c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

21 Juni 2025

09:55 WIB

Putin: Rusia, BRICS Sedang Kembangkan Sistem Pembayaran Digital

Sistem pembayaran digital, yang mencakup BRICS Pay dan Brics Bridge, adalah upaya negara-negara anggota BRICS mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran internasional dan dolar AS.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">Putin: Rusia, BRICS Sedang Kembangkan Sistem Pembayaran Digital</p>
<p id="isPasted">Putin: Rusia, BRICS Sedang Kembangkan Sistem Pembayaran Digital</p>

angkapan layar - Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin menyampaikan pidato dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), Jumat (20/6). Antara/Yashinta Difa

ST. PETERSBURG - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Moskow sedang bekerjasama dengan BRICS untuk mengembangkan sistem pembayaran digital lintas negara.

“Terkait sistem pembayaran, kita bekerjasama dengan para mitra dari BRICS. Tentu dibutuhkan pengalaman negara-negara kita khususnya, untuk membangun valuta nasional di bidang digital,” ujarnya ketika berbicara dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF), di St. Petersburg, Jumat (20/6), dilansir dari Antara.

Ia memaparkan Rusia telah merealisasikan proyek percontohan untuk implementasi pembayaran digital, yang mencakup pembukaan dan penutupan rekening, transfer antar-perorangan dan badan hukum, serta pembayaran perdagangan dan jasa.

Putin berharap rubel digital dapat digunakan secara masif, baik oleh pemerintah maupun warga Rusia.

“Saya mohon kepada bank sentral dan pemerintah untuk mempercepat penggunaan rubel digital ini dalam kehidupan sehari-hari,” kata Putin, yang berbicara dalam sesi pleno bersama Presiden Indonesia Prabowo Subianto.

Sistem pembayaran BRICS, yang mencakup BRICS Pay dan Brics Bridge, adalah upaya negara-negara anggota BRICS yang diinisiasi Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan untuk mengurangi ketergantungan pada sistem pembayaran internasional yang ada, seperti SWIFT, serta mata uang dolar AS dalam transaksi lintas batas.

Baca Juga: Deklarasi BRICS, Perluas Pasar Ekspor Indonesia Dan Dukung Industri Keberlanjutan

Indonesia, yang baru bergabung dengan BRICS pada 6 Januari lalu, memiliki potensi memanfaatkan sistem pembayaran ini untuk transaksi perdagangan dan investasi, serta mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar.

Mengutip Sputnik, Putin menggambarkan kuatnya kerja sama BRICS yang ditunjukkan dengan meningkatnya omzet perdagangan di antara negara-negara anggotanya hingga melampaui US$1 triliun.

“Omzet perdagangan bersama antara negara-negara kita telah melampaui US$1 triliun dan terus tumbuh. Semua ini adalah elemen dari platform pertumbuhan global,” kata dia dalam sesi pleno SPIEF.

“Dan semuanya didasarkan pada prinsip-prinsip utama BRICS, yaitu, konsensus, kesetaraan, dan pertimbangan kepentingan satu sama lain,” ujar Putin, menambahkan.

Dia menyebut negara-negara BRICS sedang melaksanakan inisiatif skala besar, termasuk dalam energi nuklir dan robotika.

Putin pun mengeklaim pangsa negara-negara BRICS dalam ekonomi global telah berlipat ganda sejak awal abad ini dan dipastikan akan terus tumbuh.

Dukungan Untuk Indonesia
Sementara itu, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Rusia atas dukungannya terhadap keanggotaan Indonesia dalam BRICS.

"Kami berterima kasih kepada Pemerintah Rusia yang telah mendukung keanggotaan Indonesia dalam BRICS dengan sangat cepat," ujar Prabowo dalam kesempatan yang sama.

Prabowo menyampaikan Indonesia terus berperan aktif dalam hubungan internasional. Selain BRICS, Indonesia juga telah diterima sebagai anggota New Development Bank (NDB) dalam waktu yang relatif singkat.

Presiden pun menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah China dan Pemerintah Afrika Selatan atas dukungan terhadap Indonesia sebagai anggota BRICS, serta kepada mantan Presiden Brasil sekaligus Presiden NDB Dilma Vana Rousseff atas dukungannya kepada Indonesia menjadi anggota NDB.

"Kami meyakini bahwa bersama-sama, BRICS dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap stabilitas dan kemakmuran dunia," ujar Prabowo.

Indonesia secara resmi bergabung dengan BRICS, sebuah organisasi yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan pada 6 Januari 2025. Indonesia menjadi anggota ke-10 dalam BRICS, yang juga mencakup Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

Baca Juga: Ekonom Ungkap Potensi Negatif Dan Peluang Indonesia Gabung BRICS

Adapun Indonesia resmi mengumumkan bergabung dengan NDB pada 25 Maret 2025. NDB merupakan bank pembangunan multilateral yang didirikan oleh negara-negara BRICS untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur dan pembangunan berkelanjutan di negara-negara berkembang.

NDB berfokus pada pembangunan infrastruktur, kemudian pada pembangunan untuk melawan kemiskinan dengan program-program yang mendukung industrialisasi sehingga akan menambah penciptaan lapangan pekerjaan.

Presiden Prabowo menghadiri Saint Petersburg International Economic Forum 2025 di St. Petersburg untuk memenuhi undangan khusus dari Presiden Putin.

Dalam forum ekonomi yang kerap disebut sebagai davos-nya Rusia itu, Presiden Prabowo menjadi salah satu pembicara utama, yang berpidato dalam sesi panel yang sama dengan Presiden Putin, Pangeran Nasser bin Hamad Al-Khalifa dari Bahrain, Wakil Perdana Menteri Tiongkok Ding Xuexiang, dan Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile.

Sesi panel di SPIEF 2025 merupakan agenda terakhir Presiden Prabowo dalam lawatan luar negerinya di St. Petersburg, Rusia, pada tanggal 18—20 Juni 2025.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar