c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

16 November 2024

09:11 WIB

Proyek Interkoneksi Sumatra-Jawa Dimulai 2-3 Tahun Mendatang

Proyek interkoneksi Sumatra-Jawa untuk menghubungkan sumber energi bersih dan pusat beban, dan mempercepat transisi energi.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Proyek Interkoneksi Sumatra-Jawa Dimulai 2-3 Tahun Mendatang</p>
<p id="isPasted">Proyek Interkoneksi Sumatra-Jawa Dimulai 2-3 Tahun Mendatang</p>

Ilustrasi. Pekerja melakukan perawatan rutin di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) transmisi Jawa bagian timur dan Bali di Kota Kediri, Jawa Timur. ANTARAFOTO/Prasetia Fauzani

JAKARTA - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi menyatakan pemerintah tengah berupaya untuk mempercepat transisi ke energi bersih, salah satunya dengan membangun interkoneksi listrik Sumatra-Jawa.

Saat berbicara dalam sebuah diskusi yang digelar di sela-sela konferensi iklim COP29, di Baku, Azerbaijan, Jumat (15/11), Eniya mengatakan salah satu tantangan utama dalam mencapai target transisi energi adalah keterbatasan infrastruktur interkoneksi antarpulau.

Ia menyebut Sumatra, misalnya, memiliki potensi besar untuk menghasilkan listrik dari tenaga air. Namun, potensi tersebut dinilai belum dapat dimanfaatkan secara optimal, karena tidak adanya jaringan transmisi yang menghubungkan Sumatra dengan pusat-pusat beban di Jawa.

Baca Juga: PLN Gunakan Green Supergrid Atasi Mismatch Supply Demand EBT

“Kami akan memulai dalam 2-3 tahun ke depan, akan ada interkoneksi antara Sumatra dan Jawa,” katanya dalam diskusi, dikutip dari Antara.

“Interkoneksi antara Kalimantan dan Sulawesi juga diperlukan, tidak hanya antarpulau, tetapi juga di dalam pulau itu sendiri. Kami masih perlu interkoneksi di dalam pulau,” ujar dia lagi.

Eniya mengatakan Indonesia membuka peluang investasi lebih dari US$30 miliar hingga tahun 2030 hanya untuk pengembangan infrastruktur energi bersih. Fokus utama adalah membangun interkoneksi antar pulau untuk menghubungkan sumber energi terbarukan dengan pusat-pusat industri.

Pemerintah, kata dia pula, juga akan memanfaatkan skema pembiayaan campuran untuk menarik lebih banyak investor.

Eniya menambahkan dalam peta jalan transisi energi, batu bara masih akan menjadi bagian dari bauran energi nasional, mengingat batu bara masih menjadi sumber energi utama dalam menjaga keandalan sistem kelistrikan nasional.

Baca Juga: Bahlil Minta PLN Fokus Bangun Jaringan Transmisi

Menurut data Kementerian ESDM, pada 2023, persentase bauran energi tertinggi masih didominasi batu bara (40,46%), minyak bumi (30,18%), gas bumi (16,28%), EBT (13,09%). Prosentase energi baru terbarukan (EBT) meningkat 0,79% sehingga menjadi 13,09% pada tahun 2023. Namun, realisasi tersebut masih di bawah target yang ditetapkan sebesar 17,87%.

Hingga semester I tahun 2024, realisasi bauran energi dari EBT mencapai 13,93%, dan ditargetkan akhir tahun ini mencapai 19,5% listrik dari EBT.

Eniya menambahkan, pemerintah berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada batu bara secara bertahap dan menggantinya dengan gas alam.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar