17 Juli 2023
08:36 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral terus mempercepat pembangunan pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I ruas Semarang-Batang yang sudah dimulai sejak Mei 2022 silam.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji lewat keterangan tertulisnya menyampaikan saat ini progres pembangunan pipa transmisi gas bumi Cisem Tahap I telah mencapai 96%.
"Selanjutnya, pemerintah akan melanjutkan pembangunan pipa gas Cisem Tahap II (ruas Batang-Kandang Haur Timur) setelah pembangunan pipa Cisem Tahap I rampung seluruhnya," ujar Tutuka, Minggu (17/7).
Baca Juga: Pembangunan Pipa Cisem Tahap I Senilai Rp1,17 T Dimulai
Dia menambahkan, pemanfaatan pipa gas Cisem Tahap I telah dinantikan oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dengan proyeksi kebutuhan gas-nya mencapai 39,42 MMSCFD dari 26 perusahaan hingga tahun 2026, Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang dengan proyeksi kebutuhan 25,83 MMSCFD dari 14 perusahaan hingga 2028.
"Pemanfaatannya dinanti oleh KEK Kendal, KIT Batang, dan kawasan industri lain di sepanjang jalur pipa transmisi Cisem Tahap I," tambahnya.
Sementara untuk pasokan gas, Tutuka menjelaskan nantinya akan berasal dari Jamabran Tiung Biru dan lapangan gas yang dikelola oleh Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
"Belum lagi di utara Bali dan Lombok ada cadangan migas yang besar (WK Agung I dan II). Jadi diharapkan kalau sudah berkembang, 10 tahun lagi bisa menggunakan gas dari lapangan tersebut," kata dia.
Baca Juga: PT PP Garap Pipa Transmisi Gas Bumi Senilai Rp1,17 Triliun
Kemudian untuk pembangunan pipa gas Cisem Tahap II ruas Batang-Kandang Haur Timur, direncanakan mulai pada tahun 2024 dengan biaya Rp3,3 triliun.
Saat ini, progresnya sampai pada tahap penyelesaian dan dimasukkan dalam APBN dengan skema multiyears contract 2024-2025, dengan proses lelang akan dilakukan akhir 2023 ini.
Pipa transmisi gas bumi Cisem, sambungnya, merupakan solusi peningkatan aksesibilitas gas bumi yang sebagian besar berasal dari Jawa Timur supaya bisa sampai ke kawasan Jawa Tengah.
Setelah pipa gas Cisem Tahap I dan II rampung, pemerintah punya rencana pembangunan ruas pipa transmisi Dumai-Sei Mangkei yang membentang sepanjang 400 km. Dengan begitu, gas yang berlebih di Jawa Timur bisa disalurkan ke arah barat, hingga ke Arun.
"Nanti jika ruas Dumai-Sei Mangke selesai, gas yang kelebihan di Jawa Timur bisa ditransfer ke Jawa Barat, bahkan sampai Arun," ungkap Tutuka.
Dengan pembangunan pipa transmisi menggunakan biaya APBN, Tutuka berharap harga jual gas bisa lebih murah mengingat toll-fee yang rendah.
Artinya, industri bisa membeli gas dengan harga yang lebih murah yang kemudian bisa berdampak pada tumbuhnya perindustrian.
"Kalau gas murah, industri membeli gas harga yang murah, sehingga juga membantu menumbuhkan industri itu. Diharapkan juga nanti harga gas yang sampai ke masyarakat juga bisa lebih murah kalau sudah ada infrastruktur," tandasnya.