c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

21 Oktober 2025

10:21 WIB

PTBA: China Jadi Best Practice Gasifikasi Batu Bara

Tercerahkan pascakunjungan ke Tiongkok, PT Bukit Asam Tbk bakal lebih serius menggarap proyek gasifikasi batu bara.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">PTBA: China Jadi <em>Best Practice</em> Gasifikasi Batu Bara</p>
<p id="isPasted">PTBA: China Jadi <em>Best Practice</em> Gasifikasi Batu Bara</p>

Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (17/12/2024). AntaraFoto/Nova Wahyudi

JAKARTA - Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PT Bukit Asam Tbk Turino Yulianto mengaku kagum dengan keberhasilan Tiongkok menjalankan proyek gasifikasi batu bara.

Sepulangnya dari lawatan ke Negeri Tirai Bambu, Turino merasa optimis proyek gasifikasi batu bara bisa berjalan mulus di Indonesia. Hal itu ia kemukakan dalam sesi diskusi panel HIPMI-Danantara Indonesia Business Forum 2025.

"Saya baru landing dari China jam 2 pagi untuk melihat pabrik di sana. Saya ingin sampaikan batu bara itu bukan lagi masa lalu, tapi justru masa depan," ujarnya, Senin (20/10).

Negara yang dipimpin Xi Jinping itu, sambung Turino, sudah memulai proyek gasifikasi batu bara nyaris 30 tahun lalu, tepatnya pada 1996. Kala itu, China berhasil mendirikan pabrik pengolahan batu bara menjadi gas.

Baca Juga: PTBA Ungkap Hilal Proyek DME, Siap Groundbreaking Tahun Depan?

"Masa depannya (batu bara) ini di hilirisasi, kita bicara batu bara menjadi energi murah masa depan. Isunya adalah selalu emisi, sedangkan China sudah lakukan ini dari 30 tahun lalu," jabar dia.

Terus berkembang, China pada 2001-2002 juga berhasil meresmikan produk hilir lain dari batu bara, yakni chemical, methanol, olefin, dan lain sebagainya.

Jadi menurutnya, tak perlu diragukan teknologi yang digunakan China untuk menghilirkan komoditas batubara. Teknologi yang mereka gunakan digadang-gadang bisa mendongkrak nilai tambah batu bara 5-10 kali lipat.

"Kenapa China lakukan itu? Karena mereka paham batu bara inilah sumber energi termurah, tinggal bagaimana teknologinya kita implemetasi supaya menghasilkan bentuk lain yang bernilai tambah," sambungnya.

Kisah sukses China pun menjadikan Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) tersebut menjadi lebih serius mendorong proyek hilirisasi batu bara, termasuk menjadi Dimethyl Ether (DME) yang terus didorong oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.

Walau demikian, Turino menjelaskan lawatan Direksi PT Bukit Asam Tbk ke China tak sebatas mencari mitra yang cocok sebagai pengganti Air Products dalam proyek gasifikasi batu bara menjadi DME.

"Tidak spesifik itu (mencari partner), tapi lihat pabrik di sana yang sudah jalan, gasifikasi coal to chemical," tambah dia.

China punya proyek gasifikasi yang agak berbeda dengan peta jalan hilirisasi batu bara Indonesia. Jika Indonesia sejak era Presiden Ke-7 Joko Widodo menargetkan gasifikasi coal to DME, China sudah sejak lama menggarap gasifikasi batu bara menjadi chemical.

"Jadi, chemical itu bisa macam-macam, ada DME, ada metanol, ada polypropylene dan di sana sudah jalan 20-30 tahun lalu. Ini bukan imajinasi, China sudah duluan menjalankan itu dan sekarang ini kompetitif di industri," kata Turino.

Belajar dari China
Sebelumnya, Ketua Komisi XII DPR Bambang Patijaya menilai PT Bukit Asam Tbk harus meniru perusahaan dari negara lain yang sukses menjalankan proyek gasifikasi batu bara.

Dalam sebuah sesi diskusi di tengah gelaran Minerba Convex 2025, Bambang menyebut Tiongkok dapat dijadikan contoh bagi Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) tersebut.

Dia menceritakan beberapa waktu lalu, ada perusahaan asal Negeri Panda yang mempresentasikan proyek gasifikasi batu bara. Perusahaan tersebut, sambung Bambang, sudah melakukan hilirisasi batu bara sejak 15 tahun yang lalu.

Walau begitu, Politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar) itu mengakui ada perbedaan konsep hilirisasi batu bara yang dijalankan perusahaan tersebut. Lain halnya dengan proyek gasifikasi coal to DME milik PTBA yang mandek, perusahaan dari Tiongkok yang menyambangi Indonesia itu punya proyek coal to chemical.

"Jadi, batu bara ini dijadikan cair, dimasukkan ke dalam refinery untuk salah satunya gas sintetis, metanol, dan sebagainya," jabar Bambang, Kamis (16/10).

Baca Juga: PTBA Siapkan Lahan 600 Hektare Untuk Kawasan Hilirisasi Batu Bara

Konsep coal to chemical sendiri tak berbeda jauh dengan petrochemical untuk menghasilkan lini produk yang bervariatif dari satu bahan buku.

"Saya sudah sampaikan kepada Dirut MIND ID agar ini juga dapat dipelajari. Artinya begini, dalam hilirisasi, kita sebaiknya mencontoh negara lain yang sudah lebih maju dan terbukti berhasil," tegas Bambang Patijaya.

Berkaca dari negara-negara yang sukses menjalankan gasifikasi batu bara, Bambang meyakini proyek coal to DME bisa terus dikaji supaya menemukan titik keekonomian yang tepat.

Dengan begitu, gasifikasi batu bara menjadi DME bisa memenuhi ekspektasi pemerintah, yakni mensubstitusi LPG yang impornya terus meningkat dari tahun ke tahun.

"Menurut kami untuk DME ini tidak ada masalah sepanjang kita ubah lagi skema yang sempat dibahas menjadi skema yang lebih murah, dengan teknologi yang lebih efisien dari teknologi sebelumnya," tandas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar