum Bulog, Sonya Mamoriska, pernyataan dari Tan Long Group telah menjadi klarifikasi terkait dugaan mark up harga beras impor.
Baca Juga: Baru Awal Tahun, Pemerintah Sudah Impor Setengah Juta Ton Beras
Ia menyoroti, jika isu tersebut terus berlanjut tanpa ada fakta yang jelas, maka ke depannya dapat berdampak pada kelancaran pembelian beras Indonesia dari Vietnam hingga akhir tahun 2024. Bahkan bisa saja mempengaruhi hubungan bilateral kedua negara.
"Kami terus menjaga komitmen untuk tetap menjadi pemimpin rantai pasok pangan yang terpercaya sehingga berkontribusi lebih bagi kesejahteraan masyarakat," ucap Sonya.
Saat ini, Perum Bulog telah ditugaskan untuk mengimpor beras dari pemerintah sebesar 23,6 juta ton pada 2024. Selama periode Januari-Mei 2024, jumlah impor telah mencapai 2,2 juta ton. Impor dilakukan Perum Bulog secara berkala dengan melihat neraca perberasan nasional dan mengutamakan penyerapan beras dan gabah dalam negeri.
Hingga akhir Juni, Bulog telah menyerap 800 ribu ton beras dalam negeri dan optimis bisa menyerap 1 juta ton beras, sesui target yang telah ditetapkan.