c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

07 April 2025

18:24 WIB

Presiden Prabowo Sebut Proyek Strategis Untuk Perluas Kemandirian Pangan

Berbagai program strategis seperti cetak sawah, distribusi pupuk, teknologi pertanian, dan koperasi desa untuk memperluas kemandirian pangan sekaligus menjaga harga.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Presiden Prabowo Sebut Proyek Strategis Untuk Perluas Kemandirian Pangan</p>
<p id="isPasted">Presiden Prabowo Sebut Proyek Strategis Untuk Perluas Kemandirian Pangan</p>

Tangkapan layar -:Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri kegiatan panen raya serentak 14 provinsi dari Majalengka, Provinsi Jawa Barat, Senin (7/4/2025). ANTARA/Livia Kristianti

MAJALENGKA – Pemerintahakan terus menjalankan berbagai program strategis seperti cetak sawah, distribusi pupuk, teknologi pertanian, dan koperasi desa untuk memperluas kemandirian pangan sekaligus menjaga harga.

“Saya ingin jadi Presiden yang berhasil menjaga harga pangan. Saya ingin rakyat kita menikmati protein yang cukup, harga yang terjangkau. Kita ingin desa punya gudang, cold storage, apotek murah, dan truk pengangkut hasil panen. Kita ingin petani hidup makmur,” ujar Presiden Prabowo Subianto di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Hal itu disampaikan Prabowo saat memimpin panen raya serentak di 157 kabupaten/kota yang tersebar di 14 provinsi.

Empat belas provinsi utama seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Yogyakarta, Sumatera Selatan, Aceh, Lampung, Sumut, Kalbar, Kalteng, Kalsel, NTB, dan Sulsel tercatat menyumbang hampir 91,42% produksi nasional bulan ini.

Baca Juga: Hampir Puncak Panen Raya, Bulog Baru Serap 10% Panen Padi-Gabah

Dengan luas panen 1,43 juta hektare dan produksi 7,89 juta ton GKG, wilayah ini menjadi tulang punggung produksi nasional. Jawa Timur menjadi penyumbang terbesar, disusul Jawa Barat dan Jawa Tengah. Di luar Pulau Jawa, kontribusi tertinggi berasal dari Sulsel, Lampung, dan NTB.

Data Kerangka Sampel Area (KSA) BPS mencatat pada April 2025, potensi luas panen nasional mencapai 1.595.583 hektare, dengan estimasi produksi sebesar 8.631.204 ton gabah kering giling (GKG) atau setara 4,97 juta ton beras. Secara kumulatif, produksi Januari–April 2025 tercatat 13.948.785 ton GKG, angka tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.

Prabowo menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya terhadap capaian ini, yang menurutnya merupakan hasil dari kerja keras para petani serta sinergi lintas sektor. Ia juga menekankan bahwa keberhasilan ini bukan semata capaian teknis, namun juga keberhasilan moral dan sosial.

“Saya ingin sampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang telah bekerja keras, para Menteri, Panglima TNI, Kapolri, jajaran pemerintah, dan tentu saja para petani. Saudara-saudara petani adalah tulang punggung bangsa. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI,” tegas Presiden Prabowo.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyatakan kebahagiaannya karena pada Ramadan dan Idulfitri tahun ini, harga-harga pangan terkendali, stabil, dan terjangkau. Ia menilai keberhasilan ini merupakan buah dari kerja nyata seluruh jajaran pemerintahan dan para petani di seluruh pelosok negeri.

“Banyak negara saat ini kekurangan beras, harga pangan menjulang. Bahkan di negara terkaya sekalipun, telur langka. Tapi kita, Alhamdulillah, sekarang ekspor telur dan harganya turun. Ini berkat kerja keras semua pihak. Ini hasil kebijakan yang masuk akal dan kesungguhan kita untuk membela rakyat,” tambah Presiden.

Baca Juga: Zulhas Optimistis RI Tak Impor Beras Lagi Sampai Tahun Depan

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang hadir mendampingi Presiden menyampaikan bahwa keberhasilan ini adalah hasil dari kebijakan yang tepat dan keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian.

Kebijakan itu antara lain harga harga gabah sebesar Rp6.500 per kilogram. Selain itu, distribusi pupuk yang lebih sederhana.

Ia menambahkan, sebelumnya distribusi pupuk memerlukan tanda tangan dari 12 menteri, 38 gubernur, dan 500 wali kota/bupati. Namun kini, berkat Instruksi Presiden yang ditandatangani, pupuk dapat langsung disalurkan dari pabrik ke kelompok tani (Gapoktan).

“Ini betul-betul revolusi sektor pertanian, Bapak Presiden. Kemudian program pompanisasi telah meningkatkan produksi padi di Pulau Jawa sebesar 2,8 juta ton di saat krisis El Nino. Alhamdulillah produksi kita meningkat. Menurut data dari BPS, terjadi peningkatan produksi sebesar 52% pada Januari, Februari, dan Maret,” lanjutnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar