25 Oktober 2025
12:49 WIB
Proyek Ekspansi QRIS BI: Vietnam, Arab Saudi, India Masuk Radar Next Pipeline
BI memaparkan alasan Vietnam, Arab Saudi dan India prospektif dan masuk pipeline untuk ekspansi QRIS.
Penulis: Khairul Kahfi
Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Himawan Kusprianto. ValidNewsID/Khairul Kahfi
BUKITTINGGI - Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Himawan Kusprianto mengungkapkan, sejumlah negara masuk radar QRIS, untuk makin meningkatkan cakupan pembayaran digital buatan RI ini.
Paling dekat, dia menyampaikan, penjajakan QRIS antarnegara dengan Vietnam merupakan peluang yang tak bisa dikesampingkan. Pasalnya, BI melihat pergerakan wisatawan antar kedua negara yang kian intens, yang menjadi syarat paling dasar penjajakan awal QRIS.
“Kami melihat, Vietnam juga banyak wisatawan kita, seperti Gen-Z kita jalan-jalan ke Vietnam, juga banyak orang Vietnam mungkin banyak ke sini karena sudah mulai banyak taksi Vietnam,” katanya dalam agenda pelatihan wartawan di Bukittinggi, Jumat (24/10).
Meski begitu, BI belum memasukkan Vietnam ke dalam pipeline QRIS yang akan digarap dalam waktu dekat. Pihaknya pun akan mulai mempersiapkan dahulu infrastruktur dasar keuangan RI-Vietnam secara bertahap, seperti Structure Bilateral Cooperation (SBC).
“Tapi paling tidak, itu (QRIS cross border) di angan-angan kami juga sudah arah ke sana. Kami melihat (QRIS) Vietnam prospektif,” ucapnya.
Baca Juga: BI Muluskan Penggunaan QRIS Jepang; China-Korsel Segera Meluncur
Kemudian, BI juga mengungkap cakupan QRIS dapat berlaku di India, yang bahkan pembicaraannya secara industri sudah mulai berjalan. Walaupun, Himawan tidak memberikan keterangan lanjutan berkaitan QRIS dengan India.
Selanjutnya, pihaknya terang-terangan sudah mulai membuka diskusi penerapan QRIS dengan Arab Saudi. Alasannya jelas, basis pergerakan jemaah haji-umrah RI yang cukup besar secara tahunan. Gambaran saja, rata-rata jumlah jemaah haji dan umrah per tahun masing-masing sekitar 1,83 juta jemaah dan 1,18 juta jemaah.
“Tapi memang masih mencoba diskusi awal banget, belum secara formal mencoba menjajaki… belum ada pembicaraan secara technicality. Basisnya apa? Kalau Arab, ya memang jemaah kita aja banyak di sana,” jelasnya.
Baca Juga: Android Sudah Bisa QRIS Tap, Apple Kapan? Gini bocoran BI
BI juga tidak melepas peluang untuk menyisipkan QRIS ke dalam implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA) dan RI-Kanada (ICA CEPA) yang baru-baru ini diteken.
Hanya saja, sebelum menuju teknis lebih jauh, RI dengan Uni Eropa maupun Kanada harus bisa membuktikan pergerakan ekonomi yang menguntungkan seiring waktu ke depan. Karenanya, target penjajakan QRIS dengan UE maupun Kanada masih jauh.
“Enggak tahu nanti, kalau memang sudah banyak orang jalan-jalan ke Kanada, orang Indonesia jalan-jalan ke Kanada, mungkin kita akan jajaki juga. Tapi yang jelas pelan-pelan (dipantau),” sebutnya.
Terpenting, Indonesia mesti bisa meningkatkan kredibilitas ekonomi dengan Uni Eropa maupun Kanada seiring waktu. “(Jadi) kalau (QRIS) Kanada memang belum ada sampai saat ini, analisa pun belum, karena kita masih fokus yang dekat-dekat,” katanya.